لبِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَانِ ألرَّحِيْـــم
Orang selalu berkata, “Ada bekas istri atau suami, tapi tidak ada bekas anak atau bekas orangtua”..
Seorang Profesor melakukan riset kecil kepada mahasiswa-mahasiswanya yang sudah berkeluarga. Dia lalu meminta 1 orang mahasiswa untuk maju ke depan papan tulis.
Professor: “Tuliskan 10 nama orang yg paling dekat denganmu.”
Lalu mahasiswa itu menulis 10 nama, ada nama tetangga, orangtua, teman kerja, istri, anaknya, saudara, dst.
Profesor: “Sekarang silakan pilih 7 orang di antara 10 nama tsb yang kamu benar-benar ingin hidup terus bersamanya.”
Mahasiswa itu lalu mencoret 3 nama.
Profesor: “Silakan coret 2 nama lagi.”
Tinggalah 5 nama tersisa.
Profesor: “Coret lagi 2 nama.”
Tersisalah 3 nama yaitu nama ibu, istri dan anak. Suasana kelas jadi hening. Mereka mengira semuanya sudah selesai dan tak ada lagi yang harus dipilih.
Tiba-tiba Profesor itu berkata: “Silakan coret 1 nama lagi!”
Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu, lalu dengan perlahan ia mengambil pilihan yang amat sulit itu dan mencoret nama ibunya.
Profesor: “Silakan coret 1 nama lagi!”
Hati sang mahasiswa makin bingung. Suasana kelas makin tegang. Mereka semua juga berpikir keras mencari pilihan yang terbaik. Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya dan dengan sangat lambat ia mencoret nama anaknya.
Pada saat itulah sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya, ia menangis. Awan kesedihan meliputi seluruh sudut ruang kuliah. Setelah suasana lebih tenang. Sang Professor akhirnya bertanya kepada mahasiswa itu :
“Kamu tidak memilih orang tua yang membesarkanmu, tidak juga memilih anak yang adalah darah dagingmu; kenapa kamu memilih istrimu? Toh istri bisa dicari lagi kan?”
Semua orang di dalam ruang kuliah terpana menunggu jawaban dari mulut mahasiswa itu.
Lalu mahasiswa itu berkata lirih :
Lalu mahasiswa itu berkata lirih :
“Seiring waktu berlalu, orang tua saya harus pergi dan meninggalkan saya. Demikian juga anak saya. Jika dia sudah dewasa lalu menikah. Artinya dia pasti meninggalkan saya juga. Akhirnya orang yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini, bahkan yang dengan sabar dan setia mendampingi dan mensupport saya saat tertatih dan terseok-seok berjalan menghadapi himpitan kehidupan untuk meraih karir hanyalah ISTERI saya”.
Setelah menarik nafas panjang dia melanjutkan : “Orangtua dan anak bukanlah saya yang memilih, tapi Tuhan yang menganugerahkan. Sedangkan isteri? Saya sendirilah yang memilihnya dari sekian milyar wanita yang ada di dunia”.
Menarik untuk direnungkan…
My wife is my soul mate..
My wife is my soul mate..
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar