Selasa, 13 Desember 2011

METAMORFOSIS SANG NABI 1


SANG NABI

Lahir kedunia seorang anak yatim
di pedalaman padang tandus,
jauh dari  peradapan dan  sangat terbelakang.
Kerasnya kehidupan padang pasir
menjadikanya kuat bertahan
membentuknya dekat dengan alam sejak kecil
ia di gembleng untuk menjadi dirinya sendiri.

Muhammad sang Nabi,
adalah seorang ummi yang di pilih Allah
untuk menjadi cahaya,
bagi peradaban ummat manusia.
Allah yang mengajarinya,
Allah pula yang membimbingnya,
Allah membentuknya,
menjadi seorang manusia paripurna.
Tugas utamanya menyampaikan risalah
untuk menyalamatkan manusia
dari keserakahan angkara murka.

Dialah sang Guru,
yang tak pernah menyebut dirinya guru.
Berangkat dari dari seorang buta huruf
ia menjadi ilmuan jenius.
Dia sang penyelamat,
yang selalu  berfikir untuk umat,
hidupnya sangat sederhana,
jauh dari kemewahan.
Dialah sang Ayah,
suri tauladan bagi anak-anaknya
dan suami yang sangat santun kepada istri.

Dia jugalah sang Panglima,
Yang pantang menyerah di medan laga.
Saat orang-orang kafir beringas,
Menebaskan pedang berlumuran darah.
Dia adalah kepala negara,
yang sangat peduli kepada rakyat,
 saat umat butuh seorang pemimpin,
 yang jauh dari keserakahan.
Muhammad adalah sahabat,
bagi siapa saja yang ingin perjalanan hidupnya,
berakhir di pangkuan ilahi robbi,
Dzat yang begitu dekat.
Maka Allah dan para malaikat pun,
menyampaikan shalawat kepada sang nabi,
penutup seluruh umat.

Dialah saksi atas segala umat di padang mahsyar,
saat malaikat berkitaran di sekitar Arsy Allah.
Ilmu yang visinya jauh kedepan,
buah pergulatan bathin bersama jibril,
sang malaikat,
 Allah menugasi untuk selalu mendampingi,
agar ia belajar memahami ayat-ayat,
yang terhampar di seluruh ufuk langit dan bumi,
dan yang ada di dalam dirinya.
Dialah manusia sejati,
yang pantas untuk kita teladani,
saat seluruh umat telah kehilangan hati nurani.


METAMORFOSIS SANG NABI

A. KONTRADIKSI NABI YANG UMMI

SUATU ketika, seusai mengisi acara di sebuah stasiun televisi, saya menerima SMS dari nomer yg tidak dikenal. "Umat Islam ini aneh", katanya. "Lha wong nabinya buta huruf, kok pengikutnya bermimpi menjadi umat teladan dan menjadi pemimpin dunia".

Saya tersenyum membaca sms itu. Tidak tersinggung, apalagi emosi. Saya cuma berpikir, agaknya si pengirim tidak tahu siapa Nabi Muhammad, yg oleh orientalis Barat Michael H Heart dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di antara seratus tokoh dunia. Bahkan mengalahkan Newton dan Einstein, yg ilmuawan legendaris, di urutan kedua dan kesepuluh.

Tapi di sisi lain, saya juga merasakan suasana yg kontradiktif di hati pengirim sms itu. Ia agaknya terheran-heran dan merasa janggal dengan kebutahurufan Rasulullah SAW. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa seorang yg disebut-sebut buta huruf bisa memiliki pengikut dan umat yg sekarang mencapai sekitar 1,3 miliar di seluruh dunia. Bahkan menjadi seorang pemimpin paling berpengaruh di antara seratus tokoh dunia. Bahkan mengalahkan Isacc Newton dan Albert Einstein, yg ilmuawan legendaris, di urutan kedua dan kesepuluh.

Tapi di sisi lain, saya juga merasakan suasana yg kontradiktif di hati pengirim sms itu. Ia agaknya terheran-heran dan merasa janggal dengan kebutahurufan Rasulullah SAW. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa seorang yg disebut-sebut buta huruf bisa memiliki pengikut dan umat yg sekarang mencapai sekitar 1,3 miliar di seluruh dunia. Bahkan menjadi seorang pemimpin negara yg disegani di dunia pada zamannya. Dan kemudian meletakkan dasar-dasar sistem berbangsa dan bernegara yg menjadikan umat Islam berjaya selama ratusan tahun sampai abad pertengahan.

Yang juga mengherankan, Rasul yg buta huruf itu meninggalkan warisan berupa sebuah kitab bertulis yg sangat agung dan terjaga keotentikannya sampai kini. Meskipun waktu sudah berlalu hampir 1500 tahun, tidak ada perubahan sedikitpun di dalamnya. Ada keanehan, masak seorang yg buta huruf justru mengajarkan dan mewariskan kitab bertulis yg sangat tinggi nilai sastranya, dan bahkan berisi ilmu pengetahuan serta tatanan hidup yg sangat maju dan modern.

Saya tiba-tiba teringat kawan saya yg memang masih bingung tentang ke-BUTA HURUF-an Nabi Muhammad SAW. "Sebenarnya, Nabi Muhammad itu buta huruf atau tidak sih?" tanyanya suatu ketika.

Banyak orang mengatakan bahwa Nabi buta huruf aliar UMMI, tetapi menurutnya itu tidak masuk akal. Kok aneh ya, orang secerdas Nabi Muhammad tidak bisa baca tulis?
Padahal, untuk bisa baca-tulis Al Qur'an itu kan tidak sulit? Bahkan kini banyak kursus-kursus baca Al Qur'an yg menjanjikan kepada seseorang yg sama sekali tidak bisa baca tulis, menjadi bisa hanya dalam waktu beberapa jam saja. "Masak sih Nabi Muhammad nggak bisa baca tulis?" gumamnya lagi, tidak percaya.

Masalahnya, kawan saya ini sangat sering menerima informasi dari sekitar bahwa Rasulullah adalah Nabi yg UMMI alias buta huruf. Dalam berbagai ceramah dan pengajian yg pernah dihadirinya, kebanyakan
ustadz menyampaikan bahwa Nabi adalah buta huruf. Sehingga akhirnya, ia menerima saja pendapat tentang buta hurufnya sang Nabi itu. Meskipun di dalam hatinya ia merasa tidak puas.

Di kali lain, saya sholat Jum'at di sebuah masjid besar di dekat rumah. Pembicaranya adalah seorang mubaligh yg juga seorang doktor. Ia bercerita tentang bagaimana hebatnya sang Nabi dalam masa pemerintahannya di Madinah. Beliau memiliki puluhan staf ahli - yang dalam pemerintahan modern setara dengan menteri dalam kabinet. Ada staf ahli di bidang keuangan, bidang perekonomian, pertahanan dan militer, sampai pada sekretaris negara dan pemerintahan. Bahkan juga sekretaris khusus dalam bidang penyusunan wahyu yg beliau terima selama masa kerasulan, untuk dijadikan sebuah kitab yg sistematis. Penyusunan kitab Al Qur'an itu langsung di bawah pengawasan beliau.

Di akhir sholat Jum'at itu dibuka sebuah forum tanya jawab. Dan lagi-lagi, ada yg bertanya tentang ke-UMMI-an Rasulullah. "Benarkah Rasulullah buta huruf?" tanya
seorang jama'ah kepada sang Khotib. Bagaimana mungkin seorang yg UMMI bisa melakukan semua itu. Bahkan mengawasi proses penyusunan Al Kitab secanggih Al Qur'an.

Sang Doktor itu menjawab, bahwa ia termasuk orang yg meyakini Nabi Muhammad bukanlah Nabi yg UMMI. Apalagi buta huruf. Terlalu banyak data yg memberikan bukti bahwa sang Nabi tidaklah UMMI. Di antaranya, pada saat beliau menjadi pemimpin negara Islam di Madinah, Rasulullah sering berkirim surat kepada pemimpin-pemimpin negeri tetangga agar mereka masuk islam. Surat-surat itu bertanda tangan dan berstempel Muhammad.

Sayangnya jawaban itu belum memuaskan si penanya, karena di sejumlah ayat Al Qur'an , ia menemukan, Allah menyebut Nabi Muhammad sebagai Nabi yg UMMI. Maka, belum jelas betul benang merahnya: bagaimana Nabi yg oleh Al Qur'an disebut sebagai nabi yg UMMI itu ternyata memiliki bukti-bukti sejarah yg mengarah kepada kesimpulan: beliau sebenarnya tidak UMMI.

Dalam waktu yg hampir bersamaan, saya diundang untuk berbicara dalam
acara peringatan maulid Nabi di sejumlah kota. Maka, saya pun terinspirasi untuk mencari kejelasan informasi tentang nabi yg kita cintai: benarkah beliau UMMI? Ataukah sebaliknya, adalah seorang ilmuwan yg jenius dalam berbagai bidang kehidupan?

Saya telusuri berbagai sumber informasi. Dan hasilnya sungguh sangat menarik. Saya memperoleh kesimpulan bahwa Nabi Muhammad memang seorang UMMI, tetapi tidak selamanya. Karena kemudian beliau telah bermetamorfosis menjadi seorang ilmuwan, negarawan, dan
‎pemimpin umat yg sangat jenius. Bagaimana ceritanya? Semuanya saya tuangkan dalam buku ini.

Selamat menikmath. Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi lebih paham tentang betapa hebatnya sang Rasul Muhammad SAW, yg Allah dan para malaikat pun menyampaikan sholawat kepadanya.

ALLAHUMMA SHOLLI WASALLIM WABARIK 'ALA MUHAMMAD WA'ALIHI WA ASHABIHI AJMA'IN.

Surabaya, April 2008 M / Rabi'ul Awwal 1429 H


Salam penulis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar