Ibnu SINA (370/428H), yg di dunia barat dikenal dg AVECINA adlah se-org ILMUWAN terkemuka di zamannya. Di samping sbg FILOSOF & pemikir dia se-org DOKTER handal. Dia meninggalkan 276 buah karya tulis dlm bentuk buku & hasil penelitian dlm bbg ilmu dr FILSAFAH, LOGIKA, SASTRA, FALAK, FISIKA, KIMIA, BIOLOGI sampai MUSIK. Salah satu karya tulisx yaitu "AL QONUN" yg merupakan MASTER PIECE dlm ilmu kedokteran selama ber-abad2 & tlah diterjemahkan ke dlm bbg bhs. Edisi latinx tlah dicetak 31 pd abad ke XV & XVI dan diajarkan di bbg perguruan tinggi d eropa sampai akhir abad k XVIII.
Demikian hebatnya Ibnu SINA, sampai pd suatu hari se-org murid setixa yg tlah ber-tahun2 tinggal bersamax mengajukan sbuah pertanyaan yg mengejutkan " GURU, kbesaran nama anda tlah trmasyhur ke sgala pnjuru dunia, mengapa guru tdk menyatakan diri sbg NABI..?"
Ibnu SINA diam tdk menjwb dg sepatah katapun. Sampai pd suatu malam yg dingin menjelang fajar, Ibnu SINA yg dlm keadaan kurang sehat membangunkan murid setiax & memintax utk mengembalikan segelas air putih. Dlm keadaan ter-kantuk2 si murid menjawab, "Apakah d pg buta ini guru akan minum air dingin..? Bukankah itu akan menambah parah sakit guru?
Ibnu SINA trsenyum mendengar jwbanx, kemudian mengajakx diruang tamu. Bersamaan dg itu d mesjid trdengar MUADZIN mengumandangkan adzan subuh dg suara yg jernih.
"Anakku, inilah jawaban atas pertanyaanmu bbp wkt yg lalu". "Maksud guru bagaimana..?". "Kamu mendengar suara adzan itu..?". "Iya guru saya mendengar". "Nabi kita Rasulullah SAW tlah wafat IV abad yg lalu. Tapi nama beliau msh diseru dan ajaranx tetap dipegang teguh, di pagi buta ini umat ISLAM bangkit utk melawan rasa kantuk & hawa dingin yg mencekam & dg hati yg tulus tanpa rasa enggan brgegas ke mesjid melaksanakan ajaran Rosulullah.
"Anakku itulah Nabi yg sejati..! Sedangkan aku, apalah artix diriku ini dibandingkan dg beliau, sangat jauh sekali tdk ada apa-apanya, muridku yg paling setiapun enggan melaksanakan perintahku, pd hal aku msh segar bugar & ada dihadapannya, dan yg paling ironis diapun memberikan nasehat kpd ku ttg kesehatan, pd hal dia tahu bhw aku ini dokter ahli yg tak ada tandingannya. Maka bagaimana mgk aku mengaku diri sbg NABI..?" Jawab Ibnu SINA.
Setelah mendengar penjelasan Ibnu SINA dia ter-mangu2 lantas menunduk dalam sekali merenungi kekhilafannya.
note: EL WARDAH cetakan th 1995
Suramadu. Oct 23, 2010. 06:46 am
el_Ghibran !
.
Demikian hebatnya Ibnu SINA, sampai pd suatu hari se-org murid setixa yg tlah ber-tahun2 tinggal bersamax mengajukan sbuah pertanyaan yg mengejutkan " GURU, kbesaran nama anda tlah trmasyhur ke sgala pnjuru dunia, mengapa guru tdk menyatakan diri sbg NABI..?"
Ibnu SINA diam tdk menjwb dg sepatah katapun. Sampai pd suatu malam yg dingin menjelang fajar, Ibnu SINA yg dlm keadaan kurang sehat membangunkan murid setiax & memintax utk mengembalikan segelas air putih. Dlm keadaan ter-kantuk2 si murid menjawab, "Apakah d pg buta ini guru akan minum air dingin..? Bukankah itu akan menambah parah sakit guru?
Ibnu SINA trsenyum mendengar jwbanx, kemudian mengajakx diruang tamu. Bersamaan dg itu d mesjid trdengar MUADZIN mengumandangkan adzan subuh dg suara yg jernih.
"Anakku, inilah jawaban atas pertanyaanmu bbp wkt yg lalu". "Maksud guru bagaimana..?". "Kamu mendengar suara adzan itu..?". "Iya guru saya mendengar". "Nabi kita Rasulullah SAW tlah wafat IV abad yg lalu. Tapi nama beliau msh diseru dan ajaranx tetap dipegang teguh, di pagi buta ini umat ISLAM bangkit utk melawan rasa kantuk & hawa dingin yg mencekam & dg hati yg tulus tanpa rasa enggan brgegas ke mesjid melaksanakan ajaran Rosulullah.
"Anakku itulah Nabi yg sejati..! Sedangkan aku, apalah artix diriku ini dibandingkan dg beliau, sangat jauh sekali tdk ada apa-apanya, muridku yg paling setiapun enggan melaksanakan perintahku, pd hal aku msh segar bugar & ada dihadapannya, dan yg paling ironis diapun memberikan nasehat kpd ku ttg kesehatan, pd hal dia tahu bhw aku ini dokter ahli yg tak ada tandingannya. Maka bagaimana mgk aku mengaku diri sbg NABI..?" Jawab Ibnu SINA.
Setelah mendengar penjelasan Ibnu SINA dia ter-mangu2 lantas menunduk dalam sekali merenungi kekhilafannya.
note: EL WARDAH cetakan th 1995
Suramadu. Oct 23, 2010. 06:46 am
el_Ghibran !
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar