“BUNDA, MAAFKAN AKU”
by El Ghibran on Thursday, 01 September 2011 at 20:24
Bunda,
Tahun lalu di bulan ini,
saat itu di waktu kini,
Aku masih bisa mencium tanganmu,
menatap wajah tuamu,
Meminta maaf atas segala salah dan dosaku,
Berterima kasih atas semua jasa-jasamu,
yg telah membearkan,
dan mencetakku seperti sekarang.
Kini...,
aku hanya bisa mengenangmu,
lewat masa-masa itu,
perjalanan sakitmu selama 7 bulan,
perjalananmu manghadap sang MAHA CINTA,
telah mengajarkanku sebuah kesabaran,
betapa berat merawatmu,
menguji ke ikhlasanku,
mengukur kesabaranku.
Maafkan aku Bunda,
karena terkadang,
aku tak bisa sabar merawatmu,
terkadang aku merasa jemu,
bosan dan jengkel,
dengan sikap Bunda yang tidak aku mengerti,
padahal aku tahu,
itu tak lebih dari ujian untukku Bunda,
apakah aku bisa membalas kebaikanmu,
dengan SURGA,
atau sebaliknya NERAKA
yang aku tempuh di hadapan ALLAH,
karena hanya DIA-lah yang lebih tahu,
penilaian hatiku yang sebenarnya.
Ada pepatah yang mengatakan,
”orang tua yang sudah lanjut
ibarat Al Qur’an yang sudah rusak,
di baca tidak bisa,
tapi dibiarkan berserakan,
dan di sia-siakan, berdosa”
Bunda,
inilah kali pertama,
dan juga yg terakhir aku mencium pipimu bunda
aku ingin Bunda tenang di sana,
aku berharap Bunda ikhlas di sana
dengan semua kesalahanku.
Saat bunda tertidur lelap,
kucium pipimu dengan rasa ikhlas,
dan haru, penuh rasa penyesalan
karena tak pernah aku mencium Bunda selama hidupku,
kecuali kali ini.
Saat Bunda NAZA’,
itulah saat yang paling membuatku merasa bersalah
dalam merawat Bunda
selama 7 bulan ini,
atas ketidak sabaranku.
Selamat jalan Bunda,
semoga bunda damai disisi-Nya
dengan senyum indah dalam kasih sayang-Nya.
MAAFKAN AKU BUNDA
yg tak bisa mebalas jasa baikmu
Aku, anakmu
el_Ghibran !
Suramadu_31082011
Tahun lalu di bulan ini,
saat itu di waktu kini,
Aku masih bisa mencium tanganmu,
menatap wajah tuamu,
Meminta maaf atas segala salah dan dosaku,
Berterima kasih atas semua jasa-jasamu,
yg telah membearkan,
dan mencetakku seperti sekarang.
Kini...,
aku hanya bisa mengenangmu,
lewat masa-masa itu,
perjalanan sakitmu selama 7 bulan,
perjalananmu manghadap sang MAHA CINTA,
telah mengajarkanku sebuah kesabaran,
betapa berat merawatmu,
menguji ke ikhlasanku,
mengukur kesabaranku.
Maafkan aku Bunda,
karena terkadang,
aku tak bisa sabar merawatmu,
terkadang aku merasa jemu,
bosan dan jengkel,
dengan sikap Bunda yang tidak aku mengerti,
padahal aku tahu,
itu tak lebih dari ujian untukku Bunda,
apakah aku bisa membalas kebaikanmu,
dengan SURGA,
atau sebaliknya NERAKA
yang aku tempuh di hadapan ALLAH,
karena hanya DIA-lah yang lebih tahu,
penilaian hatiku yang sebenarnya.
Ada pepatah yang mengatakan,
”orang tua yang sudah lanjut
ibarat Al Qur’an yang sudah rusak,
di baca tidak bisa,
tapi dibiarkan berserakan,
dan di sia-siakan, berdosa”
Bunda,
inilah kali pertama,
dan juga yg terakhir aku mencium pipimu bunda
aku ingin Bunda tenang di sana,
aku berharap Bunda ikhlas di sana
dengan semua kesalahanku.
Saat bunda tertidur lelap,
kucium pipimu dengan rasa ikhlas,
dan haru, penuh rasa penyesalan
karena tak pernah aku mencium Bunda selama hidupku,
kecuali kali ini.
Saat Bunda NAZA’,
itulah saat yang paling membuatku merasa bersalah
dalam merawat Bunda
selama 7 bulan ini,
atas ketidak sabaranku.
Selamat jalan Bunda,
semoga bunda damai disisi-Nya
dengan senyum indah dalam kasih sayang-Nya.
MAAFKAN AKU BUNDA
yg tak bisa mebalas jasa baikmu
Aku, anakmu
el_Ghibran !
Suramadu_31082011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar