Selasa, 22 November 2011

ADAM TAK DIUSIR DARI SURGA

 ADAM ADALAH MAKHLUK SURGA


Adam  sang manusia  modren  dan pertama,
 adalah  mahluk  surya,
segala kebutuhannya tersedia disana,
termasuk hawa istrinya,
yang dicipta dari jenis yang sama.
Adam adalah mahluk surya,
sebuah taman yang indah,
di planet bumi yang mempesona.

Tak ada planet lain,
Seindah planet surga ini.
Asmosfer kokoh yang menyejukkan,
dari terik sang surya.
Mata air dan sungai mengalir,
di seluruh penjuru bumi ,
lembah dan ngarai,
pepohonan dan buah-buah,
bergelantungan dimana-mana.

Adam dan  hawa adalah  penghuni surga,
yang tak lain adalah bumi,
planet ke 3 dalam tata surya ini.
Nikmat surga hanya terasa bagi mereka
yang bisa menata hati,
dalam ke taatan dan keikhlasan,
mengharap rahmad dan karunia Allah.
Bukan mereka yang suka membangkang,
atau siapa saja yang suka menentang fitrahnya sendiri.
Iblis adalah sang pemimpin
bagi siapa saja yang ingin keluar dari surga.
Keluar dari fitrah kemanusiannya,
menuju derita neraka yang menyala-nyala,
karena iblis adalah api yang membara
sedang manusia adalah air dan sari patih tanah.

Ya iblis adalah neraka.
Sedangkan manusia adalah surga.
Syajaratul Khuldi adalah pohon kekekalan
dan kerajaan yang tidak akan musnah,
begitulah kata setan saat membujuk manusia Adam dan Hawa
untuk membangkang kepadanya.
Allah menguji Adam dan Hawa
akankah ia taat dan ikhlas mengikuti fitrahnya
agar tetap berada di surga
ataukah ia membangkang mengikuti iblis dan masuk neraka.
Terserah saja.
Yang jels Allah membuka pintu taubat
dan rahmat seluas-luasnya,
bagi hamba-hamba yang ingin kembali kepada-Nya,
ingin kembali kepada fitrah surganya.



ADAM TAK DIUSIR DARI SURGA

"Maka keduanya memakan dari pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga, Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.
Tuhan-nya memilihnya, Dia menerima tobatnya, Dan memberinya petunjuk. QS. At Thaahaa 20: 121-122.


A. SEANDAINYA TAK MAKAN BUAH KHULDI

BUAH KHULDI dianggap sebagai biang keladi turunnya Adam dan Hawa dari surga. Seandainya, Adam dan Hawa tak makan buah khuldi, niscaya mereka tidak akan terusir dari surg. Dan kita, semua keturunan Adam, masih tetap tinggal di surga dengan segala kenikmatannya. Sampai kini.





Begitulah keyakinan kebanyakan sebagian besar kita tentang peristiwa di sekitar turunnya Adam dan Hawa dari surga. Setan menggunakan buah khuldi itu untuk menyesatkan Adam dan Hawa, agar membangkang perintah Allah.

Ada beberapa kontroversi yg muncul di seputar turunnya Adam dan Hawa dari surga. Hal ini belum sempat kita bahas pada buku sebelumnya "Ternyata Adam Dilahirkan". Diantaranya, adalah tentang buah khuldi yg ternyata tidak disebut secarat eksplisit oleh Allah.



Allah hanya menyebut pohon tersebut secara sepintas lalu, tanpa menyebut nama. Nama 'buah khuldi' justru muncul dari istilah setan ketika merayu Adam dan Hawa untuk memakannya. Itu pun tidak secara eksplisit menyebut buah. Melainkan menyebut Syajarotul Khuldi alias 'pohon keabadian'.


Cerita tentang 'Pohon Keabadian' ini akan kita bahas dalam bab tersendiri dalam buku ini. Benarkah, pohon khuldi ini menjadi penyebab utama keluarnya Adam dan Hawa dari surga? Dan, benarkah Allah Marah kepada Adam karenanya? Lantas mengusir suami istri itu dari taman indah bernama surga? Kalau begitu, apakah tidak kontradiktif dengan rencana Allah menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana diberikan bocorannya kepada Malaikat sebelum menjadikan Adam?


Kontroversi lain yg juga mencuat dari kisah keluarnya Adam dan Hawa dari surga adalah peranan Iblis dan Setan. Siapakah iblis? Dan siapa pula setan? Kenapa iblis tidak mau bersujud kepada Adam? Apakah karena ia memang tidak diperintah untuk bersujud? Bukankah dalam berbagai ayat Al Qur'an yg diperintah untuk bersujud itu hanya malaikat? Dan mereka semua mau bersujud. Tiba-tiba dikatakan Kecuali Iblis. Padahal iblis kan memang tidak diperintah untuk bersujud? Dan, ia memang bukan malaikat.
Iblis adalah bangsa Jin yg diciptakan Allah dari api. Sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Bagaimana cara memahami situasi ini?

Yang lebih menarik, Iblis lantas bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan manusia. Menjadi musuh manusia. Maka, Adam dan Hawa yg sedang hidup nikmat di surga pun digoda, dan dirayu untuk membangkang perintah Allah. Dan akhirnya mereka berbua memang termakan bujuk rayu itu, sehingga memakan pohon khuldi.


Tapi menariknya, yg menyesatkan mereka itu bukan iblis melainkan setan. Siapa pula setan ini? Bagaimana hubungannya dengan Iblis? Benarkah iblis dan setan sejak awal memang diciptakan Allah sebagai peran Antagonis terhadap manusia? Sedangkan malaikat dicipta sebagai peran protagonis? Kalau begitu, benarkah dugaan sebagian kita bahwa iblis dan setan itu sebenarnya sedang melakukan ketaatan ibadah kepada Allah dengan cara menggoda manusia??!! Sedang malaikat sebaliknya??!!
Dan kemudian, konsekuensinya, semestinya iblis dan setan bakal memperoleh penghargaan dari Allah karena tugasnya itu. Jadi baik atau jahatkah mereka sebenarnya..?!

Wah, kenapa jadi demikian arah diskusinya? Bagaimanakah informasi-informasi dalam Al Qur'an? Apakah ada cerita iblis dan setan yg masuk surga karena JASA mereka menyesatkan manusia?
Bahkan lebih jauh, apakah ada informasi tentang masuknya bangsa Jin ke surga? Setahu saya tidak ada informasi di dalam Al Qur'an tentang jin yg masuk surga, meskipun ia jin muslim. Kalau jin masuk neraka banyak. Mereka masuk ke neraka bersama iblis - karena ia juga bangsa jin. Juga bersama setan dan manusia-manusia jahat lainnya.

Lantas bagaimana dengan ayat yg mengatakan "Tidak Aku cipatakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah? Bukankah jin juga beribadah, sebagaimana manusia? Kenapa dia tidak masuk surga, tapi malah masuk neraka? Apakah jin juga akan disiksa oleh malaikat? Agar tidah salah persepsi, hal ini akan kita bahas lebih jauh dalam bab tersendiri.

Sebaliknya, apakah juga ada informasi tentang malaikat yg masuk surga? Rasanya juga tidak ada. Padahal, jelas-jelas mereka adalah hamba Allah yg taat beribadah. Mereka selalu berdzikir dan bertasbih mengagung-agungkan Allah, sang penguasa Alam semesta. Mereka menjaga surga. Mereka menjaga neraka. Mereka menjaga manusia sejak dari alam dunia sampai alam akhirat. Bahkan mereka berkeliling di sekitar 'Arsy Allah.
Hmm.., begitu banyak misteri di seputar asal-usul drama kehidupan manusia. Percakapan Allah dengan para malaikat, dengan iblis, dengan Adam dan Hawa, dan berbagai peristiwa di sekitarnya, sungguh menjadi bahan diskusi mendalam yang tiada habisnya.
Di sanalah Allah memberikan pelajaran dasar tentang simbol-simbol kehidupan dengan segala hikmahnya. Malaikat sang pengabdi, iblis sang penentang, dan Adam sang pembantah yg selalu gelisah antara pengabdian dan pemberontakan. Yg terus menerus bergerak antara nikmatnya surga kehidupan dan derita neraka yg menyala-nyala..!

Semoga Allah berkenan membimbing kita semua anak keturunan Adam untuk kembali ke taman surga, habitat kita yg sesungguhnya.

BismiLLAHi... 
       
 

B. PENCIPTAAN ADAM


B.1. DICIPTAKAN DENGAN 'KEDUA TANGANNYA'

SEORANG kawan bertanya: "Jadi, Adam itu diciptakan ataukah dilahirkan?" Maka, saya jawab: Adam itu diciptakan Allah dengan cara dilahirkan oleh orang tuanya."

Saya tegaskan lagi hal itu, karena ada kawan yg rancu, seakan-akan Adam tidak diciptakan oleh Allah, karena ia dilahirkan oleh ibunya. Padahal, tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yg tidak diciptakan oleh Allah.


Dialah sang pencipta yg mengadakan seluruh langit dan bumi dengan segala isinya. Dari tiada menjadi ada.

QS. Al Furqaan 25: 2.


ٱلَّذِى لَهُ ۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدً۬ا وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ شَرِيكٌ۬ فِى ٱلۡمُلۡكِ وَخَلَقَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬ فَقَدَّرَهُ ۥ تَقۡدِيرً۬ا (٢)


"Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan, dan Dia telah Menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."



Ya, ilmu-ilmu pengetahuan mutakhir telah semakin memperoleh kejelasan bahwa segala sesuatu yg ada di alam semesta ini ternyata diciptakan. Bukan ada dengan sendirinya. Kesimpulan itu diperoleh, karena para ilmuwan melihat betapa teraturnya sistem jagad raya ini. Persis seperti yg diungkapkan oleh Allah dalam firman-Nya di atas: "Dia menetapkan ukuran-ukuranya dengan serapi-rapinya".
 


Tak ada yg kebetulan dalam semua peristiwa. Karena ternyata, semua yg ada ini mengikuti sebuah pola yg sangat terencana. Yang dalam istilah pakar Fisika Modern, Stephen Hawking, mengikuti rumus tunggal yg disebutnya Grand Formula. Serba tertata. Serba teratur. Serba terencana, dalam tatanan tunggal.


Dan semua itu mengarahkan kita kepada Sosok Tunggal penguasa alam semesta, yg kita kenal sebagai Allah SWT. Dialah Kekuasaan yg tiada batasnya. Dialah Kehendak yg tak pernah gagal. Dialah Kekuatan yg menggerakkan seluruh dinamika jagad raya. Ruang, waktu, materi, energi, dan seluruh informasi yg ada di dalamnya.

QS. Yaa siin 36: 83


فَسُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىۡءٍ۬ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (٨٣

"Maka Maha Suci (Allah) yg di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan".
 


ALLAH-lah yg menciptakan segala yg ada. Termasuk manusia, sejak Adam dan Hawa hingga keturunannya-kita semua. Allah menciptakan semua itu dengan kekuasaannya yg tiada terbatas. Mengikuti cara-cara dan mekanisme yang ditentukanNya sendiri. Tanpa campur tangan kekuatan lain, selain Dirinya. Selain tanganNya. Selain kekuasaanNya.

Ya, Allah menciptakan dan menghancurkan kembali seluruh ciptaanNya dengan kehendak dan kekuasaanNya sendiri. Dengan kedua tanganNya. Tak ada yg membantunya. Ataupun bisa menghalangiNya.


Karena itu, tak ada yg berhak menyombongkan diri di hadapanNya, ketika Dia memerintahkan sesuatu. Termasuk ketika iblis tak mau bersujud kepada Adam. Allah mempertanyakan kepada iblis. Kenapa ia tak mau bersujud kepada Adam yang diciptakan Allah dengan kedua tangan-Nya. Dengan Kekuasaan dan KehendakNya.

QS. Shaad 38: 75


قَالَ يَـٰٓإِبۡلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَىَّ‌ۖ أَسۡتَكۡبَرۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡعَالِينَ (٧٥


"Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yg menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan "kedua tangan-Ku". Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?"
Penggunaan kata "kedua tanganya" ini sempat menjadi bahan diskusi hangat ketika saya bedah buku di beberapa tempat. Seringkali menjebak pemahaman sebagian kita. Seakan-akan Allah memiliki tangan. Dan tangannya ada dua. Sehingga, ketika dikatakan Allah menciptakan Adam dengan menggunakan kedua tangan-Nya, lantas kita membayangkan Allah menggerak-gerakkan kedua tangan-Nya untuk mengaduk-aduk adonan tanah, dibentuk menjadi sesosok "Boneka" manusia, diucapkan "Kun Fayakun, maka jadilah Adam sosok manusia yg langsung dewasa.
Pemahaman seperti ini sering dilontarkan kepada saya, terutama oleh kawan-kawan yg memahami ayat itu hanya dari sudut pandang bahasa, secara tradisional. Mereka berpendapat bahwa Adam diciptakan secara langsung oleh Allah dari tanah, tanpa proses. Alasannya: Allah sendiri yg menciptakan Adam dengan menggunakan kedua belah tangan-Nya.
Padahal penggunaan istilah tangan itu di dalam Al Qur'an cukup banyak. Di antaranya ketika Allah menggulung langit, di hari kiamat kelak. Atau, ketika Allah memberikan rezeki dan karunia kepada hamba-hamba-Nya. Ketika Allah memberikan adzab atau perlindungan. Dan berbagai peristiwa yg menunjukkan kekuasaan-Nya yg tiada terbatas.

 
QS. Az Zumar 39: 67

وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعً۬ا قَبۡضَتُهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَٱلسَّمَـٰوَٲتُ مَطۡوِيَّـٰتُۢ بِيَمِينِهِۦ‌ۚ سُبۡحَـٰنَهُ ۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (٦٧
"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yg semestinya padahal bumi seluruhnya dalam Genggama-Nya pada hari kiamat, dan langit di gulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yg mereka persekutukan".

QS. Al Mu'minuun 23: 88


قُلۡ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيۡهِ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٨٨


"Katakanlah: "Siapakah yg di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yg dapat dilindungi dari (azdab)-Nya, jika kamu mengetahui?".
QS. Ali Imran 3: 26

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَـٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِى ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ‌ۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُ‌ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٢٦

"Katakanlah: "Wahai Allah Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada yg Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yg kehendaki. Engkau muliakan orang yg Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yg Engkau kehendaki. di tangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Penggunaan kata tangan dalam menggambarkan Allah jangan sampai menyebabkan kita menjadi musyrik, karena menggambarkan Allah seperti manusia.
Sesungguhnya Allah itu tidak menyerupai apa pun yg tergambar di benak kita. Laitsa Kamitslihi Syai'un.

Bukan hanya tangan, istilah yg digunakan Allah di dalam Al Qur'an. Banyak istilah yang memang digunakan secara personifikasi, seperti ALLAH Maha Melihat, Maha Mendengar, Allah ber'Semayam di atas singgasana, dan sebagainya. Kalau kita tidak hati-hati, maka kita akan terjebak pada pemahaman yang merendahkan ke'Agungan Dzat Allah. Kita menyamakan Allah dengan makhluk. Hal ini telah di bahas dalam buku "BERSATU DENGAN ALLAH".
Yg ingin saya tegaskan dalam kesempatan ini adalah, ketika Allah menginformasikan bahwa Adam diciptakan dengan kedua tangan-Nya, janganlah kita membayangkan proses itu seperti kita membuat kue dari adonan tepung dicampur air dan bumbu-bumbunya.

Ayat ini harus dipahami secara holistik dengan ayat-ayat lainnya, seperti yg telah kita bahas dalam buku TERNYATA ADAM DILAHIRKAN. Dalam berbagai bedah buku di berbagai kota, saya masih sering menemui pendapat tradisional seperti itu.
Ilmu ALLAH luar biasa canggihnya. Kita bakal terkagum-kagum ketika memahami proses penciptaan manusia dari sudut pandang yg lebih Scientific. Teori adonan kue sudah harus kita tinggalkan, kita ganti dgn berbagai teori mutakhir spt teori Biomolekuler, teori Genetika dan DNA, dan penjelasan-penjelasan dari sudut pandang partikel-energi Sub Atomik.

Cara demikian akan memberikan nuansa ke'Agung'an Allah yg benar-benar menggetarkan jiwa kita. Dan itulah yang disampaikan oleh Allah dalam berbagai firman-Nya.
Tanda-tanda keAgungan-Nya berada dalam semesta sekitar kita dan pada diri kita sendiri.

QS. Adz Dzaariyaat 51: 20-21


وَفِى ٱلۡأَرۡضِ ءَايَـٰتٌ۬ لِّلۡمُوقِنِينَ (٢٠) وَفِىٓ أَنفُسِكُمۡ‌ۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ (٢١
21. "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, 

22. dan (juga) pada dirmu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?"



QS. Al Baqarah 2: 269


يُؤۡتِى ٱلۡحِڪۡمَةَ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِڪۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِىَ خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬ا‌ۗ وَمَا يَذَّڪَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٢٦٩
"Allah menganugrahkan Al Hikmah (kefahaman yang mendalam tentang ilmu Allah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang ber-AKAL-lah yg dpt mengambil pelajaran.



B.2. "KAMI" CIPTAKAN ATAUKAH "AKU" CIPTAKAN

PENGGUNAAN kata ganti KAMI dan AKU bagi Allah kadang membingungkan sebagian kita. "APAKAH ALLAH ITU BANYAK, SEHINGGA SERING MENGGUNAKAN KATA 'KAMI'?" tanya seorang jamaah kepada saya dalam sebuah forum bedah buku "TERNYATA ADAM DILAHIRKAN".

"TAPI, DI AYAT LAINNYA, ALLAH MENGGUNAKAN KATA 'AKU'," tanya jamaah lainnya. Jadi, manakah yg benar, Allah jamak atau tunggal?


Kalau kita sudah membaca buku serial ke 6, BERSATU DENGAN ALLAH, pasti kita sudah tahu jawabanya. Bahwa bagi Allah tidak ada bedanya menggunakan kata ganti AKU dan KAMI. Kenapa demikian? Karena Dzat Allah meliputi segala sesuatu. Tidak berada di dalam ruang. Tidak terkotak-kotak dan terpisah-pisah. Tidak terdiri dari penyusun dan unsur-unsur. Melainkan tunggal dalam sekala yg tidak terbayangkan oleh kita.




Jadi, kata ganti AKU adalah mewakili Dzat-Nya yg tunggal. Sedang kata ganti KAMI mewakili Dzat-Nya yg tak terhingga besarnya, meliputi seluruh unsur-unsur penyusun alam semesta.

Dengan kata lain, JAMAK itu adalah gambaran bahwa sesuatu itu terdiri dari sejumlah penyusun. Sedangkan Allah meliputi segala penyusun itu. Dalam waktu yg bersamaan, Allah meliputi, AKU, KAMI, KITA, KAMU, KALIAN, DIA dan MEREKA. Semua kata ganti itu memiliki makna yg sama bagi-Nya.



Keadaan ini sama dengan ketika kita bertanya "ALLAH BERADA DIMANA?" Pertanyaan itu tidak ada maknanya, karena Allah sekaligus berada DI SINI, DI SITU, DI SANA, DI ATAS, DI BAWAH, DAN DI MANA-MANA (di setiap arah). Kemanapun kita menghadap, kita sudah berhadapan dengan Allah. Karena Allah meliputi seluruh ruang alam semesta.

QS. Al Baqarah 2: 115


وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُ‌ۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ۬ (١١٥
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka KE MANAPUN KAMU MENGHADAP di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah MAHA LUAS lagi Maha Mengetahui".





Itulah makna yg pertama, dari sudut pandang Dzat-Nya. Makna yg kedua adalah dari sudut pandang operasional.

Kata AKU seringkali digunakan Allah untuk menggambarkan kekuasaan-Nya yg mutlak dan tunggal. Sedangkan kata KAMI digunakan untuk menggambarkan keterlibatan banyak pihak dalam proses tersebut. Ayat ini menunjukkan keESAan Allah, sebagai satu-satunya Tuhan di jagad semesta. Allah menggunakan kata AKU.





QS. Thaahaa 20: 14

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟ فَٱعۡبُدۡنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِڪۡرِىٓ (١٤
"Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah SHOLAT untuk mengingat AKU".

Dan di bawah ini, Allah menunjukkan kekuasaanNya sebagai pencipta manusia dan sebagai sumber kehidupannya, lewat ruh-Nya yg ditiupkan kepada manuria. Demikian pula pada ayat berikutnya.

QS. Al Hijr 15: 29


 فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ (٢٩

"Maka apabila AKU telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud".



QS. Al Anbiyaa' 21: 37

 خُلِقَ ٱلۡإِنسَـٰنُ مِنۡ عَجَلٍ۬‌ۚ سَأُوْرِيكُمۡ ءَايَـٰتِى فَلَا تَسۡتَعۡجِلُونِ (٣٧

"Manusia telah dijadikan (bertabiat) ter-gesagesa. Kelak akan AKAN perlihatkan kepadamu tanda-tanda (adzab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera".




QS. Al Baqarah 2: 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ (١٨٦
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepad-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku & hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.



QS. Al Baqarah 2: 33

قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ‌ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ (٣٣
"Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya AKU mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan (tampakkan) dan apa yg kamu sembunyikan?".

Jadi, pada dasarnya, penggunaan kata AKU, adalah ketika Allah ingin menunjukkan Ego-Nya. Kekuasaan-Nya. Kehendak yg tiada terbatas.



Sedangkan pada ayat2 berikut ini, Allah menggunaka kata KAMI untuk menunjukkan keterlibatan beberapa pihak. Agar kita menyadari bahwa suatu peristiwa itu, meskipun bersumber kepada Allah semua, tetapi juga melibatkan makhluk2 yg lain dalam sebuah proses. Misalnya dalam hal rizki, penciptaan manusia di dalam rahim, datangnya bencana, dan lain sebagainya.



QS. Al Baqarah 2: 3


ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣

"(Yaitu) mereka yg beriman kepada yg ghaib, yg mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian rizki yg KAMI ANUGERAHKAN kepada mereka."



Dalam hal rizki, kita tahu pasti bahwa Allah memberikannya kepada kita lewat orang lain, atau makhluk lain. Bisa lewat atasan kita, lewat mitra bisnis, lewat pepohonan, hewan-hewan dan lain sebagainya. Karena itu Allah menggunakan kata KAMI anugerahkan.

Bahkan dalam hal wahyu pun Allah menggunakan kata KAMI. Khususnya wahyu yg disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena kita juga tahu bahwa Rasulullah SAW menerima wahyu lewat perantaraan malaikat JIBRIL. Hal itu bisa kita baca dalam ayat berikut ini.



QS. Al Baqarah 2: 23

وَإِن ڪُنتُمۡ فِى رَيۡبٍ۬ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٍ۬ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٢٣

"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yg KAMI WAHYUKAN kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yg semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yg benar".

Termasuk ketika Allah menciptakan manusia, Allah menggunakan kata KAMI, karena penciptaan kita dilewatkan proses yg melibatkan orang tua kita. Bapak dan Ibu kita.


QS. Al A'raaf 7: 11

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَـٰڪُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنَـٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ لَمۡ يَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِينَ (١١
"Sesungguhnya KAMI telah MENCIPTAKAN KAMU sekalian, lalu KAMI BENTUK TUBUHMU, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk yg bersujud".

Juga ketika Allah memerintahkan para malaikat utk bersujud kpd Adam, ternyata menggunakan kata KAMI. Ini menunjukkan bahwa perintah itu melibatkan makhluk secara kolektif. Termasuk Iblis yg enggan bersujud kpd Adam. Hal ini akan di bahas lebih detil di bab lain.





QS. Al Baqarah 2: 34-36

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٤
34. "Dan (ingatlah) ketika KAMI BERFIRMAN kepada para malaikat: "SUJUDLAH kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yg kafir".

 وَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥

35. "Dan KAMI BERFIRMAN: "Hai Adam DIAMILAH oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yg banyak lagi baik dimana saja yg kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yg menyebabkan kamu termasuk orang-orang yg dzholim".

فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦
36. "Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan KAMI BERFIRMAN: "TURUNLAH KAMU..! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yg lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yg ditentukan".






B.3. KUN FAYAKUN

SALAH SATU kalimat di dlm Al Qur'an yg sering disalahtafsiri adalah kalimat KUN FAYAKUN. Banyak diantara kita yg memahami kalima ini spt memahami kalimat SIM SALABIM atau ABRAKADABRA, yg diuacapkan oleh para tukang sulap ketika mereka melenyapkan atau memunculkan suatu benda dlm pertunjukan panggung. Padahal, kalimat ini memiliki makna ilmu pengetahuan yg sangat mendalam & canggih. Karena, di dalamnya terkandung proses penciptaan yg sangat rumit & agung.


Banyak di antara kita mengambil gampangnya saja, sehingga memahami kalimat KUN FAYAKUN menjadi demikian sederhana. "JADILAH. MAKA JADILAH IA," tanpa ada proses yg terlibat di dalamnya. Dan, sebagai penegasnya, biasanya kita lantas mengatakan begini: "ALLAH MAHA KUASA. JIKA DIA MENGHENDAKI, APA PUN BISA TERJADI".




Cara pandang yg demikian tidak memberikan pemahaman yg membawa kita kepada kekaguman kepada Allah, sang Pencipta. Padahal, berkali-kali Allah memerintahkan kepada kita untuk memahami canggihnya ciptaanNya, baik yg ada di sekitar kita maupun yg ada pada diri kita sendiri. Agar kita paham betapa Agungnya Dia.




QS. Al Mu'min/Ghafir 40: 64

ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَڪُمُ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارً۬ا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً۬ وَصَوَّرَڪُمۡ فَأَحۡسَنَ صُوَرَڪُمۡ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّڪُمۡۖ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٦٤
"Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rizki denga sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu. MAHA AGUNG ALLAH, Tuhan semesta alam".




QS. Az Zumar 39: 67


وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعً۬ا قَبۡضَتُهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَٱلسَّمَـٰوَٲتُ مَطۡوِيَّـٰتُۢ بِيَمِينِهِۦ‌ۚ سُبۡحَـٰنَهُ ۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (٦٧



"Dan mereka TIDAK MENGAGUNGKAN Allah denga pengagungan yg semestinya pada hal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yg mereka persekutukan.



QS. Ibrahim 14: 52

هَـٰذَا بَلَـٰغٌ۬ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُواْ بِهِۦ وَلِيَعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا هُوَ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٥٢
"Ini adalah penjelasan yg sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya DIA adalah Tuhan Yang Maha Esa dan AGAR ORANG-ORANG YANG BERAKAL MENGAMBIL PELAJARAN".

Dan masih banyak lagi ayat-ayat semacam itu yg memberikan motivasi kepada kita agar memahami Al Qur'an secara lebih mendalam untuk memperoleh nuansa keAGUNGan sang pencipta.


Dalam konteks inilah KUN FAYAKUN mesti kita pahami. Bahwa seluruh makhluk ini diciptakan oleh Allah lewat sebuah proses yg akan mengantarkan hamb-hambaNya mengenal siapa sesungguhnya sang Pencipta yg luar biasa pandai itu. Yang luar biasa berkuasa itu.

Saya memang tidak akan membahas hal ini secara mendetil dalam buku ini, karena saya akan membahasnya dalam kesampatan lain dalam buku yg berbeda. Agar kita memperoleh pemahaman yg utuh tentang KUN FAYAKUN.


Namun dalam kesempatan ini, saya sengaja menyinggungnya berkaitan dengan penciptaan Adam dan seluruh keturunannya. Sebab, dalam beberapa bedah buku tentang penciptaan Adam, masih banyak yg memahami KUN FAYAKUN sebagaimana SIM SALABIM, bermain sulap.

Bukannya Allah tidak manpu membuat manusia dari tanah yg dibentuk seperti boneka. Akan tetapi, Allah sendiri yg bercerita di dalam Al Qur'an bahwa penciptaan Adam melalui sebuah proses yg sangat rumit yg membutuhkan pemahamana secara mendalam dan ilmiyah.


Seorang kawan saya lantas mengutip aya Al Qur'an yg bercerita, bahwa nabi ISA bisa membuat burung dari tanah yg dibentuk. Bukankah itu menjadi bukti bahwa sangat mudah bagi Allah untuk menciptakan makhluk hidup dari tanah secara langsung?


QS. Ali Imran 3: 49


وَرَسُولاً إِلَىٰ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ أَنِّى قَدۡ جِئۡتُكُم بِـَٔايَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ‌ۖ أَنِّىٓ أَخۡلُقُ لَڪُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيۡـَٔةِ ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَڪۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ وَأُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِى بُيُوتِڪُمۡ‌ۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (٤٩
"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Isra'il (yg berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu DARI TANAH BERBENTUK BURUNG; kemudian aku meniupnya
maka ia MENJADI SEEKOR BURUNG dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yg buta sejak dari lahirnya dan orang yg berpenyakit sopak (kusta); dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yg kamu makan dan apa yg kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yg demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman".




Saya katakan, memang mudah bagi Allah untuk berbuat seperti itu. Tidak ada sesuatu pun yg dikehendakiNya yg tidak terjadi. Tapi ingat, kemampuan yg terjadi pada nabi ISA itu adalah mu'jizat. Yg hanya terjadi secara khusus untuk membuktikan kekuasaan Allah, yg mengutus nabi ISA.

Bukan berarti, semua burung yg ada di muka Bumi ini dibuat oleh Allah dari segumpal tanah seperti yg dilakukan oleh nabi ISA itu.

Sebagaimana penciptaan Adam, bukan berarti Allah tdk mampu menciptakannya secara langsung dr tanah.
Allah pasti mampu, dan sangat mudah bagiNya. Akan tetapi, pemahaman ayat-ayat Al Qur'an secara holistik telah menjelaskan kepada kita bahwa penciptaan manusia - khususnya Adam - terjadi melalui proses-proses yg rumit sebagaimana dibahas dalam buku TERNYATA ADAM DILAHIRKAN.

Hal ini perlu saya tegaskan kembali sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mendiskusikan berbagai misteri seputar kejadian Adam dan Hawa, serta berbagai peristiwa yg menyebabkan mereka keluar dari SURGA.





QS. Al Mu'minuun 23: 12-14

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍ۬ مِّن طِينٍ۬ (١٢

12. "Dan sesungguhnya Kami telah MENCIPTAKAN manusia dr suatu saripati (berasal) dari tanah".


ثُمَّ جَعَلۡنَـٰهُ نُطۡفَةً۬ فِى قَرَارٍ۬ مَّكِينٍ۬ (١٣

13. "Kemudian Kami jadikan saripati itu AIR MANI dalam tempat yg kokoh".

ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ (١٤

14. "Kemudian mani itu Kami jadikan SEGUMPAL DARAH, lalu segumpal darah itu Kami jadikan SEGUMPAL DAGING, & segumpal daging itu Kami jadikan TULANG BELULANG, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dgn daging. Kemudian kami jadikan dia MAKHLUK YG (BERBENTUK) LAIN. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yg Paling Baik.


 

B.4. DARI SATU DIRI

HAL lain yg perlu saya klarifikasi dalam kesempatan ini adalah ayat-ayat Al Qur'an yg menceritakan bahwa manusia di muka Bumi berasal dari satu diri - NAFSIN WAHIDAH.

Secara umum, sebagian besar kita mengartikan berasal dari diri Adam. Ya, satu diri diartikan sebagai Adam. Sehingga termasuk Hawa pun dipahami diciptakan dari tubuh Adam. Yaitu, dari tulang rusuknya. Dalam kesempatan ini saya ingin mendiskusikan bersama anda. Benarkah yg dimaksud SATU DIRI itu adalah Adam? Hal ini penting, agar pemahaman kita menjadi CLEAR.



Ayat-ayat yg bercerita tentang asal-usul manusia dari satu diri itu di dalam Al Qur'an ada 5 ayat.

1. QS. An Nisaa' 4: 1


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا (١

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kpd Tuhanmu yg telah menciptakan kamu dari DIRI YG SATU, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yg banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yg dengan namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."



2. QS. Al An'aam 6: 98


 وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ فَمُسۡتَقَرٌّ۬ وَمُسۡتَوۡدَعٌ۬‌ۗ قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَفۡقَهُونَ (٩٨

"Dan Dialah Allah yg menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU, maka ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yg mengetahui."



3. QS. Al A'raaf 7: 189

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَجَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا لِيَسۡكُنَ إِلَيۡہَا‌ۖ فَلَمَّا تَغَشَّٮٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلاً خَفِيفً۬ا فَمَرَّتۡ بِهِۦ‌ۖ فَلَمَّآ أَثۡقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَٮِٕنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَـٰلِحً۬ا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (١٨٩

"Dialah Yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yg ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri itu) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yg sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yg bersyukur".




4. QS. Luqman 31. 28

مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا ڪَنَفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ (٢٨


"Tidaklah Allah MENCIPTAKAN dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah SATU DIRI saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".




5. QS. Az Zumaar 39: 6

خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ ثَمَـٰنِيَةَ أَزۡوَٲجٍ۬‌ۚ يَخۡلُقُكُمۡ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِڪُمۡ خَلۡقً۬ا مِّنۢ بَعۡدِ خَلۡقٍ۬ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ ثَلَـٰثٍ۬‌ۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ‌ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ (٦

"Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yg berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?".





Untuk bisa memahami hal ini dengan baik, kita harus menganalisa seluruh ayat yg terkait dengan SATU DIRI itu. Siapakah dia? Apakah yg dimaksudkan itu adalah Adam seperti yg selama ini dipahami oleh sebagian besar kita?

Setelah saya telaah secara mendalam, saya memperoleh kesimpulan bahwa yg dimaksudkan dengan SATU DIRI itu bukanlah Adam. Untuk itu marilah kita bahas satu persatu. Kita mulai dari ayat berikut ini.





QS. Al A'raaf 7: 189

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَجَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا لِيَسۡكُنَ إِلَيۡہَا‌ۖ فَلَمَّا تَغَشَّٮٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلاً خَفِيفً۬ا فَمَرَّتۡ بِهِۦ‌ۖ فَلَمَّآ أَثۡقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَٮِٕنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَـٰلِحً۬ا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (١٨٩

"Dialah Yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU dan daripadanya DIA menciptakan isterinya agar dia merasa senang kepadnya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yg ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri itu) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika ENGKAU memberi kami anak yg sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yg bersyukur".





Suatu ketika, saya bedah buku TERNYATA ADAM DILAHIRKAN untuk pertamakalinya di Jakarta. Waktu itu ada jamaah yg membahas ayat ini sebagai dalil, bahwa semua manusia berasal dari Adam. Termasuk Hawa pun juga berasal dari Adam. Ia menunjuk kepada kata NAFSIN WAAHIDATIN alias DIRI YANG SATU, dalam ayat tersebut sebagai landasannya.

Tapi saya katakan bahwa ayat itu bukan bercerita tentang Adam. Coba cermati. Awalnya Allah mengatakan kepada kita bahwa kita semua - manusia - berasal dari diri yg satu.
Kemudian Allah menciptakan pasangannya (zawjaha), yg dalam banyak terjemahan diartika sebagai isterinya. Dalam hal ini diartikan sebagai Hawa.

Baiklah, anggap saja demikian. Kemudian cerita itu berlanjut, Adam dan Hawa menjadi suami istri. Mereka bercampur dan kemudian sang istri hamil. Baca terus ayat itu. Lantas digambarkan suami isteri itu (Adam dan Hawa) berdoa kepada Allah agar diberi anak yg sempurna, agar mereka sebagai orang tuanya menjadi orang yg bersyukur.





Sampai di sini, ayat itu sepertinya tdk bermasalah menggambarkan Adam dan Hawa. Akan tetapi coba baca ayat selanjutnya, QS. Al A'raaf 7: 190. Kita bakal menemui masalah ketika mempersepsi ayat itu sebagai cerita Adam dan hawa.

Di ayat berikutnya itu, Allah lantas melanjutkan cerita dgn mengabulkan permohonan mereka berdua. Diberi anak yg sempurna, sesuai doa mereka. Akan tetapi, apa yg terjadi? Ternyata kedua suami istri itu malah mempersekutukan Allah. Mereka lebih mencintai anaknya daripada mencintai Allah.



QS. Al A'raaf 7: 190

فَلَمَّآ ءَاتَٮٰهُمَا صَـٰلِحً۬ا جَعَلَا لَهُ ۥ شُرَكَآءَ فِيمَآ ءَاتَٮٰهُمَا‌ۚ فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (١٩٠

"Tatkala Allah memberi KEPADA KEDUANYA seorang anak yg sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yg telah dianugerahkan-Nya kepadanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yg MEREKA PERSEKUTUKAN".

Coba kita pahami secara jernih, apakah cerita di atas adalah cerita tentang Adam dan Hawa. Benarkah suami istri itu adalah Adam dan Hawa? Benarkah mereka berdoa untuk memperoleh keturanan yg sempurna, dan setelah dikabulkan mereka mempersekutukan Allah SWT?
InsyaAllah kita akan sependapat bahwa itu bukan cerita Adam dan Hawa. Melainkan cerita manusia pada umumnya. Begitulah memang tabiat manusia. Kalau belum memiliki sesuatu, berdoa kepada Allah dengan penuh harap. Akan tetapi setelah dikabulkan doanya, malah ingkar.

Maka kita bisa menyimpulkan, bahwa sang suami itu bukanlah Adam. Dan sang isteri itu pun bukanlah Hawa. Sang suami itu bisa siapa saja. Demikiam pula sang isteri. Itu bisa saya dan istri saya. Atau anda dan istri anda. Atau suami isteri yg lain.
Karena itu, yg dimaksud NAFSIN WAAHIDATIN dalam ayat itu juga bukan Adam. Diri yg satu itu menunjuk kepada SESUATU yg menjadi asal usul pria maupun wanita pada umumnya. Dari DIRI YANG SATU itulah diciptakan pria. Dari DIRI YANG SATU itu pula diciptakan pasangannya, yaitu wanita. Pasangan pria dan wanita itulah yg menurunkan seluruh manusia di muka Bumi. Termasuk saya dan anda semua.
QS. An Nisaa' 4: 1


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا (١
"Hai SEKALIAN MANUSIA, bertakwalah kepada Tuhan-mu yg telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU, dan daripadanya Allah menciptakan pasangannya; dan daripada keduanya Allah MEMPERKEMBANGBIAKKAN laki-laki dan perempuan yg banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yg dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu".


Ayat di atas menyebut DIRI YANG SATU itu sebagai sumber munculnya jenis kelamin pria dan wanita. Dan kemudian berkembang biak menjadi pria dan wanita yg memenuhi kehidupan manusia di Bumi. Siapakah NAFSIN WAAHIDATIN / DIRI YANG SATU itu?

Kita bisa menelusurinya dari ayat-ayat lainnya yg bercerita tentang NAFSIN WAAHIDATIN itu. Diantaranya ada pada ayat berikut ini.


QS. Al An'aam 6: 98

  وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ فَمُسۡتَقَرٌّ۬ وَمُسۡتَوۡدَعٌ۬‌ۗ قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَفۡقَهُونَ (٩٨

"Dan DIA-lah yg menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU, maka ada TEMPAT TETAP dan TEMPAT SIMPANAN. Sesungguhnya telah KAMI jelaskan tanda-tanda kebesaran KAMI kepada orang-orang yg mengetahui".

Ayat ini menarik. Di awalnya, diceritakan bahwa Allah menciptakan kita semua dari DIRI YANG SATU. Kemudian dikatakan ada TEMPAT TETAP dan TEMPAT SIMPANAN. Sebagian MUFASSIRIN memaknai TEMPAT TETAP itu sebagai asal SPERMA dan OVUM berada. Sedangkan TEMPAT SIMPANAN dimaknai RAHIM seorang wanita.


Ayat ini menjadi semakin menarik ketika kita kaitkan dg ayat lainnya lagi yg juga bercerita DIRI YANG SATU itu.


QS. Az Zumaar 39: 6


خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ ثَمَـٰنِيَةَ أَزۡوَٲجٍ۬‌ۚ يَخۡلُقُكُمۡ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِڪُمۡ خَلۡقً۬ا مِّنۢ بَعۡدِ خَلۡقٍ۬ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ ثَلَـٰثٍ۬‌ۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ‌ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ (٦

"DIA menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU kemudian DIA jadikan daripadanya pasangannya dan DIA menurunkan untuk kamu delapan yg berpasangan dari an'am. DIA menjadikan kamu DALAM PERUT IBUMU KEJADIAN DEMI KEJADIAN DALAM TIGA KEGEGELAPAN. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain DIA; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"



Ada keterkaitan yg jelas antara DIRI YANG SATU dg TEMPAT TETAP, TEMPAT SIMPANAN dan dalam PERUT IBU, KEJADIAN DEMI KEJADIAN DALAM TIGA KEGEGELAPAN. Semua itu menunjuk kepada suatu proses penciptaan manusia di dalam rahim. Sejak terpancar sebagai sel telur dan sperma, bertemu di dalam saluran indung telur. Membentuk sel tunggal bernama STEM SEL, dan kemudian membelah menjadi ZYGOTE, turun ke dlm rahim menjadi EMBRIO, dan kemudian membentuk JANIN. Akhirnya, sekian bulan kemudian terlahir sebagai seorang bayi. 


Jadi, DIRI YANG SATU itu sebenarnya menunjuk kepada STEM SEL. Yaitu sel gabungan antara sel telur dan sel sperma. Inilah cikal bakal semua manusia. Baik kaki-laki maupun perempuan. Allah menciptakan setiap manusia dari STEM SEL. Dan menciptakan pasangannya juga dari STEM SEL.

Lantas, muncul pertanyaa: apakah STEM SEL itu sudah bisa disebut sebagai NAFS (jiwa-diri)? Sehingga STEM SEL di interpresi sebagai NAFSIN WAAHIDATIN (diri yang satu)? Mari saya tunjukkan suatu ayat didalam Al Qur'an yg ternyata menyebut STEM SEL itu sebagai NAFS, berikut ini.
 



QS. Al A'raaf 7: 172

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu MENGELUARKAN keturunan anak-anak Adam DARI SULBI mereka dan Allah MENGAMBIL KESAKSIAN TERHADAP JIWA mereka (seraya berfirman): "Bukankah AKU ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (ENGKAU Tuhan kami), kami menjadi saksi". (KAMI lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yg lengah terhadap ini (keESAan Tuhan)". 



 Coba cermati ayat di atas. Allah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari tulang sulbi, artinya itulah saat-saat sel telur dan sperma terpancar untuk dipertemukan di dalam perut sang ibu. Pertama antara sel telur dan sel sperma itu membentuk STEM SEL. Lantas, Allah mengambil kesaksian terhadap JIWA mereka (WA ASYHADAHUM 'ALA ANFUSIHIM).
 


 Jadi STEM SEL itu sudah disebut Allah sebagai NAFS alias JIWA atau DIRI. Inilah sel tunggal yg hidup. Yg bakal berkembang menjadi janin. Yang beberapa bulan kemudian akan terlahir sebagai bayi. Laki-laki maupun perempuan.

Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas proses penciptaan manusia di dalam rahim itu tahap demi tahap secara detil dalam buku tersendiri yg terbit setelah buku ini, yg insyaAllah berjudul: "BERSYAHADAT DI DALAM RAHIM".



Dalam kesempatan ini saya hanya ingin menyampaikan bahwa ternyata yg dimaksud sebagai "diri yang satu" itu bukan Adam, melainkan STEM SEL. Darinyalah Allah menciptakan manusia laki-laki dan manusia perempuan yg saling berpasangan. Yg melahirkan miliaran manusia di muka Bumi sebagaimana kita lihat sekarang.

Ayat ke-5 yg berkaitan dengan 'diri yg satu' itu, kemudian bercerita lebih jauh tentang penciptaan dan kebangkitan manusia sesudah mati. Bahwa Allah seperti menciptakan dan membangkitkan satu diri saja.



 QS. Luqman 31: 28

مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا ڪَنَفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ (٢٨

"Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu itu melainkan hanyalah seperti SATU DIRI saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa dalam "satu diri" itu terdapat sistem informasi yg menjadi acuan pada saat penciptaan dan pembangkitan kembali. Itulah "cetak biru" penciptaan manusia, yg terekam di dalam genetikanya. Begitulah memang sifat stem sel.



Di dalam inti stem sel itu terdapat kode-kode genetika dalam bentuk DNA yg mengkodekan seluruh sifat-sifat seseorang. Maka, seluruh proses penciptaan manusia di dalam rahim, sepenuhnya dikendalikan Allah lewat kode-kode genetika itu.

Demikian pula saat dibangkitkan. Badan manusia yg hancur di dalam tanah bakal dibangkitkan kembali oleh Allah, persis seperti badan semula, karena cetak birunya masih tersimpan di dalam sel-sel jasad kita yg telah mati, tetapi tersisa di dalam kubur.



 Maka, ketika proses kebangkitan berlangsung, Allah menjadikan rekaman genetika itu sebagai acuan untuk menghidupkan badan kita kembali. Allah menyimpan seluruh informasi genetika di dalam stem sel itu ke dalam triliunan sel tubuh kita, yang sebagiannya tidak bisa hancur meskipun telah terkubur di dalam tanah jutaan tahun.
 

 
Proses kebangkitan itu telah pernah kita baham buku serial ke-2, yaitu: TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL. Bahwa Allah membalik hukum alam dunia menjadi alam Akhirat dengan cara mengerutkan kembali alam semesta. Dalam istilah Al Qur'an, Allah menggulung langit ke arah yg berbalikan dengan penciptaan semula. Tadinya mengembang, maka kelak bakal mengerut, menuju kehancuran total. Dalam istilah teori BIG BANG, disebut sebagai BIG CRUNCH.

Pada saat alam sedang berjalan terbalik itulah Allah menghidupkan kembali manusia serentak. Bagaikan menghidupkan SATU DIRI.


QS. Al Anbiyaa' 21: 104


يَوۡمَ نَطۡوِى ٱلسَّمَآءَ ڪَطَىِّ ٱلسِّجِلِّ لِلۡڪُتُبِ‌ۚ كَمَا بَدَأۡنَآ أَوَّلَ خَلۡقٍ۬ نُّعِيدُهُ ۥ‌ۚ وَعۡدًا عَلَيۡنَآ‌ۚ إِنَّا كُنَّا فَـٰعِلِينَ (١٠٤

"Pada hari KAMI gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. SEBAGAIMANA Kami telah memulai PENCIPTAAN PERTAMA begitulah KAMI akan MENGULANGINYA. Itulah suatu janji yg pasti KAMI tepati; sesungguhnya KAMI-lah yg akan melaksanakannya".



      
C. PENCIPTAAN HAWA

C.1. NAMA HAWA TAK DISEBUT DIDALAM AL QUR'AN

HAWA sebagai nama isteri Nabi Adam, ternyata tak disebut di dalam Al Qur'an. Kitab suci Islam ini hanya menyebutnya sebagai ISTERI Adam tanpa penjelasan detil yg menyertainya.

Sedangkan kata HAWA yg bermakna lain justru disebut-sebut dalam jumlah yg banyak. Kurang lebih 30 kali dalam berbagai ayat. Maknanya adalah dorongan HAWA NAFSU yg memiliki potensi untuk merusak, menyesatkan atau pun merugikan.


QS. Thaahaa 20: 16

فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنۡہَا مَن لَّا يُؤۡمِنُ بِہَا وَٱتَّبَعَ هَوَٮٰهُ فَتَرۡدَىٰ (١٦
"Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yg tidak beriman kepadanya dan oleh orang yg mengikuti HAWA NAFSUNYA, yg menyebabkan kamu JADI BINASA".





QS. Al Kahfi 18: 28

وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّہُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُ ۥ‌ۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡہُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُ ۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَٮٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُ ۥ فُرُطً۬ا (٢٨

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yg menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan PERHIASAN kehidupan DUNIA ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yg hatinya telah KAMI lalaikan dari mengingati KAMI, serta menuruti HAWA NAFSUNYA dan adalah keadaannya itu MELEWATI BATAS".



Namun demikian, cerita tentang HAWA sebagai isteri ADAM disinggung Allah dalam sejumlah ayat. Meskipun tidak diceritakan secara khusus, selalu berkaitan dengan keberadaan Adam sebagai tokoh utama.

QS. Al Baqarah 2: 35-36


 وَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥


35. "Dan KAMI berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan ISTERIMU surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yg banyak lagi baik di mana saja yg kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yg menyebabkan kamu termasuk orang-orang yg dzholim"


فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦

36. "Lalu KEDUANYA digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan KAMI berfirman: "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yg lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yg ditentukan".




Di ayat-ayat sebelumnya, Allah bercerita terlebih dahulu tentang, Adam, para Malaikat, dan Iblis. HAWA sebagai isteri Adam belum disebut-sebut. Bahkan sampai ketika Allah memerintahkan para malahkat untuk bersujud kepada Adam pun, keberadaan HAWA belum disebut. Karena itu, para malaikat hanya bersujud kepada Adam. Tidak pernah mendengar cerita, para malaikat juga bersujud kepada isteri Adam.




Keberadaan HAWA baru mulai disinggung ketika Allah memerintahkan Adam tinggal di surga, setelah memperoleh pengakuan dari para malaikat. Dan setelah dibangkang oleh Iblis yg tak mau bersujud kepadanya. Lantas, Allah bercerita sebagaimana ayat di atas, Adam dan isterinya disuruh tinggal berdua di surga. Sebelumnya, sama sekali tidak menyinggung soal keberadaan HAWA. Demikian pula dalam ayat berikut ini.


QS. Al A'raaf 7: 19

وَيَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ فَكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٩
"(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat TINGGALLAH KAMU dan ISTERIMU di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yg kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yg dzholim".

Padahal, sebelumnya Adam sudah berada di surga. Hal itu terungkap dari percakapan antara Allah, Adam, Malaikat dan Iblis. Ketika iblis membangkan perintah sujud, maka Allah pun memgusir iblis dari surga.
QS. Al A'raaf 7: 12-13

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَ‌ۖ قَالَ أَنَا۟ خَيۡرٌ۬ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِى مِن نَّارٍ۬ وَخَلَقۡتَهُ ۥ مِن طِينٍ۬ (١٢

12. "Allah berfirman: "Apakah yg MENGHALANGIMU UNTUK BERSUJUD (kepada Adam) di waktu AKU menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkan ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".


قَالَ فَٱهۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيہَا فَٱخۡرُجۡ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّـٰغِرِينَ (١٣

13. "Allah berfirman: "TURUNLAH KAMU dari SURGA itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Percakapan di atas menunjukkan bahwa sebelum Allah memerintahkan untuk tinggal di surga kepada Adam dan Hawa, iblis sudah pernah berada di surga. Yaitu ketika sedang terjadi percapkapan di atas. Iblis, lantas diusir dari surga karena membangkang perintah Allah. Barulah kemudian muncul cerita tentang HAWA yg disuruh tinggal di surga bersama suaminya, ADAM.

Karena itu, dalam ayat berikut ini, Allah sudah melibatkan Hawa dalam perseteruan dengan iblis.
Sejak itu, Allah mendeklarasikan pembangkangan iblis sebagai sikap permusuhannya kepada manusia. Kepada Adam. Kepada Hawa. Dan kepada seluruh keturunan mereka (Adam dan Hawa).
QS. Thaahaa 20: 117

فَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَـٰذَا عَدُوٌّ۬ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ (١١٧

"Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah MUSUH BAGIMU dan BAGI ISTERIMU, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surg, yang menyebabkan kamu menjadi celaka".


QS. Yaa siin 36: 60

أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَـٰنَ‌ۖ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٦٠
"Bukankah AKU telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah SETAN? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu".






C.2. DARI JENISMU SENDIRI

BAGAIMANAKAH proses penciptaan Hawa? Benarkah ia diciptakan dari diri Adam? Dari tulang rusuknya? Dan, tercipta langsung dewasa?

Tidak ada satu ayat pun di dalam Al Qur'an yg bercerita secara eksplisi tentang itu. Bahwa Hawa di ciptakan dari diri Adam. Atau bahkan tulang rusuknya.


Ayat-ayat di dalam Al Qur'an hanya memberikan informasi yg samar-samar saja tentang penciptaan Hawa. Bahkan sebagaimana kita bahas di bagian sebelum ini, nama Hawa pun tidak disebut di dalam Al Qur'an. Namun, memang ada beberapa ayat yg bisa kita gunakan untuk menulusuri penciptaan Hawa itu.

Cerita tentang penciptaan Hawa yg berasal dari tulang rusuk Adam itu terdapat di hadits. Dan, kalau kita cari sumber ayatnya di dalam Al Qur'an mengarah kpd ayat2 yg bercerita tentang SATU DIRI sbg kita bahas di depan.
QS. Al A'raaf 7: 189

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَجَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا لِيَسۡكُنَ إِلَيۡہَا‌ۖ فَلَمَّا تَغَشَّٮٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلاً خَفِيفً۬ا فَمَرَّتۡ بِهِۦ‌ۖ فَلَمَّآ أَثۡقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَٮِٕنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَـٰلِحً۬ا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (١٨٩


"DIA-lah Yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU dan DARI PADANYA DIA MENCIPTAKAN ISTERINYA, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yg ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika ENGKAU memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".



Beberapa ayat yg senada dengan ayat tersebut telah kita bahas. Dan memberikan nuansa seakan-akan "satu diri" itu adalah Adam, sedangkan isterinya - Hawa - diciptakan dari diri Adam itu.

Tapi, dari pembahasan yg telah kita lakukan, kita memperoleh kesimpulan bahwa "satu diri" itu bukanlah Adam, melainkan "stem sel" yg kemudian membelah membentuk proses penciptaan manusia di dalam rahim. Mekanisme detilnya, insyaAllah akan saya tulis dalam buku serial berikutnya yg terbit setelah buku ini.



Distorsi pemahaman tentang Hawa yg diciptakan dari tulang rusuk Adam itu agaknya terkait dengan asal-usul STEM SEL yg terpancar dari tulang sulbi. Yang kalau kita runtutkan ceritanya, menjadi begini:

1. Semua manusia berasal dari SATU DIRI, yaitu "stem sel" yg terbentuk dari bertemunya sel telur dan sel sperma di dalam rahim seorang ibu.


‎2. Dari "satu diri - stem sel" itulah Allah menciptakan pasangannya (zawjaha). Yang selama ini dimaknai sebagai isteri Adam. Alias Hawa. Padahal kata ZAWJAHA bermakna "pasangannya". Bisa suami, bisa isteri. Contoh yg jelas adalah QS. Al Mujaadalah 58: 1. Kata ZAWJAHA di ayat itu bukan dimaknai ISTERI tapi dimaknai sebagai SUAMI.

"Sungguh Allah telah mendengar ucapan wanita yg mendebat padamu tentang kejadian SUAMI-nya (zawjaha) sambil mengadu kepada Allah dan Allah telah mendengar soal jawab keduanya".
3. Jadi, dari STEM SEL itulah Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, yg berkembang biak di muka Bumi.

4. Keterlanjuran memahami "diri yang satu" sebagai Adam, membawa konsekuensi, seakan-akan Hawa diciptakan dari diri Adam. Dan karena "stem sel" itu terbentuk dari sel telur dan sel sperma yg terpancar dari tulang sulbi - tulang rusuk - maka Hawa pun dipersepsi sebagai diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam.
Pengetahuan manusia tentang ilmu BIOMULEKULER, terutama yg terkait dengan proses pembentukan bayi di dalam rahim, telah sangat membantu menuntun manusia untuk memahami ayat-ayat Al Qur'an dengan lebih terarah.

Untuk memperoleh pemahaman yg lebih baik, saya kira kita harus memahami ayat-ayat itu dari sudut pandang ayat-ayat lainnya secara holistik. Dan kemudian meng-CROSS CHECK dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir yg terkait dengan perkembangan janin di dalam rahim.
Sebagaimana penciptaan Adam yg di lahirkan oleh orang tuanya, maka Hawa pun mengarah kpd proses kelahiran yg serupa. Siapakah orang tuanya? Adalah tugas ilmu pengetahuan GENETIKA utk membuktikannya. Perkembangan yg pesat dlm pemetaan GEN manusia dewasa ini, insyaAllah akan menggiring pengetahuan manusia untuk memberikan bukti, siapakah orang tua Adam dan Hawa, puluhan ribu tahun yg lalu. Yang jelas Al Qur'an telah memberikan sinyal2 kuat bahwa orang tua mereka berasal dari SPESIES yg sama, yaitu AL BASYAR.
Al Qur'an hanya memberikan arah kepada manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Sebagaimana telah kita bahas pada buku sebelum ini. Memang begitulah yg difirmankan Allah di dalam Al Qur'an. Bahwa kita harus mencocokkan terus menerus ayat-ayat QAULIYAH yg ada di dalam Al Qur'an dengan ayat-ayat KAUNIYAH yg terhampar di alam semesta. Hasilnya, adalah sebuah pembuktian betapa hebatnya Allah sang Pencipta. Secara umum, Allah mengatakan bahwa isteri-isteri kita diciptakan Allah dari jenis SPESIES kita sendiri.
QS. Asy Syuura 42: 11


فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١

"(DIA) Pencipta langit dan bumi. DIA menjadikan bagi kamu DARI JENIS KAMU SENDIRI PASANGAN-PASANGAN dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yg serupa dengan DIA, dan DIA-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Maka, Hawa pun Allah ciptakan dari jenis yang sama. Dari spesies AL BASYAR. Karena Adam pun terlahir dari spesies AL BASYAR. Mereka berdua adalah AL BASYAR pilihan. Yang telah memiliki kecerdasan tinggi. Memiliki peradaban manusia modern. Yang dalam istilah Al Qur'an disebut sebagai AL INSAAN.
 
QS. An Nahl 16: 72


وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَجَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَزۡوَٲجِڪُم بَنِينَ وَحَفَدَةً۬ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ‌ۚ أَفَبِٱلۡبَـٰطِلِ يُؤۡمِنُونَ وَبِنِعۡمَتِ ٱللَّهِ هُمۡ يَكۡفُرُونَ (٧٢

"Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri DARI JENIS KAMU SENDIRI dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat ALLAH?"

Begitulah Allah memberikan pemahanan menyeluruh bahwa pasangan hidup kita berasal dari spesies kita sendiri. Sedangkan, hewan juga memiliki pasangan dari jenisnya sendiri.
Tidaklah wajar jika manusia memiliki pasangan dari jenis yang berbeda. Mereka tidak akan bisa melanjutkan keturunan.

Hal ini terungkap dari QS. Asy Syuura 42: 11 yg kita bahas di atas. Bahwa, berpasangan dengan jenisnya sendiri itulah yg bakal memunculkan mekanisme berkembang biak, menghasilkan keturunan sesuai jenisnya.
Sebagai contoh, jika ada manusia kawin dengan hewan misalnya, ia tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Meskipun, katakanlah dengan gorila atau sipanse, yg memiliki "kekerabatan dekat" secara genetika. Tidak akan menghasilkan anak setengah manusia-setengah gorila. Allah telah membuat batasan yg sangat jelas dalam mekanisme genetika makhluknya.
Katakanlah, jika kita mengkloning gorila, kemudian ditanam di dalam rahim seorang manusia, yg lahir dipastikan bukan sesosok manusia gorila. Ia tetap saja seekor gorila. Itu pun dengan syarat tidak ada penolakan biologis dari tubuh perempuan yg dititipi embrio gorila.

Sebaliknya, jika ada embrio manusia yg bisa dititipkan ke dalam rahim gorila, ia pasti akan terlahir sebagai manusia juga. Jika, persyaratan biologisnya terpenuhi.
Bahkan angan-angan ahli genetika yg memimpikan menciptakan manusia gorila dari kombinasi gen kedua makhluk yg berbeda jenis itu, kini juga diragukan keberhasilannya.

Pernah diangan-angankan bahwa takhnologi rekayasa genetika bakal bisa menciptakan "manusia super" setengah binatang dengan cara mencampur dan mengkombinasikan DNA antara gorila dengan manusia.
Kecerdasannya diambilkan dari gen-gen manusia berintelektual tinggi, sedangkan kekuatan fisiknya diambilkan dari genetika gorila. Disatukan di dalam laboratorium, dan kemudian hasil rekayasa itu ditanam di dalam rahim seorang manusia. Maka terlahirlah manusia super secara fisik, dan cerdas secara intelektual.

Tapi angan-angan itu kini semakin pudar. Karena ternyata gen-gen yg dikombinasikan dari makhluk yg berbeda jenis itu akan BERPERANG sendiri dan saling membunuh, sebelum embrio itu terbentuk.
 
Begitulah Allah menciptakan mekanisme yg sangat canggih dan sempurna di dalam penciptaan makhluk-makhluk-Nya. Apa lagi makhluk semulia manusia. Puncak kreasi di muka Bumi.


Pencampuran genetika hanya bisa berjalan di dalam jenisnya sendiri. Yang paling mudah adalah pada tumbuh-tumbuhan. Misalnya antara tanaman mentimun dengan melon. Antara pohon jambu dengan pohon apel. Atau antara jenis bunga tertentu dengan bunga lainya.
 Kesulitan akan semakin membesar ketika kita ingin mengawinkan antara jenis binatang. Kita tidak akan mungkin mengawinkan secara silang antara kucing dengan ayam misalnya. Atau antara macan dengan ular. Meskipun masih mungkin terjadi antara macan dengan singa.

Dan kesulitan itu akan mencapai puncaknya, ketika kita ingin mengawinkan secara silang seorang manusia dengan yg bukan jenis manusia. Perkawinan silang hanya bisa terjadi antara ras-ras di antara manusia itu sendiri.
Kembali kepada penciptaan HAWA, Al Qur'an memberikan sinyal-sinyal yg harus dibuktikan secara ilmiah, bahwa Hawa juga dilahirkan dari spesies manusia, sebagaimana Adam. Mereka diciptakan Allah di dalam rahim AL BASYAR yang terlebih dahulu ada. Keduanya diciptakan Allah dari jenisnya sendiri. Dan kemudian dari keduanyalah berkembang biak manusia di seluruh muka Bumi, hingga kini.



C.3. AGAR MERASA TENTERAM DAN BAHAGIA

ALLAH menciptakan pasangan2 hidup kita dr jenis kita sendiri. Salah satu tujuannya adalah agar hidup kita menjadi tenteram & penuh kebahagiaan. Ditumbuhkan-Nya rasa cinta & kasih sayang yg mendalam. Sehingga terbentuklah keluarga yg sakinah, mawaddah wa rohmah, bagaikan dlm surga.

Maka, tidak heran Rasulullah SAW menyebut keluarga adalah surga dunia. BAITI JANNATI. Itu jugalah yg dirasakan oleh Adam & Hawa ktk diperintahkan Allah utk mendiami taman indah di muka Bumi.


QS. Ar Ruum 30: 21

وَمِنۡ ءَايَـٰتِهِۦۤ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَڪُم مَّوَدَّةً۬ وَرَحۡمَةً‌ۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَتَفَكَّرُونَ (٢١

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah DIA menciptakan untukmu ISTERI-ISTERI DARI JENISMU sendiri, supaya kamu cenderung dan MERASA TENTERAM (litaskunuu) kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa KASIH dan SAYANG. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat TANDA-TANDA BAGI KAUM YANG BERFIKIR".





Penggunaan kata LITASKUNUU di dalam Al Qur'an ternyata ada 4 kali. Salah satunya adalah ayat di atas, dengan makna "cenderung dan merasa tenteram". Sedangka 3 lainya, terdapat pada ayat-ayat berikut ini, dengan makna "beistirahat", yaitu QS. Yunus 10: 67, QS. Al Qashash 28: 73, dan QS. Al Mu'min 40: 61




QS. Yunus 10: 67

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ لِتَسۡڪُنُواْ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبۡصِرًا‌ۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَسۡمَعُونَ (٦٧

"DIA-lah yg menjadikan malam bagi kamu supaya kamu BERISTIRAHAT (litaskunu) padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat TANDA-TANDA BAGI ORANG-ORANG YG MENDENGAR".



QS. Al Qashash 28: 73


 وَمِن رَّحۡمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (٧٣

"Dan karena rahmat-Nya, DIA jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu BERISTIRAHAT (litaskunuu) pada malam itu dan supaya kamu memcari sebahagian dari KARUNIA-NYA (pada siang hari) dan agar kamu BERSYUKUR KEPADA-NYA".





QS. Al Mu'min/Ghofir 40: 61

ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبۡصِرًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ (٦١

"ALLAH-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu BERISTIRAHAT (litaskunu) padanya; dan menjadikan terang benderang. Sesunguhnya Allah benar-benar mempunyai KARUNIA yg dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak BERSYUKUR".

Meskipun dimaknai berbeda karena kondisinya berbeda namun kita bisa menangkap suasana yg sama pada kata LITASKUNU tersebut. Bahwa seseorang akan merasa tenang, tenteram, dan cenderung untuk menginginkannya.
Sebagaimana cenderung antara lelaki dengan perempuan. Atau bagaikan kecendengan seseorang untuk beristirahat pada malam hari setelah seharian bekerja keras.

Sebuah kebutuhan yg sangat mendasar, yg jika kita memperolehnya, maka kita bakal merasa nyaman. Merasa tenteram dan bahagia. Begitulah menggambarkan perasaan yg muncul di antara pasangan manusia. Baik laki-laki maupun perempuan. Tempat berlabuhnya hati.



 Di ayat yang lain lagi Allah menggunakan kata LIYASKUNA untuk menggambarkan perasaan tersebut, juga terhadap pasangan hidupnya


QS. Al A'raaf 7: 189

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَجَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا لِيَسۡكُنَ إِلَيۡہَا‌ۖ فَلَمَّا تَغَشَّٮٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلاً خَفِيفً۬ا فَمَرَّتۡ بِهِۦ‌ۖ فَلَمَّآ أَثۡقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَٮِٕنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَـٰلِحً۬ا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (١٨٩

"DIA-lah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya DIA menciptakan isterinya, agar dia MERASA SENANG (liyaskuna) kepadanya. Maka setelah DICAMPURINYA, ISTERINYA ITU MENGANDUNG kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat , keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika ENGKAU memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang BERSYUKUR".
Ayat di atas lebih jelas dalam menggambarkan perasan tersebut, bahwa ketenangan dan ketenteraman itu terkait dengan perasaan suami isteri. Perasaan tenteram dan bahagia yang menjurus kepada hubungan-hubungan psikis sekaligus biologis. Sama dengan kebutuhan untuk beristirahat dari kepenatan badan maupun pikiran.

Maka perasaan itulah yg dirasakan Adam dan Hawa, ketika mereka berdua diperintahkan Allah untuk tinggal berpasangn di dalam taman yg indah. Perasaan tenteram hidup sebagai suami isteri.
Dan perasaan puas serta bahagia, karena hidup dalam situasi serba berkecukupan di dalamnya.

Untuk apa semua itu diberikan Allah kepada manusia? Kalau kita baca deretan ayat-ayat di atas, kita menjadi tahu bahwa semua itu ditujukan agar kita memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Agar kita memahami tanda-tanda keberadaan-Nya. Agar kita memperoleh dan menikmati karunia-Nya yg sangat banyak itu. Dan kemudian, kita menjadi pandai bersyukur kepada-Nya.
Maka, barangsiapa pandai bersyukur, Allah bakal melipatgandakan nikmat-Nya. Secara kuantitas maupun kualitasnya. Sebaliknya, siapa saja yg tidak pandai bersyukur, bahkan kafir, maka dia bakal mengalami penderitaan yg sangat pedih.


QS. Ibrahim 14: 7

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕن شَڪَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡ‌ۖ وَلَٮِٕن ڪَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ۬ (٧

"Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu BERSYUKUR, pasti AKU akan MENAMBAH (NIKMAT) kepadamu, dan jika kamu MENGINGKARI, maka sesungguhnya ADZAB-KU SANGAT PEDIH".



D. MALAIKAT PUN BERSUJUD

D.1. MALAIKAT MERAGUKAN ADAM

PARA MALAIKAT sempat "mempertanyakan" rencana Allah untuk menjadikan Adam sebagai KHALIFAH di muka Bumi. Bukan karena malaikat tidak taat kepada Allah. Atau, malaikat berubah menjadi makhluk pembantah. Mereka sepenuhnya adalah makhluk yg sangat taat kepada Allah dan selalu ber-TASBIH mengagungkan kebesaran Sang Pencipta, sepanjang waktu yg mereka lalui. Lantas, kenapa mereka mempertanyakan rencana Allah untuk menjadikan Adam sebagai KHALIFAH? Agaknya, mereka meragukan kemampuan Adam!


QS. Al Baqarah 2: 30

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬‌ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ‌ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ (٣٠

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya AKU hendak menjadikan seorang KHALIFAH di muka bumi". Mereka berkata: "MENGAPA Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan membuat KERUSAKAN padanya dan MENUMPAHKAN DARAH, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya AKU MENGETAHUI apa yang tidak kamu ketahui".
Ada dua hal yg diragukan malaikat terhadap Adam.

1. Diperkirakan Adam dan keturunananya bakal berbuat kerusakan di muka Bumi.
2. Adam dan keturunannya bakal saling berbunuh-bunuhan membuat pertumpahan darah.
Keraguan malaikat terhadap Adam itu lantas menumbuhkan pertanyaan di benak kita juga. Bagaimana malaikat bisa tahu, dan kemudian meragukan kemampuan Adam tersebut? Apakah sudah ada preseden yang terjadi sebelumnya bahwa makhluk semacam Adam membuat kerusakan di muka Bumi? Ataukah, malaikat memang memiliki pengetahuan ke masa depan?
Dua-duanya mungkin saja terjadi.

1. Malaikat meragukan Adam, karena sebelum Adam memang sudah ada makhluk seperti Adam yg telah mengisi kehidupan di muka Bumi. Itulah yg dalam buku sebelumnya telah kita bahas. Bahwa ada spesies manusia yg telah mendahului Adam. Mereka adalah AL BASYAR yg masih berperadaban rendah. Manusia purba. Berbeda dengan Adam yg telah memiliki kemampuan berperadaban lebih tinggi. Meskipun secara fisik mirip dengan AL BASYAR purba itu. Dalam Al Qur'an, Adam dan keturunannya lebih sering disebut sebagai AL INSAAN.

Itulah yg menyebabkan malaikat meragukan kemampuan Adam sebagai pemimpin alias KHALIFAH. Seorang khalifah adalah seorang manusia yang memiliki beberapa syarat.
‎1. Ia harus memiliki kecerdasan dan kemampuan intelektualitas yg tinggi. Agar ia bisa memahami persoalan dengan baik. Dan mencari solusi atas berbagai persoalan yg dihadapinya. Jika pemimpinnya tidak pintar secara intelektual, maka kepemimpinannya bakal menghadapi banyak masalah.

2. Seorang pemimpin harus adil, bijaksana, dan tidak menuruti hawa nafsunya. Pemimpin yg memihak dan culas hanya bakal menimbulkan masalah. Apalagi, jika ia hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
3. Seorang pemimpin harus mawas diri. Mengetahui salah dan benar. Dan mau mengakui kelemahannya. Sehingga ia bisa membawa ummatnya untuk menuju ke jalan yg benar dan memberi manfaat bersama.

4. Seorang pemimpin haruslah bersifat spiritual, dekat dengan Allah Sang Penguasa alam semesta. Karena dengan kedekatannya itulah ia akan memperoleh petunjuk dan bimbingan secara benar.


Jika seorang pemimpin tidak memiliki kualifikasi semacam itu, maka ia hanya akan menghasilkan kerusakan dan pertumpahan darah di antara sesamanya.


Karena itu, dalam berbagai ayat-Nya Allah berfirman bahwa seorang pemimpin harus memiliki kualifikasi demikian.

QS. Al Qashash 28: 14



 وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ ۥ وَٱسۡتَوَىٰٓ ءَاتَيۡنَـٰهُ حُكۡمً۬ا وَعِلۡمً۬ا‌ۚ وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٤

"Dan setelah Musa cukup umur dan SEMPURNA AKALNYA, KAMI berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah KAMI memberi balasan kepada orang-orong yang berbuat baik".


Seorang khalifah, seorang Rasul harus memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Ini menjadi salah satu sifat dasar mereka. Karena itu, dalam ayat di atas, Allah menyempurkan terlebih dahulu nabi Musa, dan menurunkan ilmu pengetahuan kepadanya. Barulah ia layak menjadi utusan Allah. Bukan hanya nabi Musa, nabi Hud pun demikian.



QS. Al A'raaf 7: 67



قَالَ يَـٰقَوۡمِ لَيۡسَ بِى سَفَاهَةٌ۬ وَلَـٰكِنِّى رَسُولٌ۬ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٦٧

"Hud berkata: "Hai kaumku, TIDAK ADA PADAKU KEKURANGAN AKAL SEDIKITPUN, tetapi aku ini adalah utusan dari (Allah) Tuhan semesta alam".
Bahkan malaikat Jibri sebagai utusan Allah untuk menyampaikan wahyu kepada para Rasul pun adalah makhluk yg sangat cerdas.


QS. An Najm 53: 6
ذُو مِرَّةٍ۬ فَٱسۡتَوَىٰ (٦

"Yang mempunyai AKAL YANG CERDAS; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.
Para malaikat meragukan Adam, karena generasi AL BASYAR sebelumnya tidak menunjukkan kecerdasan yg dimaksud. Fisiknya saja yg bagus, akan tetapi akal kecerdasannya rendah. Mereka tidak memiliki peradaban yg memadai. Sehingga, jika mereka ditunjuk mengelola bumi dikhawatirkan bakal berbuat kerusakan. Bukan membangun, melainkan menghancurkan.

Kualifikasi yg ke 2 bagi seorang khalifah adlah sifat adil, bijaksana dan tidak menuruti dongeng hawa nafsunya.
QS. Shaad 38: 26

يَـٰدَاوُ ۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَـٰكَ خَلِيفَةً۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٌ۬ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ (٢٦


"Hai Daud, sesungguhnya KAMI menjadikan kamu KHALIFAH di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan ADIL dan JANGANLAH kamu mengikuti HAWA NAFSU, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yg sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yg berat, karena merka melupakan hari perhitungan".

Dalam hal ini pun malaikat meragukan kemampuan Adam untuk bisa berlaku adil dan tidak memperturutkan hawa nafsunya.
Hawa nafsu adalah dorongan keinginan yg berpotensi merusak. Agaknya, malaikat melihat makhluk-makhluk sejenis Adam yg mereka tidak memiliki kapasitas khalifah. Jangankan berlaku adil, intelektualnya pun tidak memadai. Jangankan berlaku bijak, mereka lebih suka memperturutkan hawa nafsunya. Apa saja yg mereka inginkan, mereka lakukan. Tidak ada pertimbangan dari segi peradaban. Begitulah memang kehidupan AL BASYAR di masa-masa awal, sebelum Adam diciptakan.
Yang ke 3, seorang khalifah harus memiliki sifat mawas diri, tahu salah benar, dan mau mengakui kesalahan jika ia salah. Dan kemudian berkomitmen untuk menempuh jalan kebaikan.


QS. Al Baqarah 2: 53-54


وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ (٥٣

53. "Dan (ingatlah), ketika KAMI berikan kepada Musa Al Kita dan keterangan yg MEMBEDAKAN ANTARA YANG BENAR DAN YANG SALAH, agar kamu mendapat petunjuk".

وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَـٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَڪُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلۡعِجۡلَ فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِٮِٕكُمۡ فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٲلِكُمۡ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ عِندَ بَارِٮِٕكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ (٥٤

‎54. "Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah MENGANIAYA DIRIMU SENDIRI karena kamu telah menjadikan anak lembu (sesembahanmu), maka BERTAUBATLAH kepada Tuhan yg menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yg menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya DIA-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang"

Dan yg ke 4, seorang pemimpin harus memiliku jiwa spiritual yg tinggi, selalu mendekatkan diri kepada Allah. Karena Allah-lah sang Penguasa Sejati yg memperkenankan do'a hamba-hamba-Nya ketika mereka dalam kesulitan.


Seorang pemimpin yg jauh dari Tuhan, dan hanya menuruti dorongan hawa nafsunya saja, bakal memiliki peluang besar untuk berbuat kerusakan. Dan, lebih celaka lagi jika ia tidak tahu mana salah mana benar. Tak bisa mawas diri.


QS. An Naml 27: 62
أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجۡعَلُڪُمۡ خُلَفَآءَ ٱلۡأَرۡضِ‌ۗ أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِ‌ۚ قَلِيلاً۬ مَّا تَذَڪَّرُونَ (٦٢

"Atau siapkah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia BERDO'A KEPADA-NYA, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai KHALIFAH di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-(Nya)".

Begitulah mestinya kualifikasi seorang khalifah. Para malaikat pun tahu persis tentang itu. Dan mereka tidak melihatnya pada makhluk AL BASYAR waktu itu. Sehingga mereka meragukan Adam bakal bisa menjadi khalifah sebagaimana diinginkan oleh Allah. Akan tetapi, apa jawab Allah? "INNI A'LAMU MAA LAA TA'LAMUN - AKU mengetahui apa-apa yg tidak kamu ketahui". Dan Allah, tetap dengan keputusan-Nya untuk menjadikan Adam sebagai khalifah di muka Bumi.


Itulah alasan yg pertama, kenapa malaikat meragukan Adam. Mereka membandingkan Adam dengan makhluk Al Basyar sebelumnya yg memang belum berperadaan tinggi, dan tidak memiliki kualifikasi khalifah.


Sedangkan pemahaman yg kedua, malaikat mengetahui bahwa manusia bakal membuat kerusakan dan pertumpahan darah, dikarenakan malaikat adalah makhluk berdimensi tinggi. Mereka mendiami langit ke 7. Dan mereka adalah makhluk yg berakal sangat cerdas, sebagaimana kita singgung di depan.


Sebagai makhluk berdimensi tinggi, mereka bakal mengetahui alam berdimensi lebih dalam skala waktu yg lebih luas. Mereka bisa melihat sebagian masa depan kita. Kenapa demikian? Disebabkan oleh dua hal.


Yang pertama, disebabkan oleh garis waktu yg melengkung. Karena lengkung, maka mereka bisa melihat masa depan dunia lewat alam yg berdimensi lebih tinggi. Hal ini telah kita bahas panjang lebar dalam buku serial ke 3, yaitu: TERPESONA DI SIDROTUL MUNTAHA.
Kondisi ini juga pernah dialami RASULULLAH SAW ketika berada di langit ke 7. Beliau bisa melihat masa depan surga dan neraka. Apa dan bagaimana peristiwa yg bakal terjadi di kedua tempat itu. Bukan kejadian saat itu, melainkan kejadian di akhirat kelak. Bahkan sepanjang perjalan Mi'raj Rasulullah pun melihat berbagai peristiwa yg tidak terlihat dari langit dunia.

Kenapa bise demikian? Karena Rasulullah berada di alam yg berdimensi lebih tinggi. Dan ingat, malaikat adalah makhluk dari langit ketujuh.
Dan Rasulullah melihat Jibril di dekat Sidrotul Muntaha itu dalam wujud aslinya.





QS. An Najm 53: 13-14


وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ (١٣


13. "Dan sesungguhnya Muhammad telah melih JIBRIL itu (dalam rupanya yg asli) pada waktu yg lain, 


عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ (١٤
 

14. (yaitu) DI SIDRATIL MUNTAHA. Di dekatnya ada surga tempat tinggal".


Ayat di atas menggambarkan bahwa Jibril adalah makhluk dari langit ke 7. Berada di alam akhirat yg berdimensi 9. Satu alam dengan surga dan neraka.


Dari alam berdimensi tinggi itulah Rasulullah SAW bisa melihat masa depan. Termasuk surga dan neraka. Karena itu, para malaikat pun bisa melihat masa depan, karena mereka berada di alam tinggi. Hal ini sebenarnya bisa diceritakan secara ilmiah. Akan tetapi, tentu saja, membutuhkan waktu yg agak panjang. Jika anda berminat untuk memahami struktur alam lebih tinggi itu silahkan baca buku seria ke 3 tersebut. Saya membahas perjalanan ISRA' MI'RAJ dari sudut pandang pengetahuan mutakhir.
Jadi, ringkas kata, para malaikat bisa melihat masa depan Adam, dan seluruh keturunannya. Dan malaikat tahu, bahwa manusia bakal membuat kerusakan di muka Bumi dan bakal berbunuh-bunuhan dalam bentuk peperangan seperti yg kita lihat dewasa ini. Ataupun seperti tercatat dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia.
Akan tetapi, sekali lagi, Allah menjawab pertanyaan malaikat itu dengan perkataan: AKU MENGETAHUI APA-APA YG KAMU TIDAK TAHU. Hal itu sekaligus memberikan gambaran kepada kita, bahwa Allah memiliki rencana yg jauh di luar pengetahuan malaikat, tetap saja mereka adalah makhluk Allah yg pengetahuannya ada batasnya.
  
Dua pemahaman di atas bisa saja terjadi secara bersamaan pada benak para malaikat, ketika mereka meragukan kempuan Adam. Di satu sisi, mereka melihat bahwa AL BASYAR PURBA bukanlah makhluk yg cocok untuk menjadi KHALIFAH karena tidak memenuhi kualifikasi.
 
Dan di sisi lain, mereka mengkhawatirkan karena MELIHAT bahwa keturunan Al Basyar itu bakal membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka Bumi. Tapi begitulah, Allah mengetahui apa-apa yg tidak mereka ketahui. Sehingga Allah tetap memilih Adam dan keturunanya sebagai KHALIFAH yg ditugasi mengelola planet BUMI.
 
QS. An Naml 27: 62

قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَـٰذِبِينَ (٢٧

"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang MENJADIKAN KAMU (MANUSIA) SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yg lain? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).
 
 QS. Al Israa' 17: 70

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬ (٧٠

"Dan sesungguhnya tela Kami MULIAKAN anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan KELEBIHAN YANG SEMPURNA atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan".



D.2. MENUNJUKKAN KEMAMPUAN PERADABAN

ADAM diragukan oleh para malahkat, dan ditentang oleh Iblis. Akan tetapi Allah tetap menjalankan rencanaNya menciptakan spesies KHALIFAH di muka bumi. Dan Adam adalah nenek moyang SPESIES PENGUASA di planet Bumi ini.

Maka, bukan hanya Adam yg menjadi KHALIFAH, melainkan juga seluruh keturunannya. BANI ADAM. Siapa saja dari keturunannya bakal menjadi penguasa di Bumi. Dan bagi mereka yg memiliki kualifikasi lebih tinggi bakal menjadi pemimpin bagi yg lainnya.


Di ayat penutup bagian sebelum ini, Allah telah mendeklarasikan, bahwa anak-anak Adam bakal dimuliakan, dan bakal menjadi penguasa di muka Bumi. Semua yg ada di planet ini memang disediakan sebagai fasilitas kehidupan Bani Adam.


QS. Al Baqarah 2: 29


هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّٮٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬‌ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٢٩

"DIA-lah Allah, yg menjadikan SEGALA YANG ADA di bumi UNTUK KALIAN dan DIA berkehendak menuju langit, lalu di jadikan-Nya tujuh langit. Dan DIA Maha Mengetahui segala sesuatu".



Pada ayat berikutnya, QS. 2:30, kemudian Allah mengatakan kpd malaikat akan menjadikan KHALIFAH di muka Bumi. Untuk mengelola segala fasilitas yg telah diciptakanNya. Untuk memuliakan Adam beserta seluruh keturunannya. Saat itulah para malaikat mempertanyakan & mengkhawatirkan situasi kehidupan di muka Bumi kelak.

Inti dari pertanyaan malaikat adalah: Benarkah Adam mampu mengelola Bumi? Benarkah ia cukup cerdas? Benarkah ia cukup bijak & adil? Dan tak lupa kpd Sang Pecipta? Jangan2 tidak mampu & lupa diri.
Karena itu, Allah lantas membuktikan kemampuan Adam untuk menjawab keraguan mereka. Allah memberikan ujian kepada Adam untuk membuktikan bahwa Adam berbeda dengan AL BASYAR PURBA yg hidup di jaman itu.

Salah satu pembuktian yg diberikan Allah kepada Adam adalah dalam hal kemampuan peradaban. Benarkah Adam cukup cerdas untuk menjadi khalifah di muka Bumi?
  
Maka Allah pun mengajarinya ilmu pengetahuan yg terkait dengan kemampuan peradabannya itu. Bahkan kemudian diadu dengan para malaikat secara langsung. Dan terbukti, para malaikat kalah pintar dalam hal ini.


QS. Al Baqarah 2: 31-33


وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسۡمَآءِ هَـٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٣١

31. "Dan DIA MENGAJARKAN kepada Adam nama-nama SELURUHNYA, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-KU NAMA BENDA-BENDA itu jika kamu memang orang-orang yang benar..!"


قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ (٣٢
‎32. "Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, TIDAK ADA YANG KAMI KETAHUI selain dari apa yg telah ENGKAU ajarkan kepada kami; sesungguhnya ENGKAU-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ‌ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ (٣٣
‎33. "Allah berfirman: "Hai Adam, BERITAHUKANLAH kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah KU-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya AKU MENGETAHUI RAHASIA LANGIT DAN BUMI dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?".

Begitulah, Allah mengajari Adam secara langsung tentang segala sesuatu yg diperlukannya untuk membangun peradaban di muka Bumi.


Para malaikat mengakui bahwa mereka tidak bisa seperti Adam. Mereka adalalah makhluk spesialis. Sedangkan Adam beserta keturunannya adalah makhluk generalis. Karena itu, ketika mengajarkan nama-nama benda "seluruhnya" kepada Adam, malaikat tidak mampu melakukan hal yg sama. Mereka mengatakan,: "TIDAK ADA YANG KAMI KETAHUI SELAIN YANG ENGKAU AJARKAN KEPADA KAMI".
Jadi mereka diciptakan hanya utk tugas2 tertentu saja, secara spesifik. Ada yg bertugas menyampaikan wahyu saja. Ada yg hanya utk menjaga neraka atau surga. Ada pula yg hanya bertugas menyampaikan rizki. Mencatat perbuatan manusia. Meniup sangkakala saat terjadinya kiamat. Dan lai sebagainya.

Mereka jg diciptakan Allah dg satu keinginan saja, yaitu taat menjalankan perintah Allah. Selalu beribadah. Bertasbih & mengagungkan Allah. Mereka tdk memiliki hawa nafsu. Dan tdk punya keinginan membangkan kpd Allah.
Sedangkan manusia, dalam hal ini diwakili oleh Adam, adalah makhluk yg diciptakan dengan multi talenta. Adam memiliki semua potensi yg kontradiksi di dalam dirinya. Ia memiliki potensi baik dan buruk sekaligus. Ia taat, tapi pembangkan. Ia pintar, tapi suatu ketika bisa sangat bodoh. Ia mulia sekaligus hina. Ia lembut hati, tapi juga bisa kasar. Ia baik hati, namun juga jahat. Ia makhluk yg senang beribadah, tetapi bisa menjadi sangat kafir tiada terkira. Itulah manusia.
 
Itulah yg ingin diberitahukan Allah kepada malaikat. Salah satunya, Allah menunjukkan bahwa Adam adalah makhluk jenius yg kecerdasannya mengalahkan malaikat. Ketika, Adam diajari ilmu pengetahuan tentang segala ciptaan Allah, ternyata ia sangat pandai. Barulah malaikat menyadari kelemahannya.
 
Kenyataan seperti ini bukan hanya terjadi pada Adam sebagai nenek moyang manusia. Tetapi juga pada keturunannya. Allah memberikan kemuliaan yg sama kepada Bani Adam. Allah juga mengajarkan ilmu pengetahuan yg sama kepada Bani Adam. Karena itu, kita melihat perkembangan peradaban Bani Adam pada semua generasi demikian pesatnya. Lebih-lebih ummat Rasulullah SAW.
 
Karena itu, tidak heran, wahyu yg pertama kali turun kepada beliau adalah perintah untuk membaca. Persis seperti yg diajarkan kepada Adam, nenek moyang kita. Allah memerintahkan untuk membaca apa saja yg ada di sekitar kita. Dan, kemudian menyebut mekanisme universal khas manusia, yaitu menggunakan peradaban tulis menulis. Sebuah peradaban yg hanya dimiliki oleh spesies manusia.
 
Dan yg lebih menarik lagi, Allah berjanji untuk mengajari manusia secara langsung apa-apa yg tidak dipahaminya. Sebagaimana yg terjadi pada Adam ketika itu, Allah mengajarkan nama-nama benda seluruhnya.


QS. Al 'Alaq 96: 1-5


ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (١
خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (٢
ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (٣
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤
عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥ 


1. BACALAH dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.
2. DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. BACALAH, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.
4. Yang MENGAJAR (manusia) dengan perantaraan PENA.
5. DIA MENGAJARKAN kepada manusia APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA.
Ujicoba yang pertama berjalan dengan sukses. Allah telah memberikan bukti kepada para malaikat bahwa Adam adalah berbeda dengan "Al Basyar Purba". Khususnya, dalam uji intelektualitasnya. Adam benar-benar makhluk dengan akal kecerdasan tinggi. Karena itu ia layak menjadi KHALIFAH di muka Bumi.



D.3. MALAIKAT BERSUJUD KEPADA ADAM

ADAM terbukti sebagai spesies yang berkecerdasan tinggi, melebihi malaikat. Adam diajari ilmu pengetahuan, dan dengan mudah bisa menguasainya. Sedangkan malaikat tidak. Dengan demontratif Allah mengadu kemampuan mereka, pemenangnya adalah Adam.

Maka, Allah pun berkata kepada para malaikat: "Bukankah sudah KU-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya AKU mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?".


Lantas, Allah memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud kepada Adam, sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan kepada sang KHALIFAH.

QS. Al Baqarah 2: 34


وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٤

"Dan ketika KAMI berfirman kepada para malaikat: "SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir".



QS. Al Hijr 15: 30-31


فَسَجَدَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ڪُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ (٣٠) إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّـٰجِدِينَ (٣١

(30). "Maka BERSUJUDLAH PARA MALAIKAT itu semuanya bersama-sama, 

(31). kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yg sujud itu".


Allah berulangkali bercerita tentang sujudnya malaikat kpd Adam, dalam berbagai surat. Tentang sujudnya malaikat ini ada pendapat yg berbeda. Salah satunya, mengatakan bahwa malaikat benar-benar bersujud kpd Adam sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan kepada sang khalifah. Akan tetapi ada juga yg berpendapat bahwa sujudnya malaikat itu bukan kepada Adam, melainkan kepada Allah. Bersama-sama Adam. Pendapat ke 2 ini mendasarkan argumentasinya pada sejumlah ayat yg mengajarkan bertauhid hanya kepada Allah.
QS. Al A'raaf 7: 206

 إِنَّ ٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ وَيُسَبِّحُونَهُ ۥ وَلَهُ ۥ يَسۡجُدُونَ ۩ (٢٠٦

"Sesungguhnya MALAIKAT-MALAIKAT yg ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan HANYA KEPADA-NYALAH MEREKA BERSUJUD".



QS. An Nahl 16: 49


وَلِلَّهِ يَسۡجُدُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ مِن دَآبَّةٍ۬ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ (٤٩
"Dan KEPADA ALLAH SAJALAH BERSUJUD segala apa yg berada di langit dan semua makhluk yg melata di bumi dan (juga) PARA MALAIKAT, sedang mereka tidak menyombongkan diri".
  
QS. Al Hajj 22: 18

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَڪَثِيرٌ۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ‌ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيۡهِ ٱلۡعَذَابُ‌ۗ وَمَن يُہِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِن مُّكۡرِمٍ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ ۩ (١٨


"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa KEPADA ALLAH BERSUJUD apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan adzab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang DIA kehendaki".

 QS. Haa Miim As Sajdah / Fushshilat 41: 37

وَمِنۡ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ‌ۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ (٣٧

"Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaanNya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. JANGANLAH BERSUJUD kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakan keduanya, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah".

Dan beberapa ayat lagi yg mengajarkan kepada kita bahwa bersujud itu hanya kepada Allah. Bukan kepada makhluknya.
Karena itu, bagi orang-orang yg mengambil pendapat kedua ini, mereka memaknai SAJADA LI ADAMA itu bukan sujud kepada Adam, melainkan BERSAMA ADAM.



Namun, secara bahasa memang lebih banyak yg berpendapat bahwa SAJADA LI ADAMA itu benar-benar sujud kepada Adam. Bukan bersama Adam. Menurut sahabat saya yg doktor sastra Arab, Dr Nasarudin Idris, LI ADAMA memang lebih cocok dimaknai KEPADA ADAM. Sedangkan kata depan yg bisa dimaknai BERSAMA hanyalah ILA dan FI.



Jika SAJADA LI ADAMA dimaknai dengan bersujud kepada Adam, maka sujudnya malaikat itu bukan diartikan menyembah, melainkan menghormati dan memberikan pengakuan atas ke-khalifah-an Adam. Tidak lebih.


Memang kalau kita membaca sejumlah ayat lain yg terkait dengan sujud itu, ada beberapa yg menunjukkan makna sujud seperti itu. Misalnya, peristiwa yg terkait dengan nabi YUSUF. Suatu ketika, beliau bermimpi disujudi sebelas bintang, matahari dan bulan. Dan akhirnya mimpi itu terbukti, dengan bersujudnya saudara-saudara nabi Yusuf kepadanya.


QS. Yusuf 12: 4



إِذۡ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَـٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيۡتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوۡكَبً۬ا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ رَأَيۡتُہُمۡ لِى سَـٰجِدِينَ (٤

"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya SUJUD KEPADAKU".


QS. Yusuf 12: 100
وَرَفَعَ أَبَوَيۡهِ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ وَخَرُّواْ لَهُ ۥ سُجَّدً۬ا‌ۖ وَقَالَ يَـٰٓأَبَتِ هَـٰذَا تَأۡوِيلُ رُءۡيَـٰىَ مِن قَبۡلُ قَدۡ جَعَلَهَا رَبِّى حَقًّ۬ا‌ۖ وَقَدۡ أَحۡسَنَ بِىٓ إِذۡ أَخۡرَجَنِى مِنَ ٱلسِّجۡنِ وَجَآءَ بِكُم مِّنَ ٱلۡبَدۡوِ مِنۢ بَعۡدِ أَن نَّزَغَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ بَيۡنِى وَبَيۡنَ إِخۡوَتِىٓ‌ۚ إِنَّ رَبِّى لَطِيفٌ۬ لِّمَا يَشَآءُ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ (١٠٠

"Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka merebahkan diri seraya SUJUD KEPADA YUSUF. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yg dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika DIA membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang DIA kehendaki. Sesungguhnya DIA-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Namun demikian, kita juga bisa memahami dan menghargai kawan-kawan yang berniat memurnikan TAUHIDnya, dengan memaknai sujud itu hanya kepada Allah. Maka, kalimat SAJADA LI ADAMA itu dimaknai bersujud kepada Allah bersama Adam.
  
Atau, jika kita ingin mengambil jalan tengahnya, kita bisa memaknai peristiwa itu demikian: PARA MALAIKAT BERSUJUD MENGHORMATII ADAM UNTUK MEMENUHI PERINTAH ALLAH. Bukan untuk menyembah Adam. Melainkan sekedar penghormatan.


QS. Shaad 38: 72-73


فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ (٧٢
فَسَجَدَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ڪُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ (٧٣

72. "Maka apabilah telah KU-sempurnakan kejadiannya dan KU-tiupkan kepadanya ruh-KU; maka hendaklah kamu TERSUNGKUR dengan BERSUJUD KEPADANYA".
73. "Lalu seluruh malaikat itu BERSUJUD SEMUANYA".


QS. Al Hijr 15: 29

فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ (٢٩

"Maka apabila AKU telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-KU, maka TUNDUKLAH kamu kepadanya DENGAN BERSUJUD".

Jadi, perintah utk bersujud itu memang datang dari Allah, utk memberikan penghormatan kpd sang Khalifah. Sebagian kawan yg lain lagi mempermasalahkan, apakah pemahaman yg keliru tentang sujudnya malaikat ini tidak berarti menyeret kita dlm kemuryrikan? Atau setidak2nya membangkang perintah Allah utk bersujud kepadaNya? Kok malah bersujud kpd Adam.
Menurut saya tidak. Kemusyrikan atau pembangkan itu hanya berlaku bagi mereka yg selain manusia. Yaitu, malaikat dan iblis. Karena merekalah yg diperintah oleh Allah untuk bersujud menghormati manusia. Dalam hal ini adalah Adam. Kita, sebagai keturun Adam tentu saja tidak bisa dikatakan musyrik atau membangkang, karena kita tidak termasuk yg diperintahkan untuk bersujud kepada Adam. Bahkan, dalam konteks pemahaman yg lebih luas, sebenarnya kita termasuk dalam keturunan Adam yg Allah memerintahkan kepada para malaikat dan iblis untuk menghormatinya. Dan, kenyataannya, para malaikat menghormati Bani Adam, sedangkan iblis beserta keturunannya memusuhinya.


Jadi, pemahaman tentang sujudnya malaikat kepada Adam, tidak perlu menjadi sebuah kekhawatiran baru akan menjadi musyrik atau membangkang karenanya. Sama saja bagi kita, memahami sujud itu kepada Adam sebagai sebuah penghormatan atas perintah Allah, ataupun kita pahami sebagai sujud bersama-sama Adam untuk menyembah Allah.
Kedua-keduanya adalah berdasarkan ketaatan untuk memenuhi perintah-Nya.

Pelajaran yg bisa kita ambil dari sujudnya malaikat itu adalah, bahwa manusia yg disimbolkan oleh kehadiran Adam itu merupakan makhluk yg dimuliakan Allah. Sehingga peristiwa kemunculannya menjadi sebuah cerita yg penuh makna. Dan menjadi diskusi panjang dalam sejarah munculnya manusia di Bumi.



Tidak pernah ada di dalam Al Qur'n kisah pemunculan makhluk lain, selain manusia, yg SEHEBOH ADAM. Mulai dari tumbuhan, binatang, jin, bahkan malaikat. Semuanya diceritakan dengan DATAR-DATAR saja.


QS. Thaahaa 20: 53


 ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ مَهۡدً۬ا وَسَلَكَ لَكُمۡ فِيہَا سُبُلاً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦۤ أَزۡوَٲجً۬ا مِّن نَّبَاتٍ۬ شَتَّىٰ (٥٣

"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka KAMI tumbuhkan dengan air hujan itu BERJENIS-JENIS DARI TUMBUH-TUMBUHAN yang bermacam-macam".



 QS. An Nuur 24: 45
  
 وَٱللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَآبَّةٍ۬ مِّن مَّآءٍ۬‌ۖ فَمِنۡہُم مَّن يَمۡشِى عَلَىٰ بَطۡنِهِۦ وَمِنۡہُم مَّن يَمۡشِى عَلَىٰ رِجۡلَيۡنِ وَمِنۡہُم مَّن يَمۡشِى عَلَىٰٓ أَرۡبَعٍ۬‌ۚ يَخۡلُقُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٤٥
 
"Dan Allah telah menciptakan SEMUA JENIS HEWAN dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yg berjalan di atas perutnnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". 



QS. Faathir 35: 1

 ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ جَاعِلِ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ رُسُلاً أُوْلِىٓ أَجۡنِحَةٍ۬ مَّثۡنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَۚ يَزِيدُ فِى ٱلۡخَلۡقِ مَا يَشَآءُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (١

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang MENJADIKAN MALAIKAT-MALAIKAT SEBAGAI UTUSAN-UTUSAN (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

QS. Al Hijr 15: 27


وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ (٢٧

"Dan KAMI telah MENCIPTAKAN JIN sebelum (Adam) dari api yang sangat panas".
 


Penciptaan semua makhluk itu, diceritakan begitu saja oleh Allah tanpa ada prolog ataupun dialog. Akan tetapi, pada saat mau menciptakan manusia, Allah sudah memberikan bocorannya kepada malaikat. Sehingga muncul dialog-dialog seputar rencana penciptaan Adam itu. Dan, malaikat meragukannya. Meskipun, kemudian Allah tetap saja menjalankan rencana-Nya.


Bahkan bukan hanya memberikan bocoran kepada malaikat, Allah juga menyuruh malaikat untuk tunduk dan hormat kepada Adam dan anak keturunannya, karena mereka adalah spesies penguasa di muka bumi. Cuma Iblis saja yang membangkang, karena tidak bisa menerima Adam sebagai penguasa.

Bahkan makhluk-makhluk lainnya di muka bumi ini semuanya diciptakan Allah untuk menyambut kehadiran manusia. Maka betapa mulianya Adam dan anak cucunya. Allah memuliakan di atas semua makhluk-makhluk-Nya.



QS. Al Israa' 17: 70

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬ (٧٠

"Dan sesungguhnya telah KAMI MULIAKAN anak-anak Adam, KAMI angkut mereka di daratan dan di lautan, KAMI berik mereka rizki dari yang baik-baik dan KAMI lebihkan mereka dengan KELEBIHAN YANG SEMPURNA atas kebanyakan makhluk yang telah KAMI ciptakan".
 



D.4. IBLIS ADALAH GOLONGAN JIN

KEJADIAN menarik lainnya pada peristiwa sujudnya para malaikat kepada Adam itu adalah yg terkait dengan pembangkangan Iblis. Ayat yg terkait dengan peristiwa itu terkesan AGAK ANEH, karena tidak ada perintah langsung dari Allah kepada Iblis untuk bersujud. Tapi, dalam ayat-ayat selanjutnya selalu dikatakan iblis tidak mau bersujud. "LHO KAN, MEMANG IBLIS TIDAK DIPERINTAHKAN UNTUK BERSUJUD KEPADA ADAM..??" tanya kawan saya.


Untuk itu marilah kita mendiskusikan hal-hal di seputar peristiwa itu. Ada sejumlah ayat yg bercerita tentang pembangkangan atau penolakan iblis terhadap perintah sujud. Di antaranya adalah berikut ini.

QS. Al Baqarah 2: 34


وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٤

"Dan ketika KAMI berfirman KEPADA PARA MALAIKAT "Sujudlah kamu kepada Adam," maka SUJUDLAH MEREKA, KECUALI IBLIS; ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir".



QS. Al A'raaf 7: 11

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَـٰڪُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنَـٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ لَمۡ يَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِينَ (١١

"Sesungguhnya KAMI telah menciptakan kamu (Adam), lalu KAMI bentuk tubuhmu, kemudian KAMI katakan KEPADA PARA MALAIKAT: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud KECUALI IBLIS. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud".

QS. Thaahaa 20: 116


 وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ (١١٦

"Dan (ingatlah) ketika KAMI berkata KEPADA MALAIKAT: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud KECUALI IBLIS. Ia membangkang".
 


QS. Shaad 38: 72-74

إِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى خَـٰلِقُۢ بَشَرً۬ا مِّن طِينٍ۬ (٧١) فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ (٧٢

72. "Maka apabila telah KU-sempurnakan kejadiannya dan KU-tiupkan kepadanya ruh-KU; maka HENDAKLAH kamu tersungkur, BERSUJUD kepadanya".


فَسَجَدَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ڪُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ (٧٣)

73. "Lalu seluruh MALAIKAT ITU BERSUJUD semuanya".


إِلَّآ إِبۡلِيسَ ٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٧٤

74. "KECUALI IBLIS; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir".
 


‎Dan masih ada sejumlah ayat lagi yg bercerita tentang perintah sujud kepada malaikat, yg diikuti pembangkangan iblis itu. Dari berbagai ayat yg bercerita tentang pembangkangan iblis itu saya memang tidak menjumpai adanya perintah langsung kepada iblis untuk bersujud. Perintahnya selalu kepada para malaikat. Kelanjutannya dikatakan: MALAIKAT BERSUJUD, KECUALI IBLIS. 


Ini memang terasa agak aneh. Karena itu kawan saya sempat bertanya: KENAPA TIDAK ADA PERINTAH LANGSUNG KEPADA IBLIS..? JADI, KALAU IA TIDAK MAU BERSUJUD KEPADA ADAM, BUKAN BERARTI IBLIS MEMBANGKANG PERINTAH ALLAH..? Sebab, memang tidak ada perintah langsung kepadanya. Perintah itu kan hanya berlaku kepada malaikat?

Atau ada juga pertanyaan dari kawan saya lainnya: APAKAH ITU GOLONGAN MALAIKAT JUGA, TAPI YANG MEMBANGKANG? Untuk pertanyaan yg kedua ini, Al Qur'an sudah menjawabnya.


QS. Al Kahfi 18: 50

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦۤ‌ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ ۥ وَذُرِّيَّتَهُ ۥۤ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢ‌ۚ بِئۡسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلاً۬ (٥٠

"Dan (ingatlah) ketika KAMI berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka KECUALI IBLIS. Dia adalah GOLONGAN JIN, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-KU, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzholim".
 


Ya, iblis memang bukan malaikat. Ia berasal dari golongan jin. Karena itu, ia bukan termasuk yg diperintah secara langsung oleh Allah untuk bersujud. Ia hanya diperintah secara tidak langsung oleh Allah untuk bersujud, sebagaimana makhluk lainnya. Jadi ayat-ayat "perintah dan pembangkang" itu memiliki makna untuk menegaskan bahwa iblis memang bukan malaikat.


Sesungguhnya jin diciptakan Allah untuk bersama-sama manusia beribadah kepada-Nya. Fitrah jin dan manusia adalah sederajat, yaitu sama-sama diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Karena itu, iblis sebagai nenek moyang jin tidak mau tunduk hormat kepada Adam.

QS. Adz Dzaariyaat 51: 56


وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ (٥٦

"Dan AKU tidak menciptakan JIN dan MANUSIA melainkan supaya mereka MENYEMBAHKU".



Sebagaimana kepada manusia, Allah memberikan kelonggaran kepada jin untuk membantah kepada Allah. Tentu saja dengan segala konsekuensinya. Siapa saja yang memilih jalan ketaatan mereka bakal memperoleh kebahagiaan. Dan siapa saja yang memilih jalan kekafiran bakal memperoleh masalah.
 


Dalam hal ini, iblis yang bangsa jin itu memilih membangkang perintah bersujud kepada Adam, bersama dengan malaikat. Ia merasa, dirinya tidak harus tunduk hormat kepada manusia, seperti malaikat. Karena, malaikat memang makhluk yang tidak punya pilihan, kecuali hanya taat kepada Allah. Apapun perintahnya.


Dan ketika Allah memerintahkannya untuk tunduk hormat kepada manusia, maka malaikat pun melakukan tanpa bertanya lagi. Mereka berkomitmen untuk tunduk dan beribadah kepada Allah dengan menjalankan tugas untuk mengurusi kepentingan manusia. Ada malaikat yg mengurusi rizki manusia. Ada yg mencatat perbuatan manusia. Ada yg menyampaikan wahyu. Dan lain sebagainya.
 


Sedangkan jin, tidak merasa perlu untuk tunduk hormat kepada manusia. Karena mereka merasa sederajat. Sama-sama diperintahkan untuk beribadah kepada Allah. Sama-sama memiliki potensi baik dan buruk. Sama-sama memiliki kemerdekaan untuk menjalani ibadahnya kepada Allah. Maka, iblis yg nenek moyang sebagian bangsa jin itu memilih untuk beroposisì kepada manusia. Memainkan peran ANTAGONIS terhadap manusia. Berlawanan dengan malaikat yg memainkan peran PROTAGONIS, membela kepentingan manusia. Ayat-ayat itu justru menunjukkan dan menegaskan bahwa iblis dan bangsa jin memiliki alasan untuk berbuat demikian.

Tapi, ketidakmauan iblis untuk tunduk hormat kepada manusia juga dikarenakan perasaan iri dan tinggi hati. Iblis merasa lebih SENIOR dibandingkan Adam yg diciptakan belakangan. Juga merasa lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Ia kecewa kenapa yg dipilih sebagai khalifah di muka Bumi adalah Adam. Seorang manusia, yg menurutnya lebih rendah dari bangsa jin.
Bahkan, untuk selanjutnya pun, para rasul selalu dipilih dari golongan manusia. Bukan dari bangsa jin. Justru bangsa jinlah yg harus mengikuti para rasul yg manusia itu. Padahal, ia merasa lebih mulia dan lebih tinggi, tapi malah disuruh tunduk, dan bersujud kepada manusia. Maka, ia pun menolak mentah-mentah. Kesombongannya telah membuatnya lupa diri, bahwa yg menghendaki semua itu adalah Allah, Sang PENCIPTA.


QS. Al Hijr 15: 27


وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ (٢٧

"Dan KAMI telah MENCIPTAKAN JIN SEBELUM (ADAM) dari api yg sangat panas".


QS. Shaad 38: 76

قَالَ أَنَا۟ خَيۡرٌ۬ مِّنۡهُ‌ۖ خَلَقۡتَنِى مِن نَّارٍ۬ وَخَلَقۡتَهُ ۥ مِن طِينٍ۬ (٧٦

"Iblis berkata: "AKU lebih baik daripadanya, karena ENGKAU CIPTAKAN aku dari api, sedangkan dia ENGKAU CIPTAKAN dari tanah".




Dalam ayat yg berbeda Allah membuat cerita itu lebih jelas lagi, dengan cara bertanya kepada iblis.

QS. Al Hijr 15: 32-33


قَالَ يَـٰٓإِبۡلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ ٱلسَّـٰجِدِينَ (٣٢

32. "Allah berfirman: "Hai iblis, APA SEBABNYA kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?".


قَالَ لَمۡ أَكُن لِّأَسۡجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقۡتَهُ ۥ مِن صَلۡصَـٰلٍ۬ مِّنۡ حَمَإٍ۬ مَّسۡنُونٍ۬ (٣٣

33. "Berkata Iblis: "AKU SEKALI-KALI TIDAK AKAN SUJUD kepada manusia yang telah ENGKAU ciptakan dari tanah liat kering (yg berasal) dari lumpur hitam yg diberi bentuk".


Ayat di atas dengan sangat tegas menggambarkan posisi iblis terhadap manusia. Bahwa ia tidak akan pernah bersujud kepada Adam dan keturunannya. Tidak akan pernah sekalipun. Ia sudah mengambil keputusan bahwa ia dan keturunannya tak akan tunduk kepada manusia. Ia merasa, itu bukan pada tempatnya. Bangsa jin adalah bangsa yg lebih tinggi dibandingkan bangsa manusia.
Maka dengan nada mengejek, iblis melecehkan Adam, bahwa bukan orang yg pantas untuk menjadi khalifah. Ia yakin, bangsa jinlah yg akan mengalahkan manusia.


QS. Al Israa' 17: 62


قَالَ أَرَءَيۡتَكَ هَـٰذَا ٱلَّذِى ڪَرَّمۡتَ عَلَىَّ لَٮِٕنۡ أَخَّرۡتَنِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ لَأَحۡتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ ۥۤ إِلَّا قَلِيلاً۬ (٦٢

"Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku INIKAH ORANGNYA YANG ENGKAU MULIAKAN ATAS DIRIKU..?? Sesungguhnya jika ENGKAU memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar AKU (BISA) MENYESATKAN KETURUNANNYA, kecuali sebagian kecil".


QS. Saba' 34: 20

وَلَقَدۡ صَدَّقَ عَلَيۡہِمۡ إِبۡلِيسُ ظَنَّهُ ۥ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقً۬ا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢٠

"Dan sesungguhnya IBLIS telah dapat MEMBENARKAN kebenaran SANGKAANNYA terhadap mereka lalu MEREKA MENGIKUTINYA, kecuali sebagian orang-orang yang beriman".

Maka sejak itu, dimulailah permusuhan antara Iblis dengan Adam. Antara bangsa jin yg keturunan Iblis dengan bangsa manusia keturunan Adam. Antara BANI IBLIS dengan BANI ADAM.
QS. Thaahaa 20: 117

فَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَـٰذَا عَدُوٌّ۬ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ (١١٧ 


"Maka KAMI berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (IBLIS) adalah MUSUH BAGIMU dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yg menyebabkan kamu menjadi celaka".


Iblis sudah kepalang basah. Ia telah memutuskan untuk menjadi orang yg sesat. Menjadi orang jahat. Dan mengajak menuju jalan kerusakan. Tapi, tentu saja semua itu harus seijin Allah. Maka, ia pun meminta ijin kepada Allah untuk menyesatkan manusia seluruhnya.
QS. Al Hijr 15: 39

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩


"IBLIS berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebb ENGKAU telah memutuskan bahwa AKU SESA pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti AKU AKAN MENYESATKAN MEREKA SEMUANYA".


Dan bukan hanya tersesat dengan melakukan perbuatan maksiat, banya manusia yg juga meminta pertolongan dan perlindungan kepada bangsa jin. Bukan solusi dan manfaat yg mereka dapatkan melainkan masalah yg semakin besar. Mereka menambah dosa dan kesalahan.
QS. Jin 72: 6

وَأَنَّهُ ۥ كَانَ رِجَالٌ۬ مِّنَ ٱلۡإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَزَادُوهُمۡ رَهَقً۬ا (٦

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia MEMINTA PERLINDUNGAN KEPADA beberapa laki-laki di antara JIN, maka jin-jin itu menambah bagi mereka DOSA DAN KESALAHAN".


Bahkan, bukan cuma berhenti di situ. Banyak di antara keturunan Adam yg menganggap bangsa jin itu memiliki bbg kelebihan, shg menDUAkan Allah dgn mereka. Mereka menyembah jin. Dan mengangkatnya sbg Tuhan menggantikan Allah. Al Quran mengistilahkan, mereka telah beriman kpd bangsa jin. Para keturunan iblis.
QS. Saba' 34: 41

قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِمۖ بَلۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ أَڪۡثَرُهُم بِہِم مُّؤۡمِنُونَ (٤١

"Malaikat-malaikat itu memjawab: "Mah Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Bahkan MEREKA TELAH MENYEMBAH JIN; kebanyakan mereka BERIMAN KEPADA JIN itu".

Namun demikian, tidak semua jin menjadi pengikut iblis. Ada juga di antara mereka yg sholeh. Memilih jalan untuk taat kepada Allah, dan mengikuti para rasul dari bangsa manusia. Mereka takut kepada Allah, dan menjalanlan ibadah.


QS. Jin 72: 11

وَأَنَّا مِنَّا ٱلصَّـٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَٲلِكَ‌ۖ كُنَّا طَرَآٮِٕقَ قِدَدً۬ا (١١ 


"Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa jin) ADA orang-orang YANG SHOLEH dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh JALAN YANG BERBEDA-BEDA".


QS. Jin 72: 17

لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ‌ۚ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابً۬ا صَعَدً۬ا (١٧
 
"Dan sesungguhnya di antara kami ADA ORANG-ORANG YANG TA'AT (muslimun) dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta'at, maka mereka itu benar-benar telah MEMILIH JALAN YANG LURUS".
 
Kalau kita baca ayat di atas, jin yg taat itu disebut sbg jin muslim. Mereka mengikuti para rasul. Baik sebelum nabi MUHAMMAD maupun pada jaman Rasulullah SAW. Misalnya, pada jaman nabi SULAIMAN, yg memiliki pasukan jin.


QS. Saba' 34: 13

 يَعۡمَلُونَ لَهُ ۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَـٰرِيبَ وَتَمَـٰثِيلَ وَجِفَانٍ۬ كَٱلۡجَوَابِ وَقُدُورٍ۬ رَّاسِيَـٰتٍۚ ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُ ۥدَ شُكۡرً۬اۚ وَقَلِيلٌ۬ مِّنۡ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ (١٣


"PARA JIN itu membuat UNTUK SULAIMAN apa yg dikehendakinya dari gedung-gedung yg tinggi dan patung-patung dan piring-piring yg (besarnya) seperti kolam dan periuk yg tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga DAUD untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-KU yg berterima kasih.

QS. An Naml 27: 17

وَحُشِرَ لِسُلَيۡمَـٰنَ جُنُودُهُ ۥ مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ وَٱلطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ (١٧

"Dan dihimpunkan untuk Sulaiman TENTARANYA DARI JIN, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)".

Pada jaman Rasulullah SAW, digambarkan para jin itu mendengarkan Rasulullah saat menyampaikan syiar. Mereka juga suka mendengarkan Al Qur'an. Dan merasa takjub karenanya. Lantas mereka menyampaikan is Al Qur'an itu kepada kaumnya masing-masing.
QS. Jin 72: 1

قُلۡ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ نَفَرٌ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَقَالُوٓاْ إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡءَانًا عَجَبً۬ا (١
"Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: SEKUMPULAN JIN telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah MENDENGARKAN AL QUR'AN YANG MENAKJUBKAN".

QS. Al Ahqaaf 46: 29


وَإِذۡ صَرَفۡنَآ إِلَيۡكَ نَفَرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْ‌ۖ فَلَمَّا قُضِىَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ (٢٩

"Dan ketika KAMI hadapkan SEROMBONGAN JIN kepadamu yang MENDENGARKAN AL QUR'AN, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai KEMBALI KEPADA KAUMNYA memberi peringatan".





D.5. SETAN ADALAH KARAKTER

IBLIS telah mengobarkan perlawan perlawan terhadap Adam dan anak keturunannya. Mereka sudah menabuh genderang perang untuk menyesatkan manusia seluruhnya. Sayangnya, manusia sering lalai dan lupa, bahwa mereka sedang diintai oleh musug-musuh berbahaya yg bakal menggelincirkan ke dalam jurang kehancuran.


Iblis telah mendoktrin anak keturunannya untuk menjadi musuh utama manusia. Bahkan, bukan hanya di kalangin jin saja, melainkan sudah menyebar ke kalangan manusia. Sehingga bermunculanlah iblis-iblis berwajah manusia, yang bukan main banyaknya.

QS. Al Kahfi 18: 50

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦۤ‌ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ ۥ وَذُرِّيَّتَهُ ۥۤ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢ‌ۚ بِئۡسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلاً۬ (٥٠

"Dan (ingatlah) ketika KAMI berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah golongan JIN, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil DIA DAN TURUNAN-TURUNANNYA SEBAGAI PEMIMPIN selain daripada-KU. Sedang mereka adalah MUSUHMU..? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzholim".


QS. Al Israa' 17: 63-64

قَالَ ٱذۡهَبۡ فَمَن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمۡ جَزَآءً۬ مَّوۡفُورً۬ا (٦٣)

63. "Tuhan berfirman (kepada iblis): "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang MENGIKUTI KAMU, maka sesungguhnya NERAKA JAHANNAM adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup".


وَٱسۡتَفۡزِزۡ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتَ مِنۡہُم بِصَوۡتِكَ وَأَجۡلِبۡ عَلَيۡہِم بِخَيۡلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِ وَعِدۡهُمۡ‌ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ إِلَّا غُرُورًا (٦٤

‎64. "Dan HASUNGLAH (pengaruhilah) siapa yg dapat kamu sanggupi (pengaruhi) di antara mereka DENGAN AJAKANMU, dan KERAHKANLAH terhadap mereka PASUKAN BERKUDA dan pasukanmu yang BERJALAN KAKI dan berserikatlah (bersekutulah) dengan mereka pada (dalam) harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yg DIJANJIKAN OLEH SETAN kepada mereka melainkan TIPUAN BELAKA". 


Lihatlah, Allah sendiri memberikan ilustrasi kepada kita bahwa iblis mengerahkan pasukannya untuk menghasung atau mempengaruhi manusia agar mengikuti jalan kesesatan. Pasukan berkuda maupun pasukan berjalan kaki. Dengan seluruh kekuatan yg dimilikinya. Dan, begitulah memang, Allah juga menyebut iblis memiliki bala tentara yg sangat banyak. Dan, semua bala tentara iblis, kelak akan dimasukkan ke dalam neraka.

QS. Asy Syu'araa 26: 95


وَجُنُودُ إِبۡلِيسَ أَجۡمَعُونَ (٩٥

"dan BALA TENTARA IBLIS semuanya".
 


Siapa sajakah bala tentara iblis itu? Mereka adalah orang-orang yg jahat dari golongan jin dan golongan manusia. Ya, meskipun awalnya hanya bangsa jin yg menjadi pasukan iblis, kini banyak bangsa manusia yg mengikuti jalan sesat iblis itu. Bahkan, menjadi pengikut setianya.

QS. Al An'aam 6: 112

وَكَذَٲلِكَ جَعَلۡنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّ۬ا شَيَـٰطِينَ ٱلۡإِنسِ وَٱلۡجِنِّ يُوحِى بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ۬ زُخۡرُفَ ٱلۡقَوۡلِ غُرُورً۬ا‌ۚ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ‌ۖ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ (١١٢

"Dan demikianlah KAMI jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu SETAN-SETAN (dari jenis) MANUSIA dan (dari jenis) JIN, sebagian mereka MEMBISIKKAN KEPADA SEBAGIAN YANG LAIN perkataan-perkataan yg indah-indah untuk menipu. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yg mereka ada-adakan".



Dalam berbagai ayat, Allah menyebut pengikut iblis itu adalah setan. Ini adalah sebutan umum kepada siapa saja yg mengikuti jalan iblis. Jalan kejahatan. Bisa bangsa jin, bisa juga bangsa manusia. Atau siapa saja yg memiliki karakter jahat dan berprilaku tidak baik. Suka berbohong, suka mengajak orang lain untuk berbuat jahat, suka menyesatkan, suka menentang perintah Allah dan terus menerus melakukan hal-hal seperti itu dengan kesengajaan. Mereka itulah yg disebut SETAN.
Kebanyakan mereka tahu bahwa hal itu buruk, tetapi mereka tetap saja melakukannya. Begitulah memang karakter iblis yang diturunkan kepada pengikut-pengikutnya. Iblis tahu bahwa apa yang menjadi pilihannya adalah menentang perintah Allah, menentang jalan yang benar, tetapi ia memilihnya juga.

QS. Asy Syu'araa' 26: 221-222
هَلۡ أُنَبِّئُكُمۡ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَـٰطِينُ (٢٢١
تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ۬ (٢٢٢)

221. Apakah akan AKU beritahukan kepadamu, kepada siapa SETAN-SETAN itu turun?
222. Mereka turun kepada setiap PENDUSTA, lagi yang BANYAK DOSA.
 
QS. Al A'raaf 7: 202
 وَإِخۡوَٲنُهُمۡ يَمُدُّونَہُمۡ فِى ٱلۡغَىِّ ثُمَّ لَا يُقۡصِرُونَ (٢٠٢


Dan TEMAN-TEMAN mereka (orang-orang kafir dan fasik) MEMBANTU SETAN-SETAN dalam menyesatkan, dan mereka TIDAK HENTI-HENTINYA.




QS. Maryam 19: 83
أَلَمۡ تَرَ أَنَّآ أَرۡسَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ تَؤُزُّهُمۡ أَزًّ۬ا (٨٣

Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah MENGIRIM SETAN-SETAN itu kepada orang-ORANG KAFIR untuk menghasung (mempengaruhi) mereka berbuat maksiat dengan SUNGGUH-SUNGGUH?
Begitulah bala tentara iblis, berupa setan-setan jin dan setan-setan manusia. Mereka saling bekerjasama, bahu membahu untuk menyesatkan manusia. Celakanya, sebagin manusia sendiri malah membantu mereka untuk menyesatkan diri sendiri dan kaumnya. Bahkan, digambarkan mereka merasa senang karenanya. Allah menceritakan itu dalam ayat berikut ini.
QS. Al An'aam 6: 128
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعً۬ا يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ قَدِ ٱسۡتَكۡثَرۡتُم مِّنَ ٱلۡإِنسِ‌ۖ وَقَالَ أَوۡلِيَآؤُهُم مِّنَ ٱلۡإِنسِ رَبَّنَا ٱسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٍ۬ وَبَلَغۡنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِىٓ أَجَّلۡتَ لَنَا‌ۚ قَالَ ٱلنَّارُ مَثۡوَٮٰكُمۡ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ۬ (١٢٨


Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya: "Hai GOLONGAN JIN, sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah KAWAN-KAWAN MEREKA DARI GOLONGAN MANUSIA: "Ya Tuhan kami, serungguhnya sebagian daripada kami TELAH DAPAT KESENANGAN dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki".
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Sungguh hebat tipu daya iblis dan bangsa jin yang jadi pengikutnya itu. Mereka sudah bisa menyesatkan manusia-manusia menjadi kafir, sehingga masuk neraka, akan tetapi orang-orang itu tetap melakukan pembelaan dengan mengatakan bahwa mereka telah memperoleh kesenangan selama mengikuti jalan sesat mereka itu. Benar-benar karakter iblis sudah merasuk ke dalam jiwanya. Sebuah indoktrinasi yang sempurna.
Padahal, kata Allah, sebenarnya iblis dan pengikutnya sendiri merasa takut kepada Allah. Mereka tidak berani melawan Allah secara langsung. Yang mereka lakukan hanyalah merayu manusia untuk membangkang kepada Allah. Setelah itu, mereka lari meninggalkannya.

QS. Al Hasyr 59: 16
 كَمَثَلِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ إِذۡ قَالَ لِلۡإِنسَـٰنِ ٱڪۡفُرۡ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّنكَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٦

Seperti SETAN ketika dia berkata kepada manusia: "KAFIRLAH KAMU", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: "Sesungguhnya AKU BERLEPAS DIRI dari kamu karena sesungguhnya AKU TAKUT KEPADA ALLAH Tuhan semesta alam".
QS. Al Anfaal 8: 48
وَإِذۡ زَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَعۡمَـٰلَهُمۡ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَڪُمُ ٱلۡيَوۡمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّى جَارٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ فَلَمَّا تَرَآءَتِ ٱلۡفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ وَقَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّنڪُمۡ إِنِّىٓ أَرَىٰ مَا لَا تَرَوۡنَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ‌ۚ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٤٨


Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu dapat saling melihat (berhadapan), SETAN ITU BALIK KE BELAKANG seraya berkata: "Sesungguhnya saya BERLEPAS DIRI daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya SAYA TAKUT KEPADA ALLAH". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.


Betapa ngerinya kita. Ternyata setan pun merasa takut kepada Allah. Setelah berhasil merayu kita untuk berbuat jahat, mereka malah lari meninggalkan kita. Tinggallah kita yang sendirian melakukan dosa dan kejahatan itu. Kita melawan Allah, tetapi sebenarnya para setan itu tahu bahwa perbuatan melawan Allah itu bakal menghasilkan adzab yang sangat pedih. "Serungguh aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat," demikian kata setan, sambil meninggalkan kita.
Begitulah perilaku iblis dan setan seluruhnya. Mereka hanya bertugas untuk menggelincirkan manusia dari keimanannya kepada Allah. Dan mereka tahu benar, apa akibat dari perbuatan itu. Manusia bakal memperoleh siksa neraka. Maka terbayarlah balas dendam sang iblis atas manusia.


Mereka menggelincirkan manusia atas ijin dari Allah. Sejak awal, ketika iblis berseteru dengan Adam. Allah telah mengijinkan untuk menggodanya. Dan, kata Allah, iblis ternyata bisa membuktikan usahanya itu. Maka, sekalian saja, Allah menjadikan iblis dan pengikutnya sebagai ujian bagi manusia: mereka tetap beriman kepada Allah atau kafir kepada-Nya..?
QS. Shaad 38: 82
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ (٨٢


Iblis menjawab: "DENGAN KEKUASAAN ENGKAU aku akan MENYESATKAN mereka semuanya.


QS. Saba' 34: 21
وَمَا ڪَانَ لَهُ ۥ عَلَيۡہِم مِّن سُلۡطَـٰنٍ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يُؤۡمِنُ بِٱلۡأَخِرَةِ مِمَّنۡ هُوَ مِنۡهَا فِى شَكٍّ۬ۗ وَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ حَفِيظٌ۬ (٢١



Dan TIDAK ADALAH KEKUASAAN IBLIS terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat MEMBEDAKAN siapa yang BERIMAN kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang RAGU-RAGU tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.






E. MENDIAMI TAMAN YANG INDAH

E.1. TERPENUHI SEGALA KEBUTUHANNYA

KETIKA Adam diperintahkan Allah untuk mendiami surga bersama isterinya, apakah yang terbayang di benak kita? Mereka berdua tinggal ditaman yang indah. Segala macam kebutuhan makan dan minum tersedia. Tempat tinggalnya sangat mempesona. Digambarkan sebagai suatu dataran tinggi yang sejuk, dengan panas matahari yang tidak menyengat kulit. Pepohonan rindang dan mata air yang terus mengalir. Pakaian indah, dengan segala macam perhiasan yang menyenangkan. Dan, kebutuhan biologis selalu tersedia, karena memang Adam tinggal di sana bersama isterinya, HAWA.

QS. Al Baqarah 2: 35


وَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥

Dan Kami berfiran: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isteri kamu TAMAN SURGA INI, dan makanlah MAKANAN-MAKANANNYA YANG BANYAK LAGI BAIK dimana saja kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzholim.



QS. Shaad 38: 51
مُتَّكِـِٔينَ فِيہَا يَدۡعُونَ فِيہَا بِفَـٰكِهَةٍ۬ ڪَثِيرَةٍ۬ وَشَرَابٍ۬ (٥١


Di dalamnya mereka bertelekan (di atas pembaringan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan MINUMAN di surga itu.



QS. Al Hajj 22: 23
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬ (٢٣

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang sholeh ke dalam taman-taman yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di taman (surga) itu mereka DIBERI PERHIASAN dengan gelang-gelang dari EMAS DAN MUTIARA, dan pakaian mereka adalah SUTERA.
QS. Al Hijr 15: 45
إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِى جَنَّـٰتٍ۬ وَعُيُونٍ (٤٥

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam TAMAN-TAMAN dan MATA AIR-MATA AIR.

QS. Ar Ra'd 13: 23
جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡ‌ۖ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡہِم مِّن كُلِّ بَابٍ۬ (٢٣

(Yaitu) surga 'Aden yang mereka masuk ke dalamnya BERSAMA-SAMA dengan orang-orang yang sholeh dari BAPAK-BAPAKNYA, ISTERI-ISTERINYA DAN ANAK CUCUNYA, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dar semua pintu;
QS. An Nahl 16: 31
جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ‌ۖ لَهُمۡ فِيہَا مَا يَشَآءُونَ‌ۚ كَذَٲلِكَ يَجۡزِى ٱللَّهُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣١

(Yaitu) taman (surga) 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat SEGALA APA YANG MEREKA KEHENDAKI. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa.


Begitulah gambaran surga yang diiformasikan Al Qur'an kepada kita. Penghuni surga memperoreh apa saja yang di butuhkan. Apa saja yang diinginkannya, dan dikehendakinya. 

Surga digambarkan sebagai tempat yang memenuhi segala kebutuhan dan keinginan manusia. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai keinginan-keinginan yang bersifat tambahan ataupun perhiasan.


Akan tetap kalau kita mau mencermati, surga ...yang digambarkan untuk Adam dan Hawa dengan yang nantinya disediakan bagi orang-orang yang beriman di akhirt kelak, sesungguhnya berbeda. Kerancuan antara keduanya sekali lagi, dikarenakan khta terjebak pada istilah SURGA. Bukan JANNAH alias taman.
Sebagaimana telah kita bahas pada buku sebelum ini. TERNYATA ADAM DILAHIRKAN penggunaan kata surga menyebabkan kita tidak bisa membedakan antara surganya nabi Adam dengan surga akhirat. Akan berbeda halnya jika kita menggunakan kata JANNAH alias taman. Itu bisa bermakna taman yang mana saja. Dan dimana saja. Asalkan memiliki sifat-sifat seperti yang di gambarkan oleh Al Qur'an.
 
Kata JANNAH sendiri di dalam Al Qur'an digunakan sebanyak ratusan kali. Tetapi yang dimaknai sebagai surga sekitar 170-an kali. Di antaranya sebagian besar adalah surga akhirat. Sedangkan sebagiannya lagi adalah surga yang ditempati nabi Ad...am. Namun, demikian ada beberapa ayat yang memaknai JANNAH itu bukan surga akhirat maupun surga nabi Adam, melainkan kebun atau taman indah pada umumnya. Di antaranya adalah ayat-ayat berikut.
QS. Al Qalam 68: 17
إِنَّا بَلَوۡنَـٰهُمۡ كَمَا بَلَوۡنَآ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ إِذۡ أَقۡسَمُواْ لَيَصۡرِمُنَّہَا مُصۡبِحِينَ (١٧

Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (orang kafir mekkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik KEBUN (jannah), ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil) nya di pagi hari.
Kata JANNAH dalam ayat di atas digunakan untuk menggambarkan kebun di muka bumi, yang dimiliki umat-umat terdahulu. Mereka mengira bahwa kebun itu milika yang bisa diapakan saja, sesuai keinginan. Pada hal kebun itu milik Allah. Maka Allah ...pun berkuasa untuk menghilangkan kapan saja dikehendaki-Nya. Dan begitulah yang terjadi, diceritakan pada ayat-ayat kelanjutannya.

Di bawah ini Allah juga menggunakan kata JANNAH untuk menggambarkan taman-taman indah milik kaum Fir'aun. Yang juga dihiasi dengan mata
air-mata air.

Ketika raja Fir'au dan kaumnya ditenggelamkan oleh Allah di Laut Merah saat mengejar musa, maka Allah menceritakan itu dalam sebuah gambaran penuh makna. Diibaratkan mereka telah dikeluarkan dari taman-taman yg indah dan m...ata air-air yang menyegarkan. Termasuk pula meninggalkan segala harta benda dan kekuasaan. Mereka meninggalkan segala kemuliaan yang mereka miliki.

QS. Asy Syu'araa' 26: 57-58
فَأَخۡرَجۡنَـٰهُم مِّن جَنَّـٰتٍ۬ وَعُيُونٍ۬ (٥٧

57. Maka Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya dari TAMAN-TAMAN (JANNAH) DAN MATA AIR.
وَكُنُوزٍ۬ وَمَقَامٍ۬ كَرِيمٍ۬ (٥٨
‎58. Dan (dari) PERBENDAHARAAN (segala kekayaan) dan KEDUDUKAN yang MULIA.




Meskipun bisa bermakna taman-taman indah dalam arti sesunguhnya, kata JANNAH dalam ayat di atas juga memiliki makna yang lebih dalam, yang menggambarkan kemuliaan. ...Ini mirip dengan kata JANNAH yang dimaknai dengan surga akhirat. Sebuah tempat yang digambarkan seperti taman dengan segala fasilitas, harta kekayaan, dan kedudukan yang mulia. Tetapi baru terjadi di masa depan.

Dalam ayat berbeda, Allah kembali bercerita tentang
berbagai kemuliaan yang ditinggalkan Fir'aun itu, dengan istilah JANNAH - taman-taman yang indah dan mata air-mata air. Serta berbagai bentuk kesenangan. Semua itu lantas di wariskan kepada kaum penggantinya. Dan ditutup dengan suatu kata... bersayap: langit dan bumi pun tidak menangisi kepergian mereka.

QS. Ad Dukhaan 44: 25-29
كَمۡ تَرَكُواْ مِن جَنَّـٰتٍ۬ وَعُيُونٍ۬ (٢٥

25. Alangkah banyaknya TAMAN (jannah) dan mata air yang mereka tinggalkan.
وَزُرُوعٍ۬ وَمَقَامٍ۬ كَرِيمٍ۬ (٢٦

26. Dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah.
وَنَعۡمَةٍ۬ كَانُواْ فِيہَا فَـٰكِهِينَ (٢٧

27. Dan KESENANGAN-KESENANGAN yang mereka menikmatinya.
كَذَٲلِكَ‌ۖ وَأَوۡرَثۡنَـٰهَا قَوۡمًا ءَاخَرِينَ (٢٨

28. Demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.
فَمَا بَكَتۡ عَلَيۡہِمُ ٱلسَّمَآءُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَا كَانُواْ مُنظَرِينَ (٢٩

29. Maka langit dan bumi TIDAK MENGISI mereka dan merekapun tidak diberi kesempatan.

Jadi, kita harus tahu kapan kata JANNAH itu bermakna taman indah yang dalam kehidupan kita, atau kapan harus dimaknai dengan taman indah di jaman nabi Adam, atau taman indah di akhirat kelak.

Sebenarnya, kontek ayat-ayat yang bercerita tentang JANNAH itu sendiri sudah menggambarkannya. Hanya saja, kadang-kadang kita rancu, apalagi
setelah diterjemahkan dengan SURGA.

Maka, apakah bedanya JANNAH nabi Adam dengan JANNAH akhirat? Mari kita cermati beberapa hal berikut ini.

1. Kata JANNAH, yang sebaiknya kita maknai TAMAN saja, seringkali digunakan Allah untuk mengga...mbarkan situasi yang penuh kenikmatan. Beberapa ayatnya telah kita bahas sebelum ini. Pemaknaan itu terkait erat dengan situasi wilayah Timur Tengah yang sangat panas, gersang dan sulit air. Sehingga kata TAMAN sangat mewakili.

2. Kata JANNAH yang digunakan untuk
peristiwa nabi Adam di dalam Al Qur'an hanya dimaknai dengan TAMAN yang dilengkapi makanan yang serba berkecupan untuk kebutuhan hidup. Sedangkan JANNAH akhirat digambarkan lebih komplet. Misalnya, di akhirat nanti ada bidadari, yang di j...aman nabi Adam tidak. Di akhirat digambarkan ada minum dari sungai madu, susu, khamar, dan kafur, juga di jaman nabi Adam tidak ada. Di akhirat digambarkan ada berbagai situasi yang menyenangkan antara penduduk surga, sambil berbaring di pembaringan yang indah dilayani oleh para bidadari, berpakaian sutera, perhiasan emas dan mutiara, dan sebagainya. Di jaman nabi Adam juga tidak ada. Jadi, dari segi fasilitas, JANNAH di jaman nabi Adam adalah berbeda dengan di akhirat kelak.



3. Perbedaan itu juga tamp...ak dari keberadaan setan. Di jaman nabi Adam, setan bisa berkeliaran memasuki JANNAH. Dan kemudian menggoda Adam dan Hawa. Akan tetapi, di akhirat kelak, setan dijalani tidak bisa masuk JANNAH. Tempat mereka adalah NERAKA.

4. Perbedaan yang berikutnya lagi adalah,
JANNAH akhirat diberikan sebagai BALASAN atas segala amalan kita di dunia ini. Sedangkan JANNAH nabi Adam adalah FASILITAS kehidupan dalam bentuk taman indah yang berisi makanan serba berkecukupan dan pakaian yang disediakan untuk kebutuh...an hidup Adam dan Hawa.

Maka, kita sebaiknya mencermati ayat-ayat mana yang bercerita tentang JANNAH nabi Adam dan JANNAH akhirat.

QS. Al Baqarah 2: 35
وَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamlah oleh kamu dan isterimu TAMAN (jannah) INI, dan makanlah MAKANAN-MAKANANNYA
YANG BANYAK LAGI BAIK dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzholim.




QS. Thaahaa 20: 118-119
إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيہَا وَلَا تَعۡرَىٰ (١١٨
118. Sesungguhnya kamu tidak akan KELAPARAN di dalamnya dan tidak akan TELANJANG.
وَأَنَّكَ لَا تَظۡمَؤُاْ فِيہَا وَلَا تَضۡحَىٰ (١١٩

119. Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa DAHAGA dan tidak (pula) akan timpa PANAS matahari di dalamnya".

Begitulah kondisinya. Adam dan Hawa hidup di sebuah taman di muka bumi yang segala kebutuhan untuk hidupnya terpenuhi. Mereka hanya dilarang
untuk mendekati sebuah pohon yang dikenal sebagai SYAJAROTUL KHULDI - pohon larangan (atau pohon keabadian - el). Yang akan kita bahas pada bagian setelah ini.



Sedangkan JANNAH akhirat memiliki makna yang lebih kompleks lagi. Karena tama...n indah (yang juga di muka bumi) itu bukan hanya difasilitasi makanan, tetapi juga berbagai macam minuman, perhiasan, bidadari, tempat-tempat peristirahatan yang indah, serta komunitas-komunitas yang banyak dalam situasi yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
QS. Al Kahfi 18: 31
 
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہِمُ ٱلۡأَنۡہَـٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيہَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَيَلۡبَسُونَ ثِيَابًا خُضۡرً۬ا مِّن سُندُسٍ۬ وَإِسۡتَبۡرَقٍ۬ مُّتَّكِـِٔينَ فِيہَا عَلَى ٱلۡأَرَآٮِٕكِ‌ۚ نِعۡمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتۡ مُرۡتَفَقً۬ا (٣١


Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surg 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan GELANG EMAS dan mereka memakai pakaian hijau dari SUTERA HALUS dan SUTERA TEBAL, sedang m...ereka duduk sambil bersandar di atas PEMBARINGAN YANG INDAH. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;


Mungkin kita bertanya lebih jauh, kenapa taman (JANNAH) akhirat itu saya katakan juga DI MUKA BUMI. Karena ayat-ayat yang bercerita
jannah akhirat itu memang memang memberikan indikasi bahwa semua itu terjadi di muka bumi. Untuk jelasnya baca buku serial ke 2 dengan judul TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL. Di sana saya cuplikan ayat-ayat Al Qur'an dalam jumlah yang cukup b...anyak, yang bercerita bahwa alam akhirat itu terjadi di planet ini juga. Dan karenanya, surga pun adalah taman indah di muka bumi.

Karena itu parameter kenikmatan surga akhirat digambarkan dengan parameter duniawi. Makanan, minuman, pakaian, perhiasan, rumah tinggal,
seksualitas, dan sebagainya. Itu adalah parameter kenikmatan duniawi. Bahkan sangat fisikal. Kenapa diberi makanan, minuman, buah-buagan, seperti itu? Karena memang badan kita membutuhkan semua itu. Bahkan digambarkan makanannya sama dan ...serupa dengan yang kita nikmati di dunia ini. Misalnya, susu, madu, dan buah-buahan sejenis buah bumi.

QS. Al Baqarah 2: 25
 وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ‌ۖ ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬ا‌ۙ قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُ‌ۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬ا‌ۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٲجٌ۬ مُّطَهَّرَةٌ۬‌ۖ وَهُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ (٢٥


Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan taman-taman yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya. SETIAP MEREKA DIBERI rizki buah-buahan dalam taman-taman itu, mereka mengatakan: "Inilah yang PERNAH DIBERIKAN kepada kami dahulu". Mereka diberi BUAH-BUAHAN YANG SERUPA dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri y...ang suci dan mereka kekal di dalamnya".

Mereka juga memiliki kesibukan di dalam taman-taman itu, sambil bersenang-senang dengan segala farilitas yang disediakan.

QS. Yaa Siin 36: 55-57
إِنَّ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِى شُغُلٍ۬ فَـٰكِهُونَ (٥٥

55. Sesungguhnya penghuni jannah pada hari itu bersenang-senang DALAM KESIBUKAN.
هُمۡ وَأَزۡوَٲجُهُمۡ فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآٮِٕكِ مُتَّكِـُٔونَ (٥٦
56. Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang TEDUH, bertelekan di atas pembaringan.
لَهُمۡ فِيہَا فَـٰكِهَةٌ۬ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ (٥٧)

57. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan MEMPEROLEH APA YANG MEREKA MINTA.


QS. Az Zukhruf 43: 71
طَافُ عَلَيۡہِم بِصِحَافٍ۬ مِّن ذَهَبٍ۬ وَأَكۡوَابٍ۬‌ۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُ‌ۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ (٧١

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala (gelas) dan di dalam surga itu terdapat SEGALA APA YANG DIINGINI OLEH HATI dan SEDAP (dipandang) MATA dan kamu kekal di dalamnya".

Dan masih banyak lagi ayat Al Qur'an yang menceritakan bahwa kenikmatan JANNAH akhirat itu pun adalah-
kehidupan yang sangat khas bumi. Sangat fisikal, sesuai dengan kebutuhan badan kita.



Semua ini perlu saya sampaikan kembali penegas dan pelengkap pembahasan yang telah kita lakukan pada buku sebelumnya.


Intinya adalah, bahwa Allah menja...dikan surga sebagai fasilitas kehidupan paling dasar kepada Adam dan Hawa. Disediakan makanan apa saja dan dimana saja, sehingga mereka tidak merasa kesulitan untuk memperoleh nya. Kecuali POHON LARANGAN, yang dimaksudkan untuk menguji ketaatan mereka, Adam dan Hawa.




E.2. POHON LARANGAN


BUAH KHULDI menjadi salah satu cerita sentral dalam surga Adam. Karena, buah khuldi itulah yang dituding sebagai penyebab DIUSIRNYA Adam dah Hawa dari surga yang penuh kenikmatan. Dan kemudian harus hidup bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan hidup di permukaan bumi.


Akan tetapi, kalau anda mencari di dalam Al Qur'an secara lebih teliti, kita tidak akan pernah menemukan Allah menyebut nama buah KHULDI tersebut. Karena itu kita harus mengklarifikasinya, agar pemahaman kita tidak simpang siur. Dan terpengaruh informasi dari agama lain.

Dalam berbagai ayat Allah hanya menyebutnya sebagai POHON INI (hadzihis syajarota). Di antaranya adalah ayat berikut ini.

QS. Al Baqarah 2: 35



وَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja kamu sukai, dan JANGANLAH KAMU DEKATI POHON INI, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang DZHOLIM.

QS. Al A'raaf 7: 19



وَيَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ فَكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٩

(Dan Allah berfirman): "Hai Adam
bertempat tinggalah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan JANGANLAH kamu berdua MENDEKATI POHON INI, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang DZHOLIM".





Penama...an pohon khuldi itu muncul justru dikarenakan setan yang menyebutnya. SYAJAROTUL KHULDI bermakna "pohon keabadian". Setan merayu Adam dan Hawa untuk memakannya dengan alasan Adam dan Hawa bakal hidup abadi karenanya. Dan menjadi penguasa kerajaan yang tidak akan binasa.
QS. Thaahaa 20: 120
فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَـٰنُ قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٍ۬ لَّا يَبۡلَىٰ (١٢٠


Kemudian setan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu POHON KEABADIAN (syajarotul khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?"




Pohon keabadian itulah yang memu...nculkan istilah buah khuldi. Padahal, kata BUAH pun secara eksplisit tidak disebut di dalam Al Qur'an. Allah hanya mengatakan, Adam dan Hawa memakan bagian dari pohon itu. Cuma, karena biasanya yang dimakan adalah buah, maka kebanyakan kita mempersepsinya sebagai buah khuldi. Di kalangan kawan-kawan yang beragama Nasrani digambarkan sebagai buah Apel.




Sebenarnya kalau kita mencermati substansi ayat-ayat yang terkait dengan pohon khuldi, bentuk fisiknya tidaklah menjadi masalah penting. Yang lebih penting adalah LARANGAN Allah untuk mendekati pohon itu. Terbukti, Allah tidak menyebut nama pohon, kecuali hanya menyinggung sepintas dengan sebutan POHON INI (haadzihis syajarota). Dan itu bukan hanya sekali, melainkan beberapa kali. Termasuk setan pun hanya menyebutnya dengan POHON INI.




QS. Al A'raaf 7: 20
 
فَوَسۡوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِيُبۡدِىَ لَهُمَا مَا وُ ۥرِىَ عَنۡہُمَا مِن سَوۡءَٲتِهِمَا وَقَالَ مَا نَہَٮٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَـٰلِدِينَ (٢٠


Dan setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan SETAN BERKATA: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati POHON INI, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal".


Munculnya istilah pohon khuldi itu, sekali lagi, karena kita sendiri yang memakannya. Berdasar pada RAYUAN SETAN kepada Adam.
Yang menarik, larangan Allah kepada Adam untuk mendekati pohon itu adalah karena Allah tidak menginginkan Adam menjadi orang yang dzholim. Pada kedua ayat tersebut, Allah menegaskankan hal itu.

Jadi, kunci pemahaman atas pohon khuldi itu s...ebenarnya adalah kata DZHOLIM. Bahwa, jika Adam dan Hawa mendekati atau apalagi memakannya, mereka bakal menjadi orang yang dzholim. Dengan kata lain, agar kita bisa memahami substansi pohon larangan itu, kita harus memahami makna kata DZHOLIM.
Kata DZHOLIM di dalam Al Qur'an diulang-ulang oleh Allah dalam ratusan ayat. Tak kurang dari 200 ayat, dengan segala variasinya. Makna yang paling dominan adalah MELANGGAR PERINTAH ALLAH. Kemudian diikut dengan arti yang hampi sama seperti ...MENYEKUTUKAN ALLAH, MENGIKUTI yang selain Allah, BERBUAT tanpa PETUNJUK Allah, MENENTANG imbauan Allah, MENDUSTAKAN Allah, dan sebagainya. Berikut ini cuplikan sebagian ayat-ayatnya.

QS. Al An'aam 6: 33
قَدۡ نَعۡلَمُ إِنَّهُ ۥ لَيَحۡزُنُكَ ٱلَّذِى يَقُولُونَ‌ۖ فَإِنَّہُمۡ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ (٣٣

Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka
katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang DZHOLIM itu MENGINGKARI AYAT-AYAT ALLAH".

QS. Al Baqarah 2: 59
فَبَدَّلَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ قَوۡلاً غَيۡرَ ٱلَّذِى قِيلَ لَهُمۡ فَأَنزَلۡنَا عَلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجۡزً۬ا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ (٥٩


Lalu orang-orang yang DZHOLIM M...ENGGANTI PERINTAH dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dzholim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.

QS. Al Baqarah 2: 165
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادً۬ا يُحِبُّونَہُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِ‌ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبًّ۬ا لِّلَّهِ‌ۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعً۬ا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ (١٦٥


Dan di antara manusia ada orang-orang yang MENYEMBAH 
TANDINGAN-TANDINGAN selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang BERBUAT DZHOLIM itu mengetahui ketika mereka siksa (...pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)".


Di ayat lain lagi Allah memberikan gambaran bahwa orang-orang dzholim itu adalah mereka yang mengikuti nafsunya tanpa memiliki ilmu
pengetahuan tentangnya. Mereka adalah termasuk orang-orang yang tersesat dan tidak memperoleh petunjuk dar Allah. Apalagi jika perbuatan itu dikarenakan kesengajaan, sehingga dikatakan sebagai kesombongan dan mendustakan Allah.



QS. Ruum 30: 29
بَلِ ٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ أَهۡوَآءَهُم بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬‌ۖ فَمَن يَہۡدِى مَنۡ أَضَلَّ ٱللَّهُ‌ۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّـٰصِرِينَ (٢٩

Tetapi ORANG-ORANG YANG DZHOLIM, MENGIKUTI HAWA NAFSUNYA TANPA ILMU PENGETAHUAN; maka siakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun".

QS. Al An'aam 6: 93
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمۡ يُوحَ إِلَيۡهِ شَىۡءٌ۬ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثۡلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ‌ۗ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى غَمَرَٲتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَڪُمُ‌ۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ وَكُنتُمۡ عَنۡ ءَايَـٰتِهِۦ تَسۡتَكۡبِرُونَ (٩٣

Dan siapakah yang lebih DZHOLIM daripada
orang yang membuat KEDUSTAAN TERHADAP ALLAH atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah d...ahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzholim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu MENYOMBONGKAN DIRI terhadap ayat-ayat-Nya".




Ketika Adam dan Hawa melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah itu, mereka pun tergolong o...rang yang dzholim. Allah mengisyaratkan itu pada ayat-ayat QS. 2:35 dan QS. 7:19 di depan. Dan di ayat berikut ini, Allah mengatakan Adam dan Hawa menjadi durhaka dan tersesat karenanya.


QS. Thaahaa 20: 121
 
فَأَڪَلَا مِنۡہَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُ ۥ فَغَوَىٰ (١٢١


Maka keduanya MEMAKAN DARI POHON itu, lalu nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surg, dan DURHAKALAH ADAM KEPADA TUHAN DAN SESATLAH IA".




Jadi substansi pohon larangan itu sebenarnya adalah uji ketaatan Adam dan Hawa. Fisik bend...a yang dilarang tidaklah menjadi hal penting, sebagaimana tersirat dari cara Allah bercerita, yang tanpa menyinggung secara langsung materinya. Yang lebih penting adalah bahwa Allah menguji dengannya, apakah Adam dan Hawa termasuk orang yang taat kepada-Nya.

Dan ternyata, meskipun sudah dilarang oleh Allah, Adam dan Hawa melanggar juga. Meskipun semua itu dikarenakan oleh lemahnya kemauan mereka, dan lupa atas larangan itu.

QS. Thaahaa 20: 115
وَلَقَدۡ عَهِدۡنَآ إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبۡلُ فَنَسِىَ وَلَمۡ نَجِدۡ لَهُ ۥ عَزۡمً۬ا (١١٥

Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka IA LUPA (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya KEMAUAN yang kuat.
Secara umum, Allah mengatakan, rugilah orang-orang yang dikuasai oleh setan sehingga lupa mengingat Allah.

QS. Mujadalah 58: 19
ٱسۡتَحۡوَذَ عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ فَأَنسَٮٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ (١٩


SETAN telah MENGUASAI MEREKA lalu menjadikan mereka LUPA mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaiton itu golongan yang MERUGI.

 

E.3. SETAN MEMPEDAYA

PELANGGARAN Adam dan Hawa terhadap apa yang dilarang Allah itu tak lepas dari kelihaian setan dalam merayu. Iblis beserta balatentaranya tahu persis apa yang harus mereka lakukan agar Adam dan Hawa beserta seluruh keturunannya menjadi orang yang dzholim. Yang membangkang kepada Allah.

Hal itu sudah diprediksi oleh iblis. Dan kemudian dibenarkan oleh Allah bahwa iblis berhasil membuktikan kebenaran sangkaannya. Keyakinan iblis itu sebenarnya sudah terlihat saat iblis meremehkan Adam. Ah, ternyata CUMA SEGINI manusia yang katanya dijadikan khalifah bumi itu.

QS. Al Israa' 17: 62


قَالَ أَرَءَيۡتَكَ هَـٰذَا ٱلَّذِى ڪَرَّمۡتَ عَلَىَّ لَٮِٕنۡ أَخَّرۡتَنِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ لَأَحۡتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ ۥۤ إِلَّا قَلِيلاً۬ (٦٢

Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku INIKAH ORANGNYA YANG ENGKAU MULIAKAN ATAS DIRIKU? Sesungguhnya jika Engkau memberi kesempatan kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar AKU (bisa) MENYESATKAN KETURUNANNYA, kecuali sebagiam kecil".

Kenapa iblis yakin bisa menyesatkan Adam dan keturunannya? Ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu terjadi.

1. Manusia tidak bisa melihat iblis dan
pasukannya, sedangkan iblis bisa melihat manusia dengan leluasa.


2. Iblis dan setan memiliki motivasi yang kuat untuk menyesatkan manusia karena mereka sudah divonis sebagai hamba yang sesat. Dan dengan SENANG HATI memilih jalan itu.


3. Sedangkan manusia adalah makhluk yang lemah, tidak punya motivasi kuat, suka lupa, bertabiat tergesa-gesa, memiliki hawa nafsu yang berorientasi egoistik, dan ingin hidup kekal menikmati berbagai fasilitas kehidupan dalam kemewahan.

QS. Al A'raaf 7: 27
يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآ‌ۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ‌ۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh SETAN sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya MELIHAT KAMU dari suatu tempat yang KAMU TIDAK BISA MELIHAT MEREKA. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman".

Ibaratnya orang berkelahi, pertarungan antara pasukan iblis dengan manusia itu
adalah pertarungan yang tidak seimbang. Satunya bisa melihat, yang lainnya tidak bisa melihat. Tentu saja hampir bisa dipastikan, yang matanya tertutup akan KETETER. Dan kemudian KNOCK OUT, kalah dengan mudah. Contohnya sudah ada, terjadi pada nenek moyang kita - Adam dan Hawa. Hanya dalam satu ronde saja, sudah kalah.

Yang kedua, bukan hanya menang secara fisik, motivasinya pun jauh di atasnya. Iblis dan setan sudah menetapkan diri menjadi hamba yang sesat. Dan ingin menyesatkan musuh-musuhnya
agar tersesat seperti dia. Dan kelak bersama-sama menghuni neraka. Bahkan, kalau bisa, selama masih di dunia pun manusia harus sudah merasakan penderitaan akibat kedzholimannya sendiri. Iblis benar-benar dendam kepada bangsa manusia.



Akan tetapi, ia tidak bisa menyakiti secara langsung. Iblis tidak diberi kewenangan untuk itu. Yang bisa dilakukannya hanyalah merayu dan memprovokasi agar manusia tersesat dari jalan Tuhannya. Dan kemudian mereka menderita akibat perbuatannya sendiri.
Dan TIDAK ADALAH KEKUATAN IBLIS terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat MEMBEDAKAN siapa yang BERIMAN kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang RAGU-RAGU tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.

Begitu pun kepada Adam dan Hawa. Iblis tidak bisa mengganggu dan menyakitinya. Akan tetapi menyuruh anak buahnya untuk menggoda dan merayu mereka agar melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah. Dan berhasilah setan menggelincirkan keduanya. Iblis dan pasukannya membuktikan sesumbarnya, mengalahkan musuh bebuyutannya.

QS. Al Baqarah 2: 36
فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦

Lalu keduanya DIGELINCIRKAN OLEH SETAN dari surg itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi MUSUH bagi yang lain, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Potensi kemenangan iblis terhadap manusia itu semakin besar, karena ternyata manusia adalah makhluk yang DHOIF, memiliki banyak kelemahan. Yang paling menonjol adalah dorongan hawa nafsu untuk mengejar kenikmatan hidup
sehingga melupakax visi yang lebih besar, yaitu beribadah kepada Allah. Di sisi inilah iblis dan setan berhasil masuk, mengalahkan manusia.



Ketika Adam dan Hawa diperintahkan untuk tinggal di surga, Allah memberikan fasilitas kenikmatan sesuai dengan kebutuhan dasar hidup mereka. Yaitu makanan, minuman dan pasangan hidup. Sambil, Allah menguji mereka apakah fasilitas kehidupan surga itu membuat mereka lupa diri atau tidah. Allah hanya memberikan satu larangan saja, yang disimbolkan sebagai POHON.
Pohon ini menyimbolkan dua hal sekaligus, yaitu makanan dan aurat. Karena itu perintah-Nya dikaitkan dengan dua hal itu sekaligus. Awalnya, Allah mengatakan Adam dan Hawa boleh memakan apa saja yang ada di dalam surga, kecuali pohon itu. Allah membdrikan gambaran tidak langsung bahwa larangan itu berkait dengan makanan.

Dan pada cerita selanjutnya, dikatakan bahwa memakan sebagian pohon itu bisa menyebabkan auratnya terbuka. Menyiratkan, bahwa pohon itu tidak hanya mewakili larangan terhadap makanan,
melainkan juga simbol hawa nafsu yang tersimpan di dalam diri manusia. Secara lebih detil bagian ini akan kita bahas pada bagian berikutnya.



Pada intinya, tugas manusia adalah menjadi khalifah. Untuk itu yang pertama, dia diberi akal yang bakal menghasilkan peradaban dunia. Dan yang kedua, manusia dibekali hati nurani, yang digunakan untuk menuntun ketaatannya agar ia selalu beribadah kepada Allah sebagaimana fitrahnya.

Untuk potensi yang pertama - AKAL - manusia telah diuji oleh dengan malaikat.
Dan Adam berhasil melewatinya dengan baik. Ia lulus. Malaikat mengakuinya sambil bersujud hormat.

Akan tetapi iblis tidak mau bersujud sambil mencemoohnya. Karena ia melihat, bahwa keunggulan manusia tidak hanya cukup dari sisi akal dan ilmu pengetahuan. Ada faktor lain yang justru memegang peranan kunci untuk keberhasilan mereka sebagai khalifah, yaitu ketaatannnya kepada Allah. Dan iblis melihat disitulah titik lemah manusia.

Maka, dengan yakin ia pun mengatakan kepada Allah bahwa ia dan balatentara
nya pasti bisa menggelincirkan Adam dan anak cucunya.


Maka, lihatlah apa yang dilakukan oleh setan - anak buah iblis - ketika menggelincirkan Adam dan Hawa. Mereka merayu Adam pada titik lemahnya yang paling dasar, yaitu manusia ingin selalu hidup dalam kenikmatan dan kesenangan surgawi. Menikmati fasilitas tanpa ada akhirnya. Hidup dalam kerajaan yang abadi. Sebagai penguasa atas segala yang ada. Bahkan hidup dalam kemewahan yang tiada batasnya. Itulah sifat manusia, atas dorongan hawa nafsunya. Sehingga melupakan Allah.




QS. Thaahaa 20: 120
وَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَـٰنُ قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٍ۬ لَّا يَبۡلَىٰ (١٢٠


Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepadamu POHON KHULDI dan KERAJAAN YANG TIDAK AKAN BINASA?"



QS. Al A'raaf 7: 20-21
فَوَسۡوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِيُبۡدِىَ لَهُمَا مَا وُ ۥرِىَ عَنۡہُمَا مِن سَوۡءَٲتِهِمَا وَقَالَ مَا نَہَٮٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَـٰلِدِينَ (٢٠

Maka SETAN MEMBISIKKAN pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhanmu tidak melarang kamu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak MENJADI MALAIKAT
atau tidak menjadi ORANG YANG KEKAL (dalam surga)".


وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّى لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّـٰصِحِينَ (٢١


21. Dan dia (setan) BERSUMPAH kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang MEMBERI NASEHAT kepada kamu berdua",




Rontoklah keimanan Adam dan Hawa. Mereka melanggar perintah Tuhannya. Bukan hanya mendekati pohon itu, melainkan memakan bagian dari pohon itu. Setan berhasil mempedayai mereka.

Pada ujian yang pertama - intelektualitas - Adam lulus dengan baik. Akan tetapi ia gagal pada ujian yang kedua, yaitu - integritas - sebagai hamba
Allah yang taat beribadah hanya kepada-Nya.

Ujian yang kedua ini memang jauh lebih berat dibandingkan yang pertama. Kalau ujian yang pertama berurusan dengan akal dn ilmu pengetahuan, maka ujian yang ke dua berkait dengan dorongan hawa nafsu.

Akal dan ilmu pengetahuan adalah potensi yang terkai dengan dunia di luar kita. Tentu lebih mudah untuk mengenali dan menguasainya. Namun, hawa nafsu adalah dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri. Karena itu lebih susah untuk mengontrolnya. Seakan-akan
berasal dari jiwa kita sendiri. Lantas, kita tidak ingin melawannya. Padahal itu adalah bisikan jahat dari setan. Sebagaimana diceritakan Allah dalam ayat yg dikutip di depan sebelumnya.

Di ayat lain, Allah membenarkan bahwa pada diri manusia memang sudah ada dua kecenderungan. Yang satu mengarah kepada kebaikan (taqwa). Sedang yang satu lagi mengarah kepada kejahatan dan maksiat (fujur).

QS. Asy Syams 91: 8
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَٮٰهَا (٨

Maka Allah menilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan (fujur) dan ketkuaanya (taqwa).
Karena sudah ada potensi itu dalam setiap jiwa kita, maka tidak susah bagi setan untuk menyesatkan dan mempedayai. Tinggal menunggangi saja. Itulah yang terjadi pada Adam dan Hawa. Kemudian berlanjut kepada kita semua.


Apalagi fitrah manusia memang makhlu yang lemah dan "pelupa". Demikianlah Allah menjelaskan karakter manusia dalam Al Qur'an. Kita diciptakan dengan berbagai sifat egoistik yang menjebak diri sendiri dalam persoalan.

QS. Al Hasyr 59: 19
وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَٮٰهُمۡ أَنفُسَہُمۡ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (١٩ 
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang LUPA KEPADA ALLAH, lalu Allah menjadikan mereka LUPA KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI. Mereka itulah orang-orang yang fasik".

QS. An Nisaa' 4: 28
يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمۡ‌ۚ وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَـٰنُ ضَعِيفً۬ا (٢٨
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan BERSIFAT LEMAH.


QS. Al Israa' 17: 11
وَيَدۡعُ ٱلۡإِنسَـٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُ ۥ بِٱلۡخَيۡرِ‌ۖ وَكَانَ ٱلۡإِنسَـٰنُ عَجُولاً۬ (١١

Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia BERSIFAT TERGESA-GESA.
Ya, kalau sudah terjerat oleh hawa nafsunya, manusia bakal lepas kontrol. Tak terkendali. Apa saja bisa dilakukannya untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Itulah saat-saat setan berada di dalam diri anda. Sedang menunggangi potensi jelek di dalam diri kita, yaitu hawa nafsu alias FUJUR, yang mengantarkan kita kepada penderitaan kita sendiri. Sementara, iblis dan balatentara setan bersorak gembira atas kedzholiman yang kita lakukan.



E.4. TERBUKA AURATNYA

SELAIN berkait dengan makanan, pohon khuldi juga berkait dengan aurat. Begitu Adam dan Hawa MEMAKAN sebagian pohon itu, maka terbukalah auratnya. Dan mereka buru-buru memetiki daun surg untuk menutupi tubuhnya.

Di sini memang tersimpan misteri yang menarik. Bagaimana mungkin hanya karena memakan bagian pohon itu tiba-tiba auratnya terbuka. Bagaiman menjelaskan hal ini? Karena di dalamnya pasti terdapat pelajaran yang mendasar untuk kehidupan kita. Karena sebagaimana peristiwa lain di seputar kejadian Adam ini, semuanya mengandung simbol kehidupan.

Jauh-jauh hari sebelum Adam dan Hawa memakan pohon itu, Allah sudah mengingatkan bahwa setan berkehendak untuk mengeluarkan mereka dari surga. Caranya adalah dengan membujuk mereka untuk memakan pohon itu sehingga terbuka aurat mereka. Di bawah ini saya kutipkan ayat yang terkait dengan fasilitas surga bagi Adam dan Hawa.

QS. Thaahaa 20: 117-119


فَقُلۡنَا يَـٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَـٰذَا عَدُوٌّ۬ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ (١١٧)

117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (IBLIS) ADALAH MUSUH bagimu
dan bagi isterimu, maka sekali-kali JANGAN-lah sampai ia MENGELUARKAN kamu berdua DARI SURGA, yang menyebabkan kamu menjadi celaka".

إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيہَا وَلَا تَعۡرَىٰ (١١٨)
118. Sesungguhnya kamu TIDAK AKAN KELAPARAN di dalamnya dan TIDAK AKAN TELANJANG".

وَأَنَّكَ لَا تَظۡمَؤُاْ فِيہَا وَلَا تَضۡحَىٰ (١١٩

119. Dan sesungguhnya kamu TIDAK AKAN MERASA DAHAGA dan tidak (pula) akan DITIMPA PANAS MATAHARI di dalamnya".



Allah menegaskan bahwa di surga itu Adam dan Hawa tak akan kekurangan apa-apa. Selama masih berada di dalamnya mereka dijamin tidak akan kekurangan makanan, minuman, atau pun
pakaian. Mereka tidak akan telanjang. Juga tidak kepanasan. Artinya dari segi fasilitas, semua itu ada.

Maka, ketika Adam dan Hawa terbuka auratnya karena memakan pohon khuldi, tentu saja itu bukan karena di dalam surga sudah tidak ada fasilitas pakaian. Bukan. Tetapi lebih dikarenakan terjadi TRANSFORMASI KESADARAN di dalam diri mereka tentang makna aurat.

Sebelum memakan pohon khuldi itu pemahaman mereka tentang aurat tidak sama dengan sesudah memakannya. Karena itu kalimat yang bercerita tentang
aurat mereka itu bukan berbunyi TERBUKALAH AURAT mereka melainkan TAMPAKLAH bagi keduanya aurat-auratnya. Hal ini menunjukkan bahwa itu bukan proses fisik belaka, melainkan lebih bersifat transformasi kesadaran akan makna aurat. Tadinya tidak tampak, sekarang menjadi tampak. Adam menjadi MELIHAT aurat Hawa. Demikian pula sebaliknya, Hawa menjadi bisa MELIHAT aurat Adam. Padahal, tadinya mereka tidak melihatnya sebagai AURAT.

Hal itu diceritakan dalam ayat-ayat berikut ini. Mulai bagaiman setan
membisikkan PIKIRAN JAHAT kepada mereka berdua, sampai sesudah mereka memakan pohon khuldi.

QS. Al A'raaf 7: 20
فَوَسۡوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِيُبۡدِىَ لَهُمَا مَا وُ ۥرِىَ عَنۡہُمَا مِن سَوۡءَٲتِهِمَا وَقَالَ مَا نَہَٮٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَـٰلِدِينَ (٢٠


Maka setan MEMBISIKKAN pikiran jahat kepada keduanya UNTUK MENAMPAKKAN KEPADA KEDUANYA apa yang tertutup dari mereka yaitu AURATNYA dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang kekal (dalam surga)".


QS. Thaahaa 20: 121
أَڪَلَا مِنۡہَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُ ۥ فَغَوَىٰ (١٢١
Maka keduanya memakan dari pohon itu lalu TAMPAKLAH BAGI KEDUANYA aurat-auratnya (sau-atuhuma) dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.



QS. Al A'raaf 7: 22


فَدَلَّٮٰهُمَا بِغُرُورٍ۬‌ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُہُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ وَنَادَٮٰهُمَا رَبُّہُمَآ أَلَمۡ أَنۡہَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٢

Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai pohon itu, TAMPAKLAH BAGI KEDUANYA aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu:
"Sesungguhnya SETAN itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"


Jadi, hal pertama yang perlu dipahamkan adalah bahwa terbukanya aurat Adam dan Hawa itu lebih kepada terbukanya persepsi mereka atas sesuatu yang memalukan, sesuatu yang harusnya disembunyikan kepada lawan jenisnya. Adam menjadi malu kepada Hawa, dan demikian pula sebaliknya. Sehingga mereka menutupinya dengan daun-daun surga.

Fase-fase yang mereka alami ini sebenarnya menunjukkan fase AQIL BALIGH. Yaitu, saat-saat seorang manusia
mulai merasakan dorongan seksualitas dan memahami mana hal-hal yang pantas dan tidak pantas. Mana yang baik dan jahat. Mana yang benar dan yang salah.

Hal ini semakin memperoleh pijakannya ketika kita memahami istilah yang digunakan untuk menggambarkan aurat mereka. Kata yang digunakan adalah "AS SAU-ATU", yang berasal dari "AS SA-A". Dalam kamus Al Munawwir halaman 674 disebut bahwa makna "AS SAU-ATU" adalah perbuatan jahat, keji atau aurat.

Ini berbeda dengan kata AURAT yang lebih bermakna aurat tubuh,
secara fisikal. Kata "AS SAU-ATU" memiliki makna yang lebih mendalam bukan sekedar aurat fisik, melainkan juga pada karakter jiwa seseorang. Kita bisa membandingkan penggunakan kata "AS SAU-ATU" itu dengan kata AURAT yang terdapat pada ayat berikut ini.


QS. An Nuur 24: 31
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِہِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآٮِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآٮِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ أَخَوَٲتِهِنَّ أَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِى ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٲتِ ٱلنِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ‌ۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٣١


Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan MEMELIHARA KEMALUANNYA, dan janganlah mereka MENAMPAKKAN PERHIASANNYA, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang URAT WANITA (auratinnisaa'). Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung".


QS. An Nuur 24: 58
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِيَسۡتَـٔۡذِنكُمُ ٱلَّذِينَ مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُكُمۡ وَٱلَّذِينَ لَمۡ يَبۡلُغُواْ ٱلۡحُلُمَ مِنكُمۡ ثَلَـٰثَ مَرَّٲتٍ۬‌ۚ مِّن قَبۡلِ صَلَوٰةِ ٱلۡفَجۡرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُم مِّنَ ٱلظَّهِيرَةِ وَمِنۢ بَعۡدِ صَلَوٰةِ ٱلۡعِشَآءِ‌ۚ ثَلَـٰثُ عَوۡرَٲتٍ۬ لَّكُمۡ‌ۚ لَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ وَلَا عَلَيۡهِمۡ جُنَاحُۢ بَعۡدَهُنَّ‌ۚ طَوَّٲفُونَ عَلَيۡكُم بَعۡضُڪُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬‌ۚ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأَيَـٰتِ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ۬ (٥٨

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu MENANGGALKAN PAKAIAN (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang isya'. (Itulah) TIGA AURAT BAGI KAMU (tsalatsu 'auratillakum). Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".


Kedua ayat di atas menggunakan istilah AURAT untuk menyebut aurat yang bersifat fisik. Berbeda dengan ketika bercerita aurat Adam dan Hawa
yang menggunakan istilah "SAU-ATU", yang memiliki makna aurat fisik sekaligus aurat batin yang berkait dengan karakter buruk manusia.

Maka, menjadi jelaslah makna terbentuknya aurat Adam dan Hawa akibat rayuan setan. Bahwa yang dimaksudkan adalah terbukanya persepsi Adam dan Hawa terhadap nilai-nilai kedewasaan seorang manusia. Mereka telah mencapai fase AQIL BALIGH dalam perkembangannya sebagai manusia yang beradab. Yang mengerti tentang baik buruk, dan pantas tidaknya suatu perbuatan.


Pada masa sebelum AQIL BALIGH itu, yang ada bagi Adam dan Hawa hanyalah kesenangan surgawi. Segalanya tampak indah. Menyenangkan. Tak pernah berpikir tentang kebutuhan hidup. Semuanya disediakan oleh Allah dan para malaikat yang telah tunduk kepadanya, di dalam taman penuh fasilitas kehidupan.

Dan semua itu kemudian menjadi berubah ketika mereka mencapai fase AQIL BALIGH yang digambarkan sebagai memakan pohon khuldi. Yang tadinya terlarang untuk manusia pada fase anak-anak, kini menjadi terbuka untuknya.
Setan pun bergentayangan untuk merayu agar Adam dan Hawa meretas batas kedewasaanya. Dan merekapun melakukannya.

E.5. MERASA BERSALAH DAN BERTAUBAT

ANAK-ANAK tak pernah merasa berdosa. Apapun yang mereka lakukan, selalu menyenangkan dan penuh ceria. Ya, masa kanak-kanak adalah masa-masa dimana kita merasa hidup di surga.

Begitulah masa-masa awal Adam berada di surga. Sejak ia diciptakan Allah dengan cara dilahirkan oleh ibunya, ia tak merasakan kesulitan apapun. Segala yang dia butuhkan selalt ada. Makanan, minuman, maupun pakaian tersedia di wilayah taman yang demikian indah dan subur itu.


Yang dia lakukan hanyalah belajar dan memahami alam sekitarnya. Sehingga, ia menjadi orang yang sangat pandai dalad bidang ilmu alam. Para malaikat pun mengakuinya. Dan bersujud kepadanya. Kecuali iblis.

Masa kecil Adam sampai remaja itu diceritakan Allah lewat ayat-ayat yang berbentuk dialog antara Allah, malaikat dan iblis. Malaikan dan iblis adalah makhluk-makhluk Allah yang diciptakan jauh sebelum Adam dan Hawa ada.

Karena itu, kalau kita cermati, ayat-ayat tersebut tidak melibatkan Adam sama
sekali dalam dialog. Adam sekedar menjadi obyek cerita bagi Allah, malaikat dan iblis. Bahkan, sampai Adam terlahir dan hidup di surga - tanpa Hawa - ia masih menjadi obyek pembicaraan.

Hal itu berlangsung sampai masa remaja Adam. Lantas, Allah menguji Adam lewat para malaikat. Adam pun lulus ujian, bisa mengalahkan malaikat dari sisi kehebatan akal dan penguasaan ilmu pengetahuan alamnya.

Tapi, iblis tak mau bersujud, karena ia merasa lebih unggul dari Adam. Ia melihat Adam adalah makhluk yang lemah
dari sisi pengendalian hawa nafsu. Maka, iblis membangkang. Dan berjanji akan menguji, sekaligus menyesatkan Adam. Ia yakin akan berhasil mengalahkannya. Dan kemudian memang terbukti, ia bisa mengalahkan Adam, mengikuti dorongan nafsunya.

Menginjak masa dewasa, Allah memberikan pasangan kepada Adam, yaitu Hawa. Seorang yang diciptakan Allah berasal dari jenis yang sama. Ia terlahir dari jenis yang sama. Ia lahir dari AL BASYAR purba, tetapi sudah memiliki kualifikasi sebagai AL INSAN.


Maka, Allah memerintahkan Adam untuk tinggal bersama isterinya di surga itu. Di taman yang indah yang tak kekurangan suatu apa.

Adam sudah dewasa. Hawa pun demikian adanya. Mereka tinggal sebagai suami isteri di sana penuh kebahagiaan. Tak kurang suatu apa. Kebutuhan hidup diperolehnya dengan mudah.

Mulai di fase ini, Al Qur'an bercerita tentang Adam sebagai subyek. Bukan obyek lagi. Ia digambarkan melakukan dialog-dialog dengan Allah maupun setan. Misalnya, Allah mengatakan kepada Adam agar tinggal
bersama isterinya di taman itu. Allah mengatakan kepadanya bahwa ia dan isterinya tidak akan kelaparan, kehausan, dan kekurangan pakaian. Bahkan, bakal terhindar dari teriknya matahari. Mereka hidup serba berkecukupan.

Namun, Allah menguji Adam dan Hawa dengan sebuah larangan yang disimbolkan dengan pohon. Sengaja Allah tidak menyebut namanya secara eksplisit, karena substansinya adalah ujian ketaatan mereka. Inilah bentuk agama yang paling sederhana, di jaman itu. Perintahnya berupa tinggal di taman,
larangannya memakan salah satu jenis pohon yang tumbuh di dalamnya. Itulah simbol ibadah pertama, di jaman manusia generasi pertama. Intinya adalah pelajaran tauhid. Taat kepada Allah, dan tidak mengikuti setan yang ingkar.

Tentang pohon ini memang Allah sering menjadikan sebagai simbol untuk ketaatan dan larangan. Di antaranya, Allah menggambarkan kalimat tauhid sebagai pohon yang kokoh. Akarnya menghunjam ke dalam tanah, sedangkan cabangnya menjulang ke langit. Buahnya berkeluaran sepanjang musim.
Sedangkan kalimat yang buruk adalah bagaikan pohon yang rapuh, yang gampang tercabut dari tanah.


QS. Ibrahim 14: 23-27
وَأُدۡخِلَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ‌ۖ تَحِيَّتُہُمۡ فِيہَا سَلَـٰمٌ (٢٣


23. Dan dimasukkanlah orang-orang yang BERIMAN dan beramal sholeh ke DALAM SURGA yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. UCAPAN penghormatan mereka dalam surga itu ialah "SALAAM".
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلاً۬ كَلِمَةً۬ طَيِّبَةً۬ كَشَجَرَةٍ۬ طَيِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتٌ۬ وَفَرۡعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ (٢٤)

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpaan KALIMAT YANG BAIK seperti POHON YANG BAIK, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)
ke langit.
كُلَّ حِينِۭ بِإِذۡنِ رَبِّهَا‌ۗ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَڪَّرُونَ (٢٥)

25. Pohon itu memberikan BUAHNYA pada SETIAP MUSIM dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ۬ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجۡتُثَّتۡ مِن فَوۡقِ ٱلۡأَرۡضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ۬ (٢٦)

26. Dan perumpamaan KALIMAT YANG BURUK seperti POHON YANG BURUK, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّـٰلِمِينَ‌ۚ وَيَفۡعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ (٢٧)

27. Allah MENEGUHKAN orang-orang yang BERIMAN dengan UCAPAN (kalimat) YANG TEGUH itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah MENYESATKAN ORANG-ORANG YANG DZHOLIM
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.

Dalam ayat-ayat di atas, Allah panjang lebar memberikan gambarang tentang kehidupan orang beriman. Mereka layak tinggal di surga, disebabkan oleh kalimat-kalimat baik yang menghunjam ke dalam jiwanya. Bagaikan pohon yang baik dan kokoh. Dan memberikan buah yang menyenangkan sepanjang musim. Berbeda dengan kalimat yang buruk yang digambarkan sebagai pohon yang buruk. Kalimat yang demikian itulah yang juga diberikan kepada Adam.

QS. Al Baqarah 2: 37
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ (٣٧

Kemudian Adam menerima BEBERAPA KALIMAT (tuntunan kalimat untuk bertobat - el) dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kalimat yang diajarkan kepada setiap rasul dan nabi adalah kalimat TAUHID. Inilah dasar agama ISLAM. Seluruh ibadahnya bersandar kepada kalimat tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH, tidak ada Tuhan kecuali ALLAH saja (there is no go God but Allah - el). Sejak nabi Adam AS sampai nabi Muhammad SAW.
QS. Al Baqarah 2: 124
وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِـۧمَ رَبُّهُ ۥ بِكَلِمَـٰتٍ۬ فَأَتَمَّهُنَّ‌ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامً۬ا‌ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِى ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٢٤

Dan (ingatlah), ketika IBRAHIM DIUJI Tuhannya dengan BEBERAPA KALIMAT (perintah dan larangan - EL), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya AKU akan menjadikanmu IMAM (tauladan) bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-KU (ini) tidak mengenai orang-orang yang DZHOLIM".


QS. Az Zukhruf 43: 28
 وَجَعَلَهَا كَلِمَةَۢ بَاقِيَةً۬ فِى عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ (٢٨

Dan (Ibrahim) menjadikan KALIMAT TAUHID itu kalimat yang KEKAL PADA KETURUNANNYA supaya mereka kembali
kepada kalimat tauhid itu (kembali kepada Allah).

Segala bentuk ibadah dan ujian berpangkal kepada kalimat tauhid itu. Termasuk yang diberikan kepada nabi Ibrahim. Dan, kita tahu Ibrahim adalah bapaknya para nabi yang memperjuangkan kalimat tauhid. Sejak zaman beliaulah agama ini disebut sebagai agama Islam. Dan penganutnya disebut Muslim. Dengan bersandar pada keikhlasan beliau berserah diri saat mengorbankan anaknya, Isma'il.


QS. Al Hajj 22: 78
وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ‌ۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ (٧٨

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) AGAMA ORANG TUAMU IBRAHIM. Dia (Allah) telah MENAMAI kamu sekalian orang-orang MUSLIM DARI DAHULU, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong".

Demikian pula pada ayat-ayat berikut ini, Allah menggambarkan kalimat tauhid tersebut.

QS. Ali Imran 3: 64
قُلۡ يَـٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَـٰبِ تَعَالَوۡاْ إِلَىٰ ڪَلِمَةٍ۬ سَوَآءِۭ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابً۬ا مِّن دُونِ ٱللَّهِ‌ۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُولُواْ ٱشۡهَدُواْ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ (٦٤

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu KALIMAT yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak KITA SEMBAH kecuali ALLAH dan TIDAK KITA PERSEKUTUKAN Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikan
lah, bahwa kami adalah orang-orang (islam) yang berserah diri (kepada Allah)".



QS. Al An'aam 6: 115
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقً۬ا وَعَدۡلاً۬‌ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ‌ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (١١٥

Telah SEMPURNALAH KALIMAT Tuhanmu (Al Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Ya, kalimat tauhid itu kini telah sempurna dengan diakhiri oleh nabi penutup zaman, yaitu Muhammad SAW, segala bentuk peraturan syari'at dalam agama kita bertumpu pada kalimat ini. Sebuah kalimat yang diajarkan
kepada manusia sejak jaman nabi Adam, diteruskan kepada seluruh anak cucunya - Bani Adam.

Maka, kembali kepada peristiwa pelanggaran Adam di dalam surga, ia telah melanggar kalimat tauhid itu. Yang digambarkan sebagai memakan pohon larangan. Sudah jelas-jelas Allah melarang mendekatinya, tetapi Adam dan Hawa malah memakannya. Karena terbujuk oleh rayuan setan. Tentu saja, Adam dan Hawa menjadi orang yang dzholim atau tersesat. Lebih mengikuti setan daripada mengikuti (mematuhi - el) perintah Allah.


QS. Al A'raaf 7: 22
فَدَلَّٮٰهُمَا بِغُرُورٍ۬‌ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُہُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ وَنَادَٮٰهُمَا رَبُّہُمَآ أَلَمۡ أَنۡہَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٢


Maka setan membujuk keduanya dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah MERASAI POHON ITU, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru (menegur) mereka: "BUKANKAH AKU TELAH MELARANG kamu berdua dari pohon kayu itu dan AKU katakan kepadamu: "Sesungguhnya SETAN itu adalah MUSUH yang nyata bagi kamu berdua?".

Namun demikian, Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya yang bertaubat.
Meskipun pada awalnya sudah diperintahkan oleh Allah untuk beriman kepada Allah dan jangan menggubris setan, karena ia adalah musuh bebuyutan manusia. Akan tetapi ketika hamba-Nya sedang dalam kesulitan terjebak dosa, lantas bertaubat, maka Allah pun menerima taubatnya. Bahkan membekali dengan kalimat tauhid kembali. Agar Adam dan keturunannya tidak lupa dan tersesat kembali.



QS. Al A'raaf 7: 23
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٢٣

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah MENGANIAYA (mendzholimi - el) DIRI kami sendiri, dan jika Engkau tidak MENGAMPUNI kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".

QS. Al Baqarah 2: 37
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ (٣٧

Kemudian Adam menerima BEBERAPA KALIMAT (tuntunan kalimat untuk bertaubat - el) dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah MAHA PENERIMA TAUBAT lagi MAHA PENYAYANG".


E.6. TEST CASE SEBAGAI AL INSAN
DI BAGIAN AKHIR bab ini, saya ingin menyimpulkan secara holistik apa yang terjadi selama Adam dan Hawa berada di surg itu. Bahwa semua itu ternyata adalah sebuah TEST CASE dari Allah. TEST CASE yang pertama adalah terhadap potensi akal kecerdasan sebagai pondasi peradaban manusia modern. Ia di-TEST oleh malaikat, dan lulus dengan nilai CUMLAUDE. TEST yang ke dua adalah TEST potensi ketakwaan alias kemampuan kontrol diri. Ujiannya dilakukan oleh Allah lewat peran SETAN. Hasilnya, Adam dan Hawa tidak lulus. Tapi mereka merasa bersalah dan bertaubat, kembali kepada Allah. Apakah makna dari semua itu?


Semua itu tak lepas dari VISI dan MISI diciptakannya manusia di muka bumi. Dalam berbagai buku yang telah saya tulis sebelumnya, kita telah membahas bahwa manusia diciptakan Allah dalam 6 fase.

Mulai dari fase belum bisa disebut, fase penciptaan di dalam rahim, fase beramal kebajikan di dunia, fase menunggu di alam barzakh, fase pengadilan di akhirat, dan fase kembali
kepada Allah. Lebih detilnya, telah kita bahas dalam buku " TAK ADA ADZAB KUBUR? ".

Namun demikian secara umum, visi kehidupan kita sebenarnya adalah untuk menegakkan kalimat TAUHID. Mengagungkan Allah semata. Atau secara operasional, Allah menguji kualitas keber-agamaan kita. Termasuk banyak berbuat baik ataukah berbuat jelek. Segala yang diadakan Allah di dunia ini sepenuhnya digunakan untuk menguji kualitas (iman). Sebagaimana pohon khuldi digunakan untuk menguji ketaatan Adam dan Hawa kepada Allah.
QS. Al Kahfi 18: 7
إِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى ٱلۡأَرۡضِ زِينَةً۬ لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّہُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬ (٧


Sesungguhnya KAMI telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami (untuk) MENGUJI mereka siapakah di antara mereka yang TERBAIK PERBUATANNYA".


QS. Al Anbiyaa' 21: 35
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةً۬‌ۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ (٣٥
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. KAMI akan MENGUJI kamu dengan KEBURUKAN dan KEBAIKAN sebagai COBAAN. Dan hanya kepada KAMI-lah kamu di kembalikan".

 
Rencana untuk menguji manusia itu, bahkan sudah ditetapkan Allah sejak pemciptaan langit dan bumi. Milliaran tahun sebelum penciptaan Adam.
QS. Huud 11: 7


وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ۬ وَڪَانَ عَرۡشُهُ ۥ عَلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُوَڪُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬‌ۗ وَلَٮِٕن قُلۡتَ إِنَّكُم مَّبۡعُوثُونَ مِنۢ بَعۡدِ ٱلۡمَوۡتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ ڪَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٧
Dan DIA-lah yang MENCIPTAKAN LANGIT dan BUMI dalam enam masa, dan adalah 'ARSY-Nya di atas air, AGAR (untuk) Dia MENGUJI siapakah di antara kamu yang lebih baik AMALNYA, dan jika kamu berkata: "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

 
Sehingga tidak heran Allah mengaitkan surga - balasan kenikmatan kepada manusia - dengan berbagai ujian dan cobaan, untuk mengetahui kualitas ber-agama kita. Termasuk kepada Adam.

 
QS. Ali Imran 3: 142
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٤٢
Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad (berjuang) di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

QS. Al Baqarah 2: 214
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُم‌ۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ۬ (٢١٤
Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA, padahal belum datang kepadamu (COBAAN) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? MEREKA DITIMPA oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehing
ga berkatalah Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat".


QS. Al Mu'minun 23: 115
أَفَحَسِبۡتُمۡ أَنَّمَا خَلَقۡنَـٰكُمۡ عَبَثً۬ا وَأَنَّكُمۡ إِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُونَ (١١٥
"Maka apakah kamu MENGIRA, bahwa sesungguhnya Kami MENCIPTAKAN kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"

 
QS. Al Ankabut 29: 2

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ (٢

"Apakah manusia itu MENGIRA bahwa mereka dibiarkan yang mengatakan: "Kami telah BERIMAN", dan mereka TIDAK DIUJI LAGI?"


Sangat banyak ayat Al Qur'an yang
‎senada dengat ayat-ayat tersebut. Intinya Allah mengatakan bahwa DIA menciptakan kita tidak dengan main-main. Semuanya bakal diuji dengan sebenar-sebenarnya ujian. Bahkan ketika kita sudah mengatakan diri kita beriman, Allah masih saja menguji: benarkah ucapan kita, bahwa kita sudah beriman?

Bukan cuma orang-orang awam. Para nabi dan rasul pun diuji. Sampai-sampai rasul dan umatnya mengatakan: kapan ya datangnya pertolongan Allah? Sebuah ungkapan yang menunjukkan betapa beratnya ujian yang mereka rasakan.
Maka, tidak ada yang terlepas dari ujian Allah. Termasuk nabi Adam. Generasi manusia pertama itu diuju oleh Allah dengan pohon larangan. Dan mereka jatuh terkena rayuan setan. Sehingga merasa berdosa. Menyesali perbutannya. Lantas bertaubat kepada Allah untuk tidak mengulanginya.

Begitulah memang kehidupan ber-agama. Tidak ada orang yang tidak berdosa, dan tanpa kesalahan. Semuanya pernah melakukannya. Masalahnya adalah, apakah setelah melakukan dosa itu ia ingat kepada Allah, merasa berdosa, lantas
menyesal, dan tidak mengulang kembali? Ataukah, malah berkali-kali melakukan dosa yang sama? Jika bertaubat, maka ia akan menjadi orang yang diampuni oleh Allah. Akan tetapi jika tidak, ia menjadi orang kafir, yang bakal memasuki neraka yang penuh penderitaan.

Allah mengajari kepada kita bahwa orang yang bertakwa itu bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa. Melainkan, orang yang jika terlanjur berbuat dosa, ia ingat Allah, mohon ampun, dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Orang seperti inilah
yang oleh Allah dijanjikan masuk surga penuh kenikmatan.

 
QS. Ali Imran 3: 135
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ (١٣٥

"Dan orang-orang yang apabila MENGERJAKAN PERBUATAN KEJI atau menganiaya diri sendiri, mereka INGAT AKAN ALLAH, lalu MEMOHON AMPUN terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka TIDAK MENERUSKAN perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui".

 
QS. Al A'raaf 7: 42
 
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٤٢

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan SEKEDAR KESANGGUPANNYA, mereka itulah PENGHUNI-PENGHUNI SURGA; mereka kekal di dalamnya".


Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia mengampuni siapa yang meminta ampun kepada-Nya. Dia juga menerima taubat siapa yang bertaubat kepada-Nya.

Karena itu, ketika Adam dan Hawa melakukan kesalahan dengan melanggar perintah memakan pohon Khuldi, maka Allah sudah menyediakan ampunan-Nya. Allah menerima taubat mereka. Bahkan memberikan petunjuk untuk melawan bujuk rayu setan.

 QS. Al Baqarah 2: 169
إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ (١٦٩
"Sesungguhnya SETAN itu hanya MENYURUH kamu BERBUAT JAHAT DAN KEJI, dan (supaya) mengatakan terhadap Allah apa-apa yang tidak kamu ketahui".

 
QS. An Nuur 24: 21
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَإِنَّهُ ۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدً۬ا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٢١
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti LANGKAH-LANGKAH SETAN. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan PERBUATAN YANG KEJI DAN YANG MUNKAR. Sekiranya tidaklah KARENA KARUNIA Allah dan RAHMAT-NYA kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu BERSIH (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) SELAMA-LAMANYA, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Begitulah Allah. Sifat pengampun dan penyayang-Nya lebih besar dari pada dosa-dosa yang kita lakukan. Seberapa besar pun dosa kita itu. Asalkan kita bertaubat kepada-Nya.

Nah, kembali kepada Adam dan Hawa, kesalahan mereka melanggar larangan Allah itu sebenarnya bermakna GANDA. Di satu sisi, Allah menunjukkan sifat Maha
Pengampun-Nya. Bahawa meskipun Adam dan Hawa berdosa melanggar larangan Allah, tetapi Allah mengampuninya.

Di sisi yang kedua, sebenarnya Allah sedang NGETEST Adam dan Hawa. Apakah mereka termasuk AL INSAN ataukah AL BASYAR purba. TEST pertama sudah dilalui Adam dengan baik. Ia menunjukkan kepada para malaikat bahwa dirinya adalah manusia modern yang berperadaban tinggi. Menguasai ilmu pengetahuan. Dan memiliki kemampuan kecerdasan yang berbeda dengan AL BASYAR purba. Dengan lulusnya ujian pertama itu,
Allah membuktikan ucapan-Nya kepada malaikat bahwa Adam dan keturunannya itu layak untuk dijadikan khalifah di muka bumi.



Tapi selain itu, masih diperlukan TEST lagi yang terkait dengan ketakwaanya. Ternyata, Adam dengan mudahnya digelincirkan oleh setan, memakan pohon larangan.

Namun demikian, bukan berarti ia gagal melewati ujian ketakwaan ini. Justru Adam menunjukkan bahwa ia berhasil bangkit dari keterpurukannya sebagai pendosa. Ia mengaku salah, menyesali, dan mohon ampun kepada Allah serta
berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Dengan demikian, Adam justru menunjukkan kelasnya sebagai orang yang bertakwa. Yaitu, orang yang jika melakukan dosa ia segera ingat kepada Allah, memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya. Orang yang demikian inilah yang disebut Allah sebagai orang yang bertakwa. Dan ia pantas untuk tetap tinggal di SURGA. Kelak bersama anak cucunya.



F. ADAM TURUN DARI SURGA

F.1. FITRAHNYA MAKHLUK SURGA

FITRA Adam dan Hawa adalah makhluk surga. Sejak awal mereka diciptakan dari tanah surga sebagai proses akhir pelapukan berbagai jenis tanah bumi. Surga itu sebuah taman di bumi, dan memiliki tanah yang subur, yang dikenal sebagai TOPSOIL oleh para ahli geologi. Atau TUROB dalam istilah Al Qur'an.

Maka, tidak heran mereka pun diperintahkan untuk tinggal di surga. Karena mereka butuh zat-zat gizi dari bahan-bahan yang sama dengan bagan dasar tubuhnya. Dari buah-buahan, air, udara, dan berbagai jenis tanaman surg.

Berbeda dengan jin yang bahan dasar tubuhnya terbuat dari api. Mereka tidak butuh buah-buahan. Tidak butuh air. Dan makanan-minuman yang terbuat dari bahan-bahan biokimiawi. Kalaupun makan, para jin itu hanya membutuhkan energi panas dari bahan di sekitarnya. Demikian pula jika minum. Mereka tidak membutuhkan materinya, melainkan membutuhkan energinya.

Metabolisme jin adalah metabisme yang memproses energi menjadi energi. Sedangkan
metabolisme manusia memproses materi menjadi energi. Bagi manusia, zat-zat biokimiawi dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana, sehingga menghasilkan energi untuk aktifitas hidupnya. Sedangkan pada jin, mekanismenya adalah biofisika. Energi diubah menjadi energi yang berbeda sesuai kebutuhan hidupnya.


QS. Al Hijr 15: 27

وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ (٢٧
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelu (Adam) dasi API YANG SANGAT PANAS".

 
QS. Ar Rahman 55: 15

وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ مِن مَّارِجٍ۬ مِّن نَّارٍ۬ (١٥


"Dan DIA (Allah) menciptakan jin dari NYALA API".
 
Maka, secara fitrah manusia sangat membutuhkan zat-zat biokimiawi untuk kelangsungan hidupnya. Semua itu terdapat di surga. Allah telah menyintesakan molekul-molekul biokimia itu menjadi makanan dan minuman yang terasa lezat buat manusia.

Unsur-unsur yang dibutuhkan manusia seperti C, H, O, N, S, P, Fe, Ca, Na dan sebagainya telah diramu oleh Allah dalam bentuk makanan dan minuman yang lezat. Air misalnya, adalah zat yang mengandung H dan O, dalam perbandingan H2O. Kandungan lemak, protein, karbohidrat, dan mineral yang terdapat pada berbagai sayuran dan buah-buahan tak lebih adalah senyawa unsur-unsur C, H, O, N, P, Fe, Ca dan lain sebagainya.

Semuanya disajikan oleh Allah dalam ukuqan yang sesuai dengan kenikmatan. Ukuran suhunya, jumlahnya, ada di mana-mana secara berkelimpahan. Tak akan kekurangan, sesuai keinginan. Cocok rasa dan aromanya. Pokoknya sesuai dengan selera kenikmatan manusia.

 
QS. Al Insaan 76: 13-14


مُّتَّكِـِٔينَ فِيہَا عَلَى ٱلۡأَرَآٮِٕكِ‌ۖ لَا يَرَوۡنَ فِيہَا شَمۡسً۬ا وَلَا زَمۡهَرِيرً۬ا (١٣
13. Di dalamnxa (surga) mereka duduk bertelekan di atas pembaringan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) MATAHARI dan tidak pula DINGIN YANG BERSANGATAN".


 وَدَانِيَةً عَلَيۡہِمۡ ظِلَـٰلُهَا وَذُلِّلَتۡ قُطُوفُهَا تَذۡلِيلاً۬ (١٤
14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan BUAHNYA dimudahkan memetik SEMUDAH-MUDAHNYA".


Namun demikian, zat-zat biokimiawi itu jika tersedia dalam suhu yang berlebihan, ekstrim panas atau ekstrim dingin bakan menjadi siksaan. Dan, yang seperti itu oleh Allah disediakan di neraka. Airnya, air yang sangat panas atau sangau dinin. Pohon dan makanannya adalah pohon ZAQQUM yang berduri dan mendidihkan perut.


QS. Shaad 38: 56-57

جَهَنَّمَ يَصۡلَوۡنَہَا فَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ (٥٦


56. (Yaitu) neraka jahannam, yang mereka masuk ke dalamnya; maka AMAT BURUKLAH jahannam itu SEBAGAI TEMPAT TINGGAL.

هَـٰذَا فَلۡيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ۬ وَغَسَّاقٌ۬ (٥٧



57. Inilah (adzab neraka), biarlah mereka merasakannya, air yang SANGAT PANAS dan air yang SANGAT DINGIN.

 
QS. Ad Dukhaan 44: 43-45

إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ (٤٣) طَعَامُ ٱلۡأَثِيمِ (٤٤) كَٱلۡمُهۡلِ يَغۡلِى فِى ٱلۡبُطُونِ (٤٥

(43). Sesungguhnya pohon zaqqum itu, (44). Makanan orang yang banyak berdosa. (45). Bagaikan kotoran minyak yang MENDIDIH DI DALAM PERUT.

 
QS. As Shaafaat 37: 62-67

أَذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬ نُّزُلاً أَمۡ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ (٦٢
62. (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih ataukah pohon zaqqum.

إِنَّا جَعَلۡنَـٰهَا فِتۡنَةً۬ لِّلظَّـٰلِمِينَ (٦٣

63. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqu itu sebagai SIKSAAN bagi orang-orang yang dzholim.

 
إِنَّهَا شَجَرَةٌ۬ تَخۡرُجُ فِىٓ أَصۡلِ ٱلۡجَحِيمِ (٦٤
64. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari (tumbuh di) DASAR NERAKA Jahim.

طَلۡعُهَا كَأَنَّهُ ۥ رُءُوسُ ٱلشَّيَـٰطِينِ (٦٥

65. Mayangnya (buahnya) seperti kepala setan-setan.


فَإِنَّہُمۡ لَأَكِلُونَ مِنۡہَا فَمَالِـُٔونَ مِنۡہَا ٱلۡبُطُونَ (٦٦
66. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.

ثُمَّ إِنَّ لَهُمۡ عَلَيۡہَا لَشَوۡبً۬ا مِّنۡ حَمِيمٍ۬ (٦٧
67. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minum yang bercampur dengan air yang sangat panas.
 
Begitulah manusia memperoleh kenikmatan atau siksaan secara fisik dengan media zat-zat biokimia yang berkondisi ekstrim.


Ini berbeda dengan jin, yang badanya terbuat dari energi panas. Ia tidak memperoleh siksaan sebagaimana manusia memperoleh siksaan. Ayat-ayat Al Qur'an tidak bercerita secara spesifik tentang siksaan jin itu.

Memang jin yang jahat tetap saja diancam dengan neraka, dan adzab yang besar di dalamnya. Akan tetapi bentuknya tidak seperti siksaan manusia. Karena badan jin justru terbuat
dari api yang sangat panas.

Bagi manusia, jika dimasukkan ke dalam neraka badannya bakal hancur terbakar. Meskipun kemudian utuh kembali, karena hukum alam di akhirat adalah berjalan terbalik dibandingkan dengan dunia. Bukan menuju kehancuran melainkan menuju utuh dan tertata. Juga bukan dari hidup menuju mati, melainkan dari mati justru menuju hidup. Karena itu, meskipun disiksa badannya sampai hancur, manusia tidak bisa mati di sana. Ia hidup lagi. Dan hidup lagi. Sampai-sampai, malaikat bertanya: kamu mau minta mati berapa kali? Lebih detilnya baca buku serial ke 2 "TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL".

 
QS. Ali Imran 3: 10

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِىَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٲلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَـٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ (١٠
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah BAHAN BAKAR API NERAKA,"

 
QS. At Tahrim 66: 6

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡہَا مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ (٦
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang BAHAN BAKARNYA adalah MANUSIA DAN BATU; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya".

Ini berbeda dengan umat jin yang bahan dasar tubuhnya memang sudah terbuat dari api yang sangat panas. Inti api, bahkan. Habitat mereka memang api. Dan neraka (naar) adalah api yang bergejolak. Karena itu, sebenarnya umat jin dan setan itu identik dengan neraka - naar.

 
QS. Al Ma'arij 70: 15

كَلَّآ‌ۖ إِنَّہَا لَظَىٰ (١٥
"Sekali-kali. Sesungguhnya neraka itu adalah API YANG BERGEJOLAK.
  
QS. Faathiir 35: 6

إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُ ۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ (٦
"Sesungguhnya setan itu musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh , karena SETAN-SETAN itu hanya NENGAJAK golongannya supaya mereka MENJADI PENGHUNI NERAKA yang menyala-nyala".

Ayat di atas memberikan gambaran bahwa setan-setan itu memang musuh manusia, sebagaimana nenek moyangnya, yaitu iblis. Mereka adalah "penghuni neraka". Dan mengajak manusia untuk bersama-sama mereka menjadi penghuni neraka. Setan dalam konteks ayat di atas adalah bangsa jin keturunan iblis. Karena dalam ayat 5
surat yang sama, seruan itu dikemukan kepada manusia seluruhnya. Dan menunjuk kepada perseteruan antara bangsa manusia dengan bangsa jin keturunan iblis tersebut.



Karena itu, di dalam Al Qur'an kita pernah menemui setan disebut sebagai penghuni surga. Bahkan masuk surga pun tidak. Kecuali pada jaman nabi Adam, yang surganya memang berupa sebuah taman di muka Bumi.

Secara lebih umum, jin pun tidak disebut sebagai penghuni surga. Mereka disebut sebagai penghuni neraka. Karena itu, di dalam Al Qur'an
tidak pernah disebut ada jin masuk surga - akhirat. Kecuali pada jaman nabi Adam.

Meskipun jin-jin itu adalah jin-jin baik dan muslim, kita tidak akan pernah menemui informasi bahwa mereka bakal masuk surga. Karena habitat mereka memang bukan surga. Habitat mereka adalah api. Yang istilah Al Qur'an disebut NAAR. Dan kemudian kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai NERAKA.

Kesimpulan ini boleh jadi akan membuat kita merasa aneh dan termenung karenanya. Sebab akan mengubah nuansa surga dan
neraka, tidak seperti yang kita persepsi selama ini.

Ayat di bawah ini memberikan penegasan bahwa manusia yang masuk neraka bakal "tinggal bersama-sama" dengan umat jin. Dalam suasa yang sangat panas dikepung oleh api bernyala-nyala, sebagaimana diceritakan dalam banyak ayat lainnya.

 
QS. Al A'raaf 7: 38

 
قَالَ ٱدۡخُلُواْ فِىٓ أُمَمٍ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِڪُم مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ فِى ٱلنَّارِ‌ۖ كُلَّمَا دَخَلَتۡ أُمَّةٌ۬ لَّعَنَتۡ أُخۡتَہَا‌ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا ٱدَّارَڪُواْ فِيہَا جَمِيعً۬ا قَالَتۡ أُخۡرَٮٰهُمۡ لِأُولَٮٰهُمۡ رَبَّنَا هَـٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِہِمۡ عَذَابً۬ا ضِعۡفً۬ا مِّنَ ٱلنَّارِ‌ۖ قَالَ لِكُلٍّ۬ ضِعۡفٌ۬ وَلَـٰكِن لَّا تَعۡلَمُونَ (٣٨
"Allah berfirman: "MASUKLAH kamu sekalian ke dalam NERAKA BERSAMA UMAT-UMAT JIN, dan manusia yang telah dahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (kedalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan), yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui".

 
Umat-umat jin ternyata menghuni neraka dan mereka tidak akan pernah masuk surga. Karena memasuki surga bagi mereka bukanlah sebuah ukuran kebahagiaan. Ya, kebahagiaan mereka bukanlah makan buah-buahan, atau segala macam minuman surga, atau karena pakaian sutera, gelang-gelang emas, dan sebagainya. Karena, semua itu memang bukan impian mereka. Mereka tidak memimpikan berada di "taman-taman" yang sejuk seperti itu. Habitat mereka adalah API, seperti bahan dasar tubuhnya. Bukan TANAH dan AIR seperti bahan dasar tubuh Adam. Atau manusia seluruhnya. Maka, kita menjadi bisa memahami ketika dikatakan bahwa jin dan setan itu memang penghuni neraka. "WILAYAH BERAPI".

QS. Huud 11: 119


إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ‌ۚ وَلِذَٲلِكَ خَلَقَهُمۡ‌ۗ وَتَمَّتۡ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ (١١٩
"Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan neraka. Kalimat Tuhanmu telah ditetapkan: sesungguhny Aku akan MEMENUHI NERAKA jahannam dengan JIN dan manusia SEMUANYA".


Dari kutipan ayat di atas, Allah mengatakan kepada manusia bahwa DIA akan memenuhi neraka dengan jin dan manusia semuanya. Artinya seluruh jin, dan seluruh manusia kecuali manusia-manusia yang diberi rahmat oleh Allah SWT.

Kalau
begitu apakah jin tidak merasakan siksa di dalam neraka? Atau sebaliknya, mereka disiksa semuanya? Padahal, di antara mereka kan ada jin baik? Jin muslim, yang taat kepada Allah? Dan memilih jalan yang lurus dalam hidupnya?



Ya, memang ada jin baik dan jin jahat. Tapi kedua-duanya adalah berasal dari api. Dan mereka bakal senang berada di dalam habitat yang sesuai dengan fitrahnya.

Akan tetapi sebagaimana manusia, meskipun ia berasal dari "tanah dan air", tidak selalu ia merasa senang dengan unsur-
unsur yang berasal dari tanah dan air. Misalnya, air yang sangat panas atau air yang sangat dingin. Atau berbagai jenis makanan dan minuman yang berasal dari proses biokimiawi yang berasal dari saripati tanah, seperti buah-buahan dan tanam-tanaman. Buktinya, manusia pun merasa tersiksa ketika memakan pohon zaqqum yang tumbuh di neraka.

Demikian pula dengan bangsa jin. Mereka ada yang baik dan ada yang jahat. Mereka akan memperoleh balasan dari Allah sesuai dengan amalannya. Dan sesuai dengan kondisi
fitrahnya. Jika jahat ia akan dijadikan kayu api neraka. Dibakar untuk menambah besarnya nyala api neraka. Menambah energi panasnya api neraka agar semakin membesar melonjak-lonjak.


 
QS. Al Jin 72: 14-15

وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَـٰسِطُونَ‌ۖ فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدً۬ا (١٤
14. Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa jin) ada orang-orang yang taat dan ada orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. BARANGSIAPA TAAT, maka mereka itu benar-benar telah memilih JALAN YG LURUS."

وَأَمَّا ٱلۡقَـٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ حَطَبً۬ا (١٥

15. Adapun orang-orang YANG MENYIMPANG dari kebenaran, maka mereka MENJADI KAYU API NERAKA Jahannam".
Jika neraka itu kehabisan energi panasnya, maka Allah akan menambah energi panas itu dengan bahan bakar neraka. Dari batu, kayu, manusia, jin dan berbagai harta benda yang haram selama kehidupan dunia.

 
QS. Al Israa' 17: 97

وَمَن يَہۡدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلۡمُهۡتَدِ‌ۖ وَمَن يُضۡلِلۡ فَلَن تَجِدَ لَهُمۡ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِهِۦ‌ۖ وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيً۬ا وَبُكۡمً۬ا وَصُمًّ۬ا‌ۖ مَّأۡوَٮٰهُمۡ جَهَنَّمُ‌ۖ ڪُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَـٰهُمۡ سَعِيرً۬ا (٩٧
"Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang DIA sesatkan maka sekali-sekali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari DIA. Dan KAMI akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. TEMPAT KEDIAMAN mereka adalah NERAKA Jahannam. Tiap-tiap kali NYALA API Jahannam itu AKAN PADAM KAMI TAMBAH lagi bagi mereka NYALANYA".


Sebaliknya bagi bangsa jin yang beramal sholeh, taat kepada Allah dan beriman, mereka pun memperoleh balasan kebaikan. Sayangnya balasan kebaikan itu tidak dijelaskan secara gamblang oleh Allah di dalam Al Qur'an, kecuali cuma dalam suatu perumpamaan alias simbol kenikmatan: berupa air yang segar. Itu pun masih dengan tambahan penjelasan yang sangat normatif, bahwa semua itu dimaksudkan sebagai cobaan atau ujian kepada umat jin baik, dengan air segar yang diberikan kepadanya itu.

 
QS. Al Jin 72: 16-17

وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَـٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَـٰهُم مَّآءً غَدَقً۬ا (١٦
16. Dan bahwasanya: jikalau mereka (para jin-istiqomah) tetap berjalan LURUS DI ATAS JALAN ITU (agama islam), benar-benar KAMI akan MEMBERI MINUM kepada mereka AIR YANG SEGAR.

لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ‌ۚ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابً۬ا صَعَدً۬ا (١٧
17. Untuk KAMI beri COBAAN KEPADA MEREKA PADANYA. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukannya ke dalam adzab yang amat berat.
Air yang segar adalah simbol ketenangan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan. Para jin baik itu, bukan membutuhkan airnya, melainkan lebih kepada "energi segar" yang ada di dalam air itu sebagai sumber ketentraman bagi "gejolak energi api" yang menjadi fitrah mereka.

Fitrah bangsa jin yang berasal dari lingkungan api ini mirip dengan yang terjadi pada bangsa malaikat. Mereka adalah makhluk Allah yang berasal dari cahaya. Mereka tidak membutuhkan makanan dan minuman yang tersusun dari zat-zat
biokimia seperti makanan manusia. Karena itu, ketika disuguhi makanan oleh nabi IBRAHIM, para malaikat yang diutus kepada umat nabi LUTH itu tidak mau menjamahnya sama sekali.


QS. Huud 11: 70


فَلَمَّا رَءَآ أَيۡدِيَہُمۡ لَا تَصِلُ إِلَيۡهِ نَڪِرَهُمۡ وَأَوۡجَسَ مِنۡہُمۡ خِيفَةً۬‌ۚ قَالُواْ لَا تَخَفۡ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمِ لُوطٍ۬ (٧٠
"Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak MENJAMAHNYA (makanan - hidangan), Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat) yang diutus kepada kaum LUTH".

 
Karena itu, para malaikat juga tidak digambarkan membutuhkan surga untuk kebahagiaan mereka. Atau, juga tidak menderita ketika berada di neraka. Mereka adalah makhluk dengan kualitas tinggi yang jauh melebihi kualitas bahan-bahan penyusun surga maupun neraka.


Malaikat tidak akan menderita masuk dan mengurusi neraka yang penuh dengan api yang sangat panas itu. Sebagaimana, mereka juga tidak menjadi bahagia karena berada di dalam surga. Kebahagiaan mereka adalah ketika mereka taat kepada Allah. Selalu bertasbih dan mengagungkan kebesaran ALLA SWT.
Surga bukanlah segala-segalanya. Karena sesungguhnya surga itu hanyalah salah satu saja dari fasilitas yang diciptakan Allah bagi makhluk-Nya. Khususnya, bagi yang bernama manusia. Padahal, sesungguhnya kebahagiaan yang terbesar itu bukan surga, melainkan dekat dan berserah diri kepada Allah. DIA-lah sumber segala kenikmatan dan kebahagiaan yang diidam-idamkan oleh seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana yang selalu kita do'akan di setiap usai SHOLAT kita.
ALLAHUMMA ANTASSALAM WAMINKASSALAM TABARAKTA RABBANA YA DZAL JALALI WAL IKRAM (Ya Allah Engkaulah kebahagiaan, dan bersumber dari Engkaulah segala kebahagiaan. Maha Mulia Engkau ya Tuhan kami, wahai Dzat yang Maha Agung dan Maha Mulia.
 




F.2. TURUN KE BUMI BUKAN DIUSIR DARI SURGA

SAMPAI DI SINI, kita sudah merasakan bahwa Adam dan Hawa beserta anak cucunya menghuni planet Bumi ini bukan karena makan buah khuldi. Sebab, sejak awal manusia memang sudah didesain Allah untuk menghuni planet ini.

Ada kerancuan yg harus diklarifikasi, yang direbabkan oleh kepahaman yang sepotong, bahwa surga itu seakan-akan jauh dari Bumi. Sehingga keberadaan Adam di dalam surga dan di permukaan Bumi adalah dua tempat yang berbeda. Padahal sama. Waktu itu, mereka berada di surga, yang sekaligus di bumi. Karena itu, keluar dari surga yang berupa taman itu, mereka ya masih tetap saja berada di planet Bumi.

Hal kedua yang perlu diklarifikasi adalah tentang buah khuldi yang dituding sebagai penyebab diusirnya Adam dan Hawa dari surga. Itu pun bukan demikian pemahamannya. Karena sesungguhnyalah pohon khuldi itu merupakan simbol dari sebagai proses pendewasaan Adam untuk menjadi KHALIFAH bumi.

Sebagaimana telah kita bahas di depan bahwa semua itu adalah
TEST CASE untuk membuktikan bahwa Adam adalah manusia yang berbeda dengan manusia pendahulunya. Ia adalah AL INSAAN alias AL BASYAR modern. Bukan AL BASYAR purba.

Buktinya, ia adalah manusia yg berkecerdasan tinggi dan berperadaban canggih. Malaikat sudah membuktikannya lewat dialog ilmu pengetahuan di hadapan (Allah - el)sang Pencipta. Sehingga mereka bersujud (atas perintah Allah - el).

Selain itu, Adam juga sudah membuktikan bahwa ia adalah manusia yang berbeda dengan pendahulunya. Bahwa ia adalah
manusia yang memiliki hati NURANI. Ketika melakukan kesalahan ia merasa berdosa, dan kemudian memohon ampunan kepada Allah. Maka, jadilah ia golongan orang yang bertakwa. Pelanggaran Adam dengan makan pohon khuldi, justru menjadi momentum untuk menunjukkan kesempurnaan desain kemanusiaannya.

Manusia purba, tidak seperti Adam. Mereka tidak mengenal peradaban maju seperti Adam. Mereka tidak mengenal AURAT, sehingga tidak mengenakan pakaian pun tidak apa-apa. Mereka tidak punya hati nurani, yang jika
berbuat salah mereka merasa berdosa. Dan mereka pun tidak punya rasa penyesalan, apalagi bertaubat kepada Allah, Sang Penguasa.

Maka, Adam pun lulus ujian sebagai manusia paripurna. Yang siap diterjunkan ke dalam kancah kehidupan yang sesungguhnya di muka Bumi.

Ia TURUN GUNUNG setelah melewati masa-masa penyempurnaan karakter sebagai manusia modern. Maka Allah pun MEMILIHNYA justru setelah Adam terbukti melakukan KESALAHAN itu. Setelah ia merasa berdosa, dan kemudian bertaubat kepada Allah. Hal itu
di tunjukkan Allah dalam ayat berikut ini.

 
QS. Thaahaa 20: 121-123

فَأَڪَلَا مِنۡہَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُ ۥ فَغَوَىٰ (١٢١
121. Maka keduanya MEMAKAN DARI POHON ITU, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya mentupuinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan DURHAKALAH Adam kepada Tuhan dan SESATLAH IA.

ثُمَّ ٱجۡتَبَـٰهُ رَبُّهُ ۥ فَتَابَ عَلَيۡهِ وَهَدَىٰ (١٢٢
122. Kemudian Tuhannya MEMILIHNYA maka Dia MENERIMA TAUBATNYA dan memberinya petunjuk.
قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢا‌ۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّڪُم مِّنِّى هُدً۬ى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ (١٢٣
123. Allah berfirman: "TURUNLAH kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu PETUNJUK daripada-KU, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-KU, ia TIDAK AKAN SESAT dan TIDAK AKAN CELAKA".

 
Rangkaian ayat di atas demikian menarik. Karena, setelah Adam terbukti bersalah melanggar larangan Allah, ia justru DIPILIH oleh Allah untuk turun dari surga.

Kalau kita cermati, tentu saja ini terasa aneh dan janggal. Lha wong ada orang melakukan KESALAHAN, KEDURHAKAAN, dan KESESATAN, kok malah DIPILIH. Saya sempat tercenung membaca ayat ini. Tetapi kemudian saya menemukan kesimpuulan
Oh, ternyata seluruh rangkaian peristiwa itu adalah semata-mata ujian bagi Adam. Ujian untuk mengetahui kualitasnya sebagai manusia sempurna.


Maka, di bagian penutup ayat tersebut, Allah memerintahkan Adam dan Hawa untuk TURUN GUNUNG dari surga. Mereka berdua diingatkan bahwa mereka turun ke kehidupan sesungguhnya itu bersama dengan musuh bebuyutannya, yaitu setan. Maka Allah memberikan bekal: "BARANGSIAPA MENGIKUTI PETUNJUKKU, IA TIDAK AKAN TERSESAT DAN TIDAK AKAN CELAKA".

Adam dan
Hawa pun turun dari surga, yang digambarkan sebagai suatu wilayah subur di dataran tinggi. Hawanya sejuk, tanahnya subur, banyak pepohonan dan buah-buahan, banyak mata air dan sungai-sungai di ngarai dan lembah-lembahnya.



Kenapa ini perlu saya tegaskan lagi? Karena ada kawan saya bertanya begini: kalau surga Adam itu ada di bumi, kenapa Allah mengatakan Adam mesti turun dari surga? Berarti kan surga itu adalah tempat yang lebih tinggi?

Memang, ada dua makna kata TURUN di situ. Yang pertama bermakna
ketinggian dalam arti yang sesungguhnya. Bahwa surga memang digambarkan sebagai tempat yang tinggi. Dataran tinggi. Karena itu Adam disuruh turun. Benar-benar dalam makna tempat. Tetapi kalau kita cermati, tidak ada kalimat yang mengatakan TURUNLAH KE BUMI. Yang dikatakan Allah adalah TURUNLAH DARI SURGA.


Kalau kata yang digunakan eksplisit TURUN KE BUMI maka kita bisa dengan tegas mengatakan bahwa surga itu tidak di bumi. Sayangnya, kalimatnya tidak begitu. Sehingga maknanya menjadi sangat
interpretatif.

Dan ketika kita kaitkan dengan surga sebagai dataran tinggi, maka kita memperoleh makna pertama bahwa Adam dan Hawa diperintahkan Allah untuk turun dari taman yang memang berada di tempat tinggi itu. Turun ke wilayah-wilayah yang lebih rendah, di berbagai permukaan bumi. Karena sesungguhnyalah Adam dan keturunannya diciptakan untuk memakmurkan bumi. Bukan hanya berdiam di surga.

Allah mengulang-ngulang kata TURUNLAH itu dalam beberapa ayat, sehingga kita bisa mengambil maknanya dengan
lebih holistik. Baik dalam konteks peristiwa Adam maupun dalam peristiwa yang berbeda.

 
QS. Al Baqarah 2: 38


قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡہَا جَمِيعً۬ا‌ۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدً۬ى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٣٨
"Kami berfirman: "TURUNLAH (ihbithu) kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-KU kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-KU, nicaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

 
QS. Al A'raaf 7: 24

قَالَ ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٢٤
"Allah berfirman: "TURUNLAH (ihbithu) kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat ‎kediaman dan kesenangan (mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang ditentukan".


Kata IHBITHUU itu juga digunakan Allah untuk menceritakan turunnya nabi NUH AS dari perahunya, setelah terjadi banjir bandang (besar) yang menenggelamkan wilayah luas di permukaan bumi.


QS. Huud 11: 48

قِيلَ يَـٰنُوحُ ٱهۡبِطۡ بِسَلَـٰمٍ۬ مِّنَّا وَبَرَكَـٰتٍ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ۬ مِّمَّن مَّعَكَ‌ۚ وَأُمَمٌ۬ سَنُمَتِّعُهُمۡ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٤٨
Difirmankan: "Hai Nuh, TURUNLAH (ihbith) dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari KAMI atasmu dan atas umat-umat (yang mu'min) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang KAMI beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa adzab yang pedih dari KAMI".

QS. Huud 11: 44


وَقِيلَ يَـٰٓأَرۡضُ ٱبۡلَعِى مَآءَكِ وَيَـٰسَمَآءُ أَقۡلِعِى وَغِيضَ ٱلۡمَآءُ وَقُضِىَ ٱلۡأَمۡرُ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِىِّ‌ۖ وَقِيلَ بُعۡدً۬ا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٤٤
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun BERLABUH DI ATAS BUKIT JUDI, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang dzholim".

Jadi, dalam konteks yang pertama ini, kata TURUNLAH memang memiliki makna yang berkaitan dengan tempat. Turun dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah, di muka bumi. Adam dari taman di dataran lebih tinggi. Sedangkan Nuh dari perahu besarnya yang terdampar di bukit Judy, yang juga dari dataran lebih tinggi ke dataran yang lebih rendah.



Sementara itu, makna yang ke dua, dari kata TURUNLAH, lebih cenderung kepada makna FILOSOFIS. Yaitu turun dari kualitas kepada kualitas yang lebih rendah.

Kehidupan di surga adalah sebuah kondisi dengan kualitas tinggi dan serba ada. Sedangkan kehidupan di masyarakat luas adalah kondisi
dengan kualitas yang lebih rendah. Suasana yang lebih ekstrim - panas ataupun dingin, suasana yang penuh perjuangan, pertengkaran, perkelahian, rebutan, dan seringkali bermusuhan satu dengan yang lain, disebabkan berebut fasilitas atau pun hal-hal yang lebih sepele. Itulah realitas kehidupan bumi. Maka itu pula yang dikatakan oleh Allah dalam ayat berikut ini.

 
QS. Al Baqarah 2: 36


فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦
"Lalu keduanya DIGELINCIRKAN oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan DARI KEADAAN SEMULA (fitrahnya) dan KAMI berfirman: "TURUNLAH kamu! Sebagian kamu MENJADI MUSUH bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Awalnya Allah bercerita bahwa Adam dan Hawa digelincirkan dari surga. Tentu saja kita tidak lantas membayangkan mereka TERPELESET dalam arti kata yanp sesungguhnya secara fisik, melainkan arti filosofis bahwa mereka disesatkan oleh setan untuk melanggar larangan Allah. Dikatakan bahwa setan mengeluar mereka dari KEADAAN SEMULA. Sebuah situasi yang
jauh berbeda dengan situasi surga.



Penggunaan kat KEADAAN SEMULA memberikan gambaran kepada kita bahwa Adam dan Hawa mengalami perubahan situasi yang drastis dari kondisi surga. Tadinya, sejak kecil mereka berada dalam situasi yang menyenangkan tanpa harus berpikir dan bekerja berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kini keadaan itu telah sirna. Mereka harus keluar dari situasi itu.

Baru setelah situasinya berubah seperti itu, Allah memerintahkan Adam untuk turun dari surga. Dari kondisi nyaman
penuh kenikmatan ke kondisi yang penuh kompetisi dan permusuhan. Yang secara psikologis menunjukkan kualitas kenikmatan hidup yang lebih rendah.

Namun demikian, Adam tidaklah diusir oleh Allah untuk KELUAR dari surga. Saya mencoba mencari kata KELUAR sebagai simbol pengusiran itu tidak terdapat pada kasus Adam. Ia hanya disuruh TURUN. Artinya, surga bukanlah tempat yang diharamkan oleh Allah buat Adam dan anak cucunya. Bahkan, sesungguhnya mereka adalah makhluk surga. Kini mereka hanya mengalami penurunan kualitas saja.

Ini berbeda dengan Iblis, yang benar-benar diusir oleh Allah dengan kalimat yang eksplisit. Selain disuruh turun, ia juga disuruh KELUAR. Karena tidak sepatutnya, surga berisi orang-orang yang sombong seperti dia. Maka dengan kalimat yang gamblang Allah menyebut iblis sebagai orang yang hina lagi terusir. Allah mengharamkan surga buat iblis dan para pengikutnya, selama-lamanya.

 
QS. Al A'raaf 7: 13
 

 قَالَ فَٱهۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيہَا فَٱخۡرُجۡ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّـٰغِرِينَ (١٣
"Allah berfirman (kepada iblis): "TURUNLA kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri didalamnya, maka KELURLAH sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang HINA".

 
QS. Al A'raaf 7: 18

قَالَ ٱخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُومً۬ا مَّدۡحُورً۬ا‌ۖ لَّمَن تَبِعَكَ مِنۡہُمۡ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكُمۡ أَجۡمَعِينَ (١٨
"Allah berfirman (kepada iblis): "KELUARLAH kamu dari surga itu sebagai orang TERHINA LAGI TERUSIR. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar AKU akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".

 
QS. Al Hijr 15: 34

وَإِنَّ عَلَيۡكَ ٱللَّعۡنَةَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ (٣٥
"Allah berfirman (kepada iblis): "KELUARLAH dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
QS. Shaad 38: 77

 
قَالَ فَٱخۡرُجۡ مِنۡہَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ۬ (٧٧
"Allah berfirman (kepada iblis): "MAKA KELUARLAH kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,"


Maka, Adam dan Hawa pun benar-benar TURUN dari taman indah itu. Akan tetapi bukan karena diusir Allah, melainkan untuk mengarungi hidup yang sesungguhnya. Mereka justru ditugasi untuk menjadi KHALIFAH di planet ini. Sebagaimana desain penciptaannya sejak awal yang pernah disampaikan kepada para malaikat. Bahwa, manusia adalah makhluk paling sempurna yang bakal memimpin kehidupan di muka Bumi.



F.3. BANI ADAM

PELAJARAN apa yang tersirat dari semua ini? Dan untuk siapa? Ternyata semua ini untuk anak keturunan Adam. Untuk Bani Adam. Untuk seluruh AL INSAAN, yang hidup sampai akhir zaman.

Peristiwa yang terjadi pada Adam dan Hawa adalah simbol-simbol peristiwa yang juga bakal terjadi pada seluruh anak cucunya. Mulai dari kehidupan surgawi yang serba ada, sampai berproses menjadi remaja, dan manusia dewasa.

Setelah itu, orang tua dan masyarakat sekitar bakal menuntut agar setiap anak-anak yang sudah AQIL BALIGH turun dari kehidupan surgawinya untuk mencari kehidupannya sendiri di muka bumi, bersama pasangan hidupnya.

Setiap hari, di muka bumi ini lahir pasangan baru Adam dan Hawa. Di surga masing-masing. Dalam lindungan orang tua masing-masing, yang menjadi wakil-wakil Allah di muka bumi.

Setiap orang kita MENCIPTAKAN anak-anaknya berasal dari saripati tanah, berbentuk makanan yang ia konsumsi setiap hari. Saripati tanah bumi itu berproses menjadi sperma dan ovum dalam rahim orang tua kita.





Lantas, bertemulah di dalam rahim, dan terciptalah seorang anak manusia - AL INSAAN. Lahirlah seorang Adam. Lahir pula seorang Hawa. Dari rahim ibu masing-masing.

Masa-masa muda mereka penuh kebahagiaan, tinggal di dalam surga - dekapan kasih sayang orang tuanya. Rumah tinggal, pakaian, makanan, minuman, semuanya serba ada. Yang mencarikan orang tuanya. Sedangkan sang anak tak pernah susah-susah memikirkannya.

Di masa-masa itu sang anak melakukan proses pembelajaran yang sangat intensif. Mereka belajar
bahasa dengan cepat. Mereka belajar nama-nama benda seluruhnya, sebagaimana Adam juga belajar tentang semua itu. Pertumbuhan kecerdasan dan fungsi otaknya terjadi sangat pesat. Dan, sang malaikat pun mengakui betapa anak manusia adalah makhluk yang sangat istimewa yang diciptakan Allah - sang KHALIQ lewat kasih sayang kedua orang tuanya.

Masa-masa berikutnya adalah masa kematangan emosi, atau yang kita kenal sebagai tumbuhnya kecerdasan emosional. Inilah saat-saat anak mengenal dan mematangkan sistem
nilai yang berlaku di masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ia mulai mengenal baik dan buruk. Ia mulai mengenal pantas dan tidak pantas. Ia mulai mengenal kebaikan dan kejahatan. Ia mulai mengenal lawan jenis, dan munculnya dorongan hawa nafsu. Ia menginjak fase AQIL BALIGH. Setan pun mulai mengincar dirinya untuk menyesatkan dari kebaikan. Menggelincirkan dari jalan kepantasan. Menyesatkan dari jalan SHIRATHOL MUSTAQIM, jalan yang penuh kenikmatan.

Dan jika ia berhasil menyesatkan anak manusia,
maka ia bersorak sambil meninggalkan manusia itu terjerumus dalam penderitaannya sendiri. Si setan tinggalkan gelanggang, tak mau ikut bertanggung jawab atas segala yang terjadi.

Inilah saat-saat Bani Adam makan pohon khuldi. Suatu masa dimana seorang manusia memiliki semangat menggebu-gebu untuk merasakan nikmatnya hidup duniawi. Ingin hidup kekal abadi. Merasakan segala sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Ingin berkuasa, memperoleh kerajaan (kekuasaan) yang kekal abadi. Dan apa saja yang diingini oleh ego pribadinya.

Maka, lakukanlah TEST dan ujian kepada sang ADAM atau pun HAWA. Apakah mereka telah memiliki kecerdasan spiritual? Sebuah kecerdasan yang lebih tinggi dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan yang terbentuk di masa kanak-kanak dan masa remaja. Ketika menginjak masa dewasa, kedua jenis kecerdasan itu tidak lagi memadai. Mereka harus memiliki bekal yang lebih tinggi lagi, yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan yg berorientasi kepada Tuhan sang Penguasa alam semesta.

Sebuah kecerdasan yang mengantarkan mereka untuk ingat kepada Allah ketika mereka melakukan kesalahan. Kecerdasan yang mendorong mereka untuk bertaubat ketika mereka terjerumus ke dalam dosa. Kecerdasan yang mengendalikan dorongan-dorongan hawa nafsu yang bakal mencelakakan mereka sendiri dalam kehidupan yang penuh dengan kompetisi dan permusuhan "brutal" ini.

Jika mereka sudah memilikinya, maka biarkanlah mereka turun dari kehidupan surgawinya. Lepaskanlah mereka dari dekapan kedua orang
tuanya. Biarkan "sang Adam" dan "sang Hawa" turun ke bumi, ke kancah kehidupan yang sesungguhnya. Tak apa-apa. Mereka sudah memiliki seluruh bekal sebagai seorang manusia paripurna - AL INSAAN. Jika pun mereka salah, mereka akan kembali kepada Tuhanmu. Jika mereka terjerumus ke dalam lembah kesesatan, mereka pun bakal kembali ke Tuhannya. Dan jika mereka terlanjur menumpuk dosa-dosa serta menganiaya dirinya sendiri, mereka pun bakal bertaubat kepada-Nya.

Itulah yang disebut sebagai orang-orang yang
bertakwa. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang sudah bisa mengontrol dirinya untuk tetap berada di jalan yang lurus. SHIROTHOL MUSTAQIM, yang bakal mengantarkan mereka untuk kembali mendiami habitat mereka yang sesungguhnya, yaitu surga yang indah. JANNATUN NA'IM.

Maka Allah berpesan kepada seluruh bani Adam untuk menjadikan peristiwa Adam dan Hawa sebagai simbol-simbol yang memberikan pelajaran-pelajaran berharga untuk mengarungi kehidupan duniawinya.

 
QS. Al A'raaf 7: 172

 
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluakan keturun ANAK-ANAK ADAM dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "BUKANKAH AKU INI TUHANMU?" Mereka menjawab: "BETUL (Engkau Tuhan kami), KAMI MENJADI SAKSI". (Kami ambil kesaksian ini) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-ESA-an Tuhan)".


Kalau kita mau mengurutkan pelajaran kehidupan ini, maka ayat di atas itu menjadi pelajaran pertama. Pelajaran
paling dasar dalam menjalani kehidupan. Yaitu pelajaran tauhid kepada bani Adam, bahwa kita mesti bertuhan hanya kepada Allah saja. Bahwa, sejak dalam proses penciptaan di dalam rahim, kita sudah bersaksi bahwa DIA (Allah) adalah tuhan - sesembahan - kita. Untuk itu, saya akan menulis peristiwa ini dalam sebuah buku setelah ini, yang insya'Allah berjudul: BERSYAHADAT DI DALAM RAHIM.

Pelajaran yang kedua adalah, bahwa manusia anak keturunan Adam ini diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna
dan dimuliakan di atas seluruh makhluk lainnya. Desainnya adalah khalifah di muka bumi. Yang mengelola planet bumi dengan segala fasilitasnya. Sedangkan selain manusia, semua yang ada di bumi ini diciptakan Allah hanya sebagai pelengkap dan fasilitas yang memberikan kenikmatan kepada Bani Adam belaka. Betapa mulianya bani Adam. Sebuah karunia yang sangat besar yang harus kita syukuri bersama.

 
 QS. Al Israa' 17: 70

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬ (٧٠
"Dan sesungguhnya telah KAMI MULIAKAN anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka KELEBIHAN YANG SEMPURNA atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan".


Pelajaran yang ketiga, Allah mengingatkan kepada kita semua, bahwa ada musuh bebuyutan yang terus menerus mengintai kelemahan kita. Mereka bersemangat untuk menyesatkan kita, agar bani Adam tersesat dan menderita karena ulah perbuatannya sendiri. Itulah iblis dan balatentara setan seluruhnya.

 
QS. Al A'raaf 7: 27

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآ‌ۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ‌ۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat DITIPU OLEH SETAN sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu (Adam dan Hawa) dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya MELIHAT KAMU dari suatu tempat yang KAMU TIDAK BISA MELIHAT MEREKA. Sesungguhnya Kami telah menjadikan SETAN-SETAN itu PEMIMPIN-pemimpin bagi orang-orang YANG TIDAK BERIMAN".


Pelajaran keempat, lebih serius lagi. Bukan hanya tertipu oleh setan, tetapi bani Adam akan di
jebak lebih jauh untuk menyembah mereka. Mengagung-agungkan kejahatan dan permusuhan. Dan tergelincir dari jalan Allah. Padahal, sekali lagi, setan itu sebenarnya adalah musuh bebuyutan. Begitu kita tersesat, jangan dikira bakal dipuji oleh setan, melainkan malah diketawai, sebagai orang yang bodoh dan dzholim.

 
QS. Yaa Siin 36: 60



أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَـٰنَ‌ۖ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٦٠
"Bukankah AKU telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya SETAN itu adalah MUSUH yang nyata bagi kamu".

Pelajaran yang kelima,
jika kita merasa diganggu, digoda dan dirayu setan, maka segeralah minta perlindungan kepada Allah. Karena sesungguhnya setan itu tidak berkuasa atas orang-orang yang berlindung kepada Allah.





QS. Fushshilat 41: 36


وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (٣٦
"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah PERLINDUNGAN kepada Allah. Sesungguhnya DIA-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pelajaran ke enam, jika terlanjur berbuat salah maja segeralah ingat kepada Allah, mohon ampun kepada-Nya, dan bertaubat untuk tidak
melakukan lagi.


QS. Ali Imran 3: 135


وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ (١٣٥
"Dan orang-orang yang apabila mengerjakan PERBUAJAN KEJI atau MENGANIAYA DIRI SENDIRI, mereka INGAT KEPADA ALLAH, lalu MEMOHON AMPUN terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka TIDAK MENERUSKAN PERBUATAN kejinya itu, sedang mereka mengetahui".


Itulah yang oleh Allah disebut sebagai orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang mampu mengontrol dirinya dalam kebaikan, meskipun kadang mereka melakukan dosa.
Tetapi mereka memiliki komitmen yang kuat untuk terus memperbaiki diri agar semakin dekat kepada Allah. Dalam ayat berikut ini Allah menggambarkannya sebagai PAKAIAN TAKWA, mengacu kepada kisah Adam dan Hawa yang terbuka pakaian takwanya, sehingga memperlihatkan aurat-auratnya, melanggar perintah Allah.

 
QS. Al A'raaf 7: 26

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسً۬ا يُوَٲرِى سَوۡءَٲتِكُمۡ وَرِيشً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬‌ۚ ذَٲلِكَ مِنۡ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ (٢٦
"Hai anak Adam, serungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk MENUTUPI 'AURATNYA (sau-aatikum) dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan PAKAIAN TAKWA itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat".


Pelajaran yang ke tujuh, Allah memberikan petunjuk kepada kita lewat para nabi dan rasul yang membawa firman dan risalah-Nya. Maka dengarkanlah, dan jalankan. Insya Allah kita akan selamat hidup di dunia dan akhirat.


Ini mengacu kepada saat-saat Adam turun dari surga. Allah memberikan beberapa KALIMAT kepada Adam, yang jika Adam menjalaninya dengan baik, maka ia dan anak cucunya bakal
selamat hidup di dunia dan akhirat.


QS. Al A'raaf 7: 35


يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ إِمَّا يَأۡتِيَنَّكُمۡ رُسُلٌ۬ مِّنكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتِى‌ۙ فَمَنِ ٱتَّقَىٰ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٣٥

"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu RASUL-RASUL daripada kamu yang menceritakan kepadamu (golonganmu - el) AYAT-AYAT'KU, maka barangsiapa yang BERTAKWA dan MENGADAKAN PERBAIKAN, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

 
QS. Maryam 19: 58

أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍ۬ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبۡرَٲهِيمَ وَإِسۡرَٲٓءِيلَ وَمِمَّنۡ هَدَيۡنَا وَٱجۡتَبَيۡنَآ‌ۚ إِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُ ٱلرَّحۡمَـٰنِ خَرُّواْ سُجَّدً۬ا وَبُكِيًّ۬ا ۩ (٥٨
"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu PARA NABI DARI KETURUNAN ADAM, dan dari orang-orang yang KAMI angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah KAMI BERI PETUNJUK DAN TELAH KAMI PILIH. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan BERSUJUD dan MENANGIS.

Inilah hikmah yang sangat berharga dalam kisah Adam dan Hawa, sebagaimana diceritakan oleh Al Qur'an Al Karim untuk para anak cucu Adam. Sebuah pelajaran untuk kembali ke surga. Ke habitat asli yang sesungguhnya. Buka ke neraka yang menjadi habitat MAKHLUK API seperti Jin. Apalagi
seperti Iblis dan Setan yang bakal menjadi kayu api neraka Jahannam. Bukan..!

Kembalilah ke fitrah. Kembali ke surga yang penuh buah-buahan, mata air-mata air, sungai-sungai di ngarai dan lembah yang indah, dataran-dataran tinggi dan sejuk dan menyenangkan, pakaian-pakaian yang indah dan perhiasan, serta lingkungan sahabat dan kerabat yang mengucapkan salam penghormatan dan perdamaian.

Bahkan, para malailat pun ikut mengucapkan selamat atas kembalinya ANAK HILANG, yaitu Adam dan Hawa beserta seluruh
anak cucunya. Orang-orang yang paling berhak menerima warisan kebahagiaan di dalamnya. Yang hanya diwariskan kepada hamba-hamba yang sholeh, yang ikhlas, yang sabar dalam perjuangan hidupnya, yang berserah diri hanya kepada ILAHI ROBBI dan mengajak orang untuk kembali kepada-Nya.

 
QS. Al Fajr 89: 27-30

يَـٰٓأَيَّتُہَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ (٢٧) ٱرۡجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً۬ مَّرۡضِيَّةً۬ (٢٨) فَٱدۡخُلِى فِى عِبَـٰدِى (٢٩) وَٱدۡخُلِى جَنَّتِى (٣٠
(27). Wahai jiwa yang tenang. (28). KEMBALILAH kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (29). Maka masuklah ke dalam jama'ah (golongan) hamba-hamba-KU, (30). dan MASUKLAH ke dalam SURGA-KU".
  
QS. Al Furqaan 25: 75


أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةً۬ وَسَلَـٰمًا (٧٥
"Mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan PENGHORMATAN dan UCAPAN SELAMAT di dalamnya".

QS. Yaa Sii 36: 58



سَلَـٰمٌ۬ قَوۡلاً۬ مِّن رَّبٍّ۬ رَّحِيمٍ۬ (٥٨
 
(Kepada mereka dikatakan): "SALAM", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

 
QS. Yunus 10: 10

دَعۡوَٮٰهُمۡ فِيہَا سُبۡحَـٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُہُمۡ فِيہَا سَلَـٰمٌ۬‌ۚ وَءَاخِرُ دَعۡوَٮٰهُمۡ أَنِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٠

 
"Seruan mereka di dalamnya ialah: "MAHASUCI ENGKAU YA ALLAH". Dan salam penghormatan mereka ialah: "SELAMAT DAMAI SEJAHTERA". Dan penutup doa ialah: "SEGALA PUJI BAGI ALLAH TUHAN SEMESTA ALAM".

Semoga bisa mengambil hikmah di dalamnya dan semoga pula bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan kita sekaligus menambah wawasan dan cakrawala pemikiran. Aamiin.

Karya: Agus Mustofa
PADMA press, Surabaya 2007




Tidak ada komentar:

Posting Komentar