Sungguh aku enggan menyapa.
Berandamu penuh mutiara.
Sedang diriku kumal penuh noda.
Kakiku pun dengan alas seadanya.
Berandamu penuh mutiara.
Sedang diriku kumal penuh noda.
Kakiku pun dengan alas seadanya.
Aku mematung dalam pangkuan senja.
Meronta dalam dekapan putus asa.
Inginya aku lepas patung sengsara.
Tetapi daya tak lagi kuasa.
Meronta dalam dekapan putus asa.
Inginya aku lepas patung sengsara.
Tetapi daya tak lagi kuasa.
Senja pun terbenam, aku masih terdiam.
Menelisik harap dalam pekat malam.. aku bersimpuh, tengadah 10 jari.
Dalam peraduan kekuasaan Ilahi.
Menelisik harap dalam pekat malam.. aku bersimpuh, tengadah 10 jari.
Dalam peraduan kekuasaan Ilahi.
Simpuhku tanpa keluh.
Hanya setetes bening terjatuh.
Kristal-kristal ini melai runtuh.
Kala rasa tak jua tersentuh, aku mulai luruh.
Hanya setetes bening terjatuh.
Kristal-kristal ini melai runtuh.
Kala rasa tak jua tersentuh, aku mulai luruh.
Andai bintang seindah purnama.
Mungkin aka aku ukir sebuah nama.
Tapi bintang tetaplah bintang.
Tak terlihat dikala malam terang oleh sinar rembulan.
Mungkin aka aku ukir sebuah nama.
Tapi bintang tetaplah bintang.
Tak terlihat dikala malam terang oleh sinar rembulan.
Andai bintang seindah purnama.
Mungkin aku akan mengukir sebuah cerita.
Tetapi ia tetaplah bintang.
Tersembunyi kala purnama datang.
Mungkin aku akan mengukir sebuah cerita.
Tetapi ia tetaplah bintang.
Tersembunyi kala purnama datang.
Andai bintang seindah purnama.
Mungkin rasaku tak akan tersia-sia.
Apa lagi sampai kecewa.
Namun bintang tetaplah bintang.
Dan tak akan pernah menjadi purnama.
Yang bisa engkau kagumi dan engkau puja.
Mungkin rasaku tak akan tersia-sia.
Apa lagi sampai kecewa.
Namun bintang tetaplah bintang.
Dan tak akan pernah menjadi purnama.
Yang bisa engkau kagumi dan engkau puja.
Aku mencoba berdiri, meski dengan tertatih.
Setetlah terjatuh untuk kesekian kalinya.
Setetlah terjatuh untuk kesekian kalinya.
Yah....aku harus berdiri. Meski diatas kaki yg tak lagi kokoh.
Aku akui aku memang rapuh tanpamu.
Ego ini yg menghalangiku memintmu kembali.
Namun, telah aku buang sebagai bukti ku menyayangimu.
Aku akui aku memang rapuh tanpamu.
Ego ini yg menghalangiku memintmu kembali.
Namun, telah aku buang sebagai bukti ku menyayangimu.
Dan nyatanya egomu yg tak bisa menerimaku kembali.
Karena telah terlanjur menyerah.
Serta menyalahi semua janji dan sayangmu sendiri.
Karena telah terlanjur menyerah.
Serta menyalahi semua janji dan sayangmu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar