Minggu, 27 Mei 2012

RP: 30.000


  


Rp. 30.000, yang
menggugah hati (Kisah yang
sangat menyentuh)

Bismillaah . . .

Sangat bagus cerita ini .....
Semoga kita bisa
mendapatkan keturunan
yang soLeh dan soLehah,
Aamiin


^___^
Saudara-Saudariku yg
baik . . .
Seorang ayah ingin
mengajarkan kepada
anaknya sejak dini yang
baru duduk dikelas 3 SD
untuk mengatur uang
jajannya. Sang anak diberi
uang Rp 30.000 perminggu
(termasuk ongkos ojek).
Biasanya uang tersebut
diberikan sang ayah sehari
sebelum anaknya masuk
sekolah.

Pada minggu pagi mereka
berdua hendak jalan-jalan
ke kota untuk menikmati
liburan. Sebelum
berangkat, tak lupa sang
ayah memberikan uang
jajan mingguan anaknya
dengan tiga lembar uang
Rp 10.000. Dan uang
tersebut disimpan rapi
dalam saku celananya.

Ditengah keasikan sang
ayah dan anaknya
menikmati hari libur
mereka, tiba-tiba keduanya
dikejutkan dengan
kedatangan seorang kakek
pengemis yangg telah tua
renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang
kakek tua memelas, sang
anak dengan sigap langsung
mengeluarkan 3 lembar
uang 10.000,- dari saku
celana dan diberikan
seluruhnya.

Kontan saja kakek pengemis
ini terlihat sangat senang
seraya mengucapkan rasa
syukur dan terimakasih
yang tak terkira kepada
sang anak dan ayahnya ini.
Setelah si kakek tua berlalu,
kemudian sang ayah
bertanya;
“Sayang, kenapa kamu
berikan semua uangmu
untuk kakek itu? Bukankah
satu lembar saja sudah
cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya hingga
nanti malam?”

“Ayah..kalau kakek tua itu
ikhlas menerima yang
sedikit maka aku ikhlas
untuk memberikan yang
lebih besar!” Jawab anaknya
dengan wajah tersenyum..
“DEG!!!” Hati sang ayah
langsung tersentak kaget
mendengar jawaban
tersebut.

“Nah, terus uang jajanmu
untuk seminggu ke depan
bagaimana?” Tanya sang
ayah mencoba menguji.
“Kan aku masih punya ayah
dan Ibu! Tidak seperti kakek
tua itu yang mungkin hanya
hidup sebatangkara di
dunia ini.” Balas anaknya.
“Kenapa kamu begitu yakin
kalo ayah dan Ibu akan
mengganti uang jajanmu?
Ayah nggak janji loh?”

Kembali sang ayah
mengujinya.
“Kalo ayah merasa bahwa
aku adalah amanah dari
Allah yang dititipkan
kepada ayah dan Ibu, maka
aku sangat yakin ayah dan
Ibu tak akan membiarkan
aku kelaparan seperti kakek
tua itu..” Jawab sang anak
mantap.

Seakan sang ayah tak
percaya dengan jawaban
dari putranya hingga ia
kehabisan kata-kata. Ia tak
menyangka jawaban seperti
itu keluar dari seorang
bocah kelas 3 SD. Ia seperti
sedang berhadapan dengan
seorang ulama besar dan ia
tak bernilai apa-apa ketika
berada dihadapannya.
Lalu ia berjongkok dan
memegang kedua pundak
anaknya..
“Sayang…ayah dan Ibu janji
akan selalu menjaga dan
merawatmu hingga Allah
tetapkan batas umur ini.

Ayah sangat sayang
padamu..” Sambil kedua
matanya berkaca-kaca
seolah tak kuat menahan
haru..
Sambil memegang kedua
pipi ayahnya, sang anak
membalas,
“Ayah tak perlu berkata
seperti itu. Sejak dulu aku
sudah tahu bahwa ayah
dan Ibu sangat mencintai
dan menyayangiku. Kelak
jika aku sudah dewasa aku
akan selalu menjaga ayah
dan Ibu, dan aku tidak akan
membiarkan ayah dan Ibu
hidup dijalan seperti kakek
tua itu…”

Dan airmata sang ayahpun
tak terbendung mendengar
jawaban tulus dari anaknya.
Dipeluklah tubuh mungil
itu dengan sangat erat. Dan
kedua larut dalam haru
dan kasih sayang.
Saudara-Saudariku yang
baik . . .

Luqman adalah tokoh
orang tua yang bijak dalam
mendidik anak yang
diabadikan dalam Al-
Qur’an, ada beberapa
Nasehat dari Lukman
kepada anaknya yang bisa
kita ambil sebagai pelajaran
kepada anak-anak kita atau
anak buah kita ( tentu saja
redaksinya silahkan Anda
rubah sesuai dengan
kondisi ), nasehat-nasehat
tersebut diantaranya :

1. Anakku ; jauhilah SYIRIK,
karena itu akan mematikan
hati menimbulkan MURKA
Allah

2. Anakku ; janganlah
berjalan di muka bumi
dengan SOMBONG, karena
itu akan
menghancurkanmu

3. Anakku ; BERSYUKURLAH
kepad Allah dan kepada
kedua orang tuamu, karena
Allah yang telah
menciptakanmu dan orang
tuamulah yang melahirkan,
membesarkan dan
mendidikmu.

4. Anakku ketahuilah
sesungguhnya DUNIA
BAGAIKAN LAUT YANG
DALAM , banyak yang
karam kedalamnya bila
engkau ingin selamat , agar
jangan karam, layarilah
lautan itu dengan sampan
yang bernama taqwa, isinya
ialah iman dan layarnya
adalah tawakkal kapada
Allah

5. Orang yang senantiasa
MENYEDIAKAN DIRINYA
untuk MENERIMA
NASEHAT, maka dirinya
akan mendapatkan
penjagaan dari Allah. Orang
yang insyaf dan sadar
setelah menerima nasihat
orang lain, dia kan
senantiasa menerima
kemuliaan dari Allah juga.

6. Orang yang MERASA
DIRINYA HINA DAN
RENDAH dalam beribadah
dan taat kepada Allah,
jadilah ia tawadhu’ kepada
Allah , dia akan lebih dekat
dengan Allah dan selalu
berusaha menghindarkan
ma’siat kepada-Nya.

7. Hai anakku; seandainya
orang tuamu marah
kapadamu karena
kesalahanmu maka
MARAHNYA ORANG TUA
itu adalah bagaikan PUPUK
bagi tanaman.
8. JAUKANLAH dirimu dari
BERHUTANG, karena
berhutang itu menjadikan
dirimu hina diwaktu siang
dan gelisah diwaktu malam.

9. Senantiasalah BERHARAP
kapada Allah tentang
sesuatu yang menyebabkan
untuk tidak mendurhakai
Allah. Takutlah kapada
Allah dengan sebenar-
benarnya takut, tentulah
engkau akan lepas dari sifat
keputusasaan dari Rahmat-
Nya

10. Hai anakku ; seorang
PENDUSTA akan lekas
hilang air mukanya karena
tidak dipercyai orang dan
seorang yang telah bejat
akhlaqnya akan senantiasa
banyak melamunkan hal-
hal yang tidak benar.
Ketahuilah , memindahkan
batu besar dari tempatnya
semula itu lebih mudah
daripada memberi
pengertian kepada orang
yang tidak mau mengerti.

11. Hai anakku ; engkau
telah merasaan betapa
beratnya mengangkat batu
besar dan besi yang amat
berat, tetapi akan lebih
berat lagi dari pada itu
semua adalah bilamana
engkau mempunya
TETANGGA YANG JAHAT.

12. Hai anakku ; janganlah
sekali-kali engkau
mengirimkan seseorang
yang BODOH menjadi
utusan. Maka bila tidak ada
orang yang cerdas dan
pintar, sebaiknya dirimu
sendirilah yang menjadi
utusan.

13. JAUHILAH SIFAT DUSTA,
sebab berdusta itu enak
sekali mengerjakannya,
bagaikan memakan daging
burung, padahal sedikit saja
berdusta itu telah
memberikan akibat yang
berbahaya.

14. Hai anakku ; bila engkau
menghadapi dua alternative
ta’ziyah orang mati ataukah
menghadiri pesta
perkawinan maka
hendaklah engkau memilih
untuk MELAYAT ORANG
MATI, sebab melayat orang
mati itu akan
mengingatkanmu pada
kampung akhirat,
sedangkan menghadiri
pesta perkawinan itu akan
mengingatkanmu
kesenangan duniawi saja.

15. Janganlah engkau
makan sampai KENYANG
YANG BERLEBIHAN, karena
sesungguhnya makan yang
terlalu kenyang itu
alangkah lebih baiknya bila
diberikan kepada anjing
saja.

16. Hai anakku ; jangnlah
kamu langsung menelan
saja karena manisnya
barang dan janganlah kamu
langsung memuntahkan
barang karena pahitnya.
Karena YANG MANIS
BELUM TENTU
MENIMBULKAN
KESEGARAN, dan YANG
PAHIT ITU BELUM TENTU
MENIMBULKAN KEGETIRAN.

17. MAKANLAH
makananmu bersama-sama
dengan ORANG YANG
TAQWA dan
MUSYAWARAHKANLAH
urusanmu dengan para
ALIM ULAMA dengan cara
memohon nasihat
kepadanya.

18. Hai anakku ; bukanlah
suatu kebaikan namanya
bilamana engkau selalu
mencri ilmu namun engkau
tidak mengamalkanya. Hal
itu tak ubahnya bagaikan
seorang yang mencari kayu
bakar, banyak terkumpul
maka ia tidak kuat
memikulnya tetapi ia masih
selalu menambahnya juga

19. Hai anakku ; bila engkau
ingin menemukan KAWAN
SEJATI, maka ujilah dahulu
dengan membuat dia
MARAH bila dalam
kemarahanya itu dia masih
berusaha menginsyafkan
atau menyadarkan kamu,
maka bolehlah dia engkau
ambil sebagai kawan. Bila
tidak demikian maka
berhati-hatilah engkau
terhadapnya.

20. Selalulah BAIK TUTUR
KATAMU dan HALUS BUDI
BAHASAMU serta MANIS
WAJAHMU, karena engkau
akan disukai orang melebihi
sukanya seseoran terhadap
orang lain yang pernah
memberikan barang
berharganya.

21. Hai anakku ; bila engkau
BERTEMAN, tempatkan
dirimu padanya sebagai
orang yang TIDAK
MENGHARAPKAN SESUATU
DARIPADANYA namun
BIARKAN DIA YANG
MENGHARAPKAN SESUATU
DARIMU.

22. Jadikanlah dirimu dalam
segala perilakumu sebagai
orang yang TIDAK INGIN
MENERIMA PUJIAN atau
orang yang mengharapkan
sanjungan orang lain,
karena motivasi riya/pamrih
itu menimbulkan CELA dan
MENGECEWAKAN DIRIMU.

23. Hai anakku ;
usahakanlah agar mulutmu
jangan sampai
mengeluarkan kat-kata
yang busuk dan kotor serta
kasar, karena engkau
akanLEBIH SELAMAT BILA
BERIAM DIRI. Kalu berbicara
usahakanlah agar bicaramu
mendatangkan
kemanfaatan bagi orang
lain.

24. Hai anakku ; janganlah
engkau CONDONG KEPADA
URUSAN DUNIA dan
hatimu selalu direpotkan
dunia saja karena engkau
diciptakan kedunia
bukanlah untuk dunia saja.
Sesungguhnya tak ada
makhluk yang paling hina
dari pada orang yang
terpedaya oleh dunia.

25. Hai anakku janganlah
engkau mudah tertawa
kalau bukan karena sesuatu
yang menggelikan, engkau
berjalan tanpa tujuan pasti,
janganlah engkau
menanyakan sesuatu yang
tidak ada gunanya bagimu,
janganlah menyia-nyiakan
hartamu.

26. Barang siapa yang
PENYAYANG AKAN
DISAYANG, barang siapa
pendiam tentu akan
selamat dari berkata yang
mengandung racun, dan
barang siapa yang tidak bisa
menahan lidahnya dari
berkata kotor tentulah
akan menyesal.

27. Hai anakku ;
BERGAULLAH RAPAT
engkau dengan orang
ULAMA dan ILMUWAN,
perhatikan lah nasihat dan
perkataanya karena
sesungguhnya sejuklah hati
ini mendengarkan
nasihatnya hiduplah hati ini
dengan cahaya hikmah dari
mutiara kata-katanya
bagaikan tanah yang subur
tersiram air hujan.

28. Hai anakku ; AMBILLAH
DUNIA SEKEDAR
KEPERLUANMU, dan
nafkahkanlah yang
selebihnya untuk bekal
akhiratmu. Janganlah kau
tendang dunia ini ke
keranjang sampah karena
nanti engkau akan menjadi
pengemis yang membuat
beban orang lain.
Sebaliknya jangan engkau
peluk dunia ini serta
merengguk habis airnya
karena sesungguhnya yang
engkau makan dan pakai
itu adalah tanah belaka.


.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar